Mohon tunggu...
Naomi Zakina
Naomi Zakina Mohon Tunggu... -

pwk ITS 2014

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Penyusunan RTBL Kota Pusaka Wonosobo

14 Desember 2017   12:03 Diperbarui: 14 Desember 2017   12:27 1745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Pusaka adalah kawasan yang memiliki kawasan cagar budaya dan/atau bangunan cagar budaya yang bernilai penting bagi kawasan tersebut dan menerapkan kegiatan penataan dan pelestarian pusaka sebagai strategi utama pengembangannya (Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2015). Nilai budaya yang dimaksud dapat berupa nilai fisik seperti bangunan dan/atau non fisik seperti nilai sejarah, estetika, sains, sosial dan spiritual.

Wonosobo merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang ditunjuk pemerintah sebagai Kota Pusaka. Wonosobo memiliki rantai sejarah kepusakaan yang panjang bemula dari daerah Di-Hyangatau Dieng dimana pusat pemerintahan pemerintah Kerajaan Mataram Kuno Dinasti Sanjaya hingga pembentukan Kabupaten Wonosobo beserta pemindahan pusat pemerintahannya. Tak hanya itu, warisan alam dan budaya seperti upacara ruwat rambut gimbal, Tari Lengger, Bukit Sikunir, Telaga Cebong, Telaga Warna, Telaga Pengilon dan Telaga Menjer menjadi nilai tambah Wonosobo sebagai Kota Pusaka.

https://wisatadieng.net
https://wisatadieng.net
Sumber: http://www.antaranews.com, 2014
Sumber: http://www.antaranews.com, 2014
Gambar1 Nilai Pusaka Wonosobo;

(a) Telaga Warna; (b) Tari Lengger; (c) Upacara Ruwat Rambut Gimbal

Dalam Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) terdapat beberapa tahapan yang harus ditempuh untuk mewujudkan pelestarian kawasan cagar budaya yaitu, pengajuan proposal komitmen, penyusunan RAKP, penandatanganan perjanjian komitmen Kota Pusaka, penyusunan RTBL, penyusunan rencana teknis, pembangunan fisik dan replikasi serta upscalling. Pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai RTBL Kota Pusaka Wonosobo.

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan sebuah dokumen panduan rancang bangun suatu kawasan yang disusun untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan. Berbeda dengan penyusunan RTBL pada umumnya, dalam penyusunan RTBL Kota Pusaka Wonosobo digunakan pendekatan Heritage Urban Lanscape(HUL). Pendekatan ini menganggap keanekaragaman budaya dan kreativitas sebagai modal utama bagi pembangunan manusia, sosial dan ekonomi. Melalui berbagai pertimbangan signifikansi nilai pusaka, didapatkan lokasi perencanaan Kota Pusaka di Desa Sembungan.

Proses penyusunan rencana dimulai pada tahap pengumpulan data yang dilakukan dengan dua cara yaitu, survey primer dan survey sekunder. Teknik pengumpulan data primer yang ditempuh meliputi metode pengamatan langsung terhadap kondisi kawasan perencanaan, metode wawancara, dan FGD. Peserta yang terlibat dalam proses FGD antara lain Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum dan komunitas masyarakat pegiat sejarah Wonosobo.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi

Gambar2 Proses Survey Primer

(a) Survey bangunan; (b) Pelaksanaan Upacara Ruwat Rambut Gimbal; (c) FGD

Sumber : Penulis, 2017

Survey sekunder dilakukan dengan mengkaji informasi dalam dokumen instansional maupun dokumen ilmiah yang memuat tentang Sejarah Wonosobo khususnya Desa Sembungan. Dokumen tersebut antara lain RTRW Jawa Tengah, RTRW Kota Wonosobo, RDTRK Kota Wonosobo, RTBL Kota Wonosobo 2011-2021, Citra Satelit -- Google Earth, studi sejarah Wonosobo dan lain sebagainya. Dari data sekunder tersebut didapatkan justifikasi signifikansi nilai pusaka, arahan dan batasan pembangunan, serta kondisi eksisiting kawasan perencanaan.

Kemudian dilanjutkan dengan pengolahan dan analisis data. Analisis kawasan perencanaan dilakukan dengan menganalisis perkembangan sosial-kependudukan, prospek pertumbuhan ekonomi, daya dukung fisik dan lingkungan, aspek legal konsolidasi lahan perencanaan, daya dukung prasarana dan fasilitas lingkungan dan kajian aspek signifikasnsi historis kawasan.

Dalam perencanaan RTBL Kota Pusaka Wonosobo, Desa Sembungan diarahkan menjadi lokasi wisata yang memiliki daya tarik lanskap alam dan kegiatan wisata Golden Sunrise di Bukit Sikunir. Pembangunan desa tertinggi Pulau Jawa tersebut difokuskan pada penataan lingkungan permukiman, penataan area disekitar Telaga Cebong, penyediaan akses dan pendukung wisata, perbaikan bangunan, dan pemberdayaan masyarakat.

Luaran dari rencana ini berupa pembangunan dan pelestarian cagar budaya melalui perencanaan teknis atau Detail Engineering Desain(DED) yang akan dilaksanakan pada tahun 2018 mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun