Â
Turi.
Ia salah satu mahasiswi UKSW prodi Ilmu Komunikasi, yang mau membagi pengalamannya tentang beasiswa dan proses untuk mendapatkan beasiswa tersebut.
Ia mendapatkan beasiswa sejak masih duduk dibangku Sekolah Dasar sampai kuliah sekarang ini, dan beasiswa tersebut berasal dari yayasan Comppasion. Ia mengetahui beasiswa dan yayasan tersebut dari pengumuman yang ada di gereja.
Syarat untuk mendapatkan beasiswa tersebut yaitu; bergabung atau masuk PPA (Pusat Pengembangan Anak), rajin beribadah di gereja dan melayani Tuhan. Selain itu juga melalui proses seleksi, yang dilihat dari sisi perekonomian keluarga dan tidak semua pendaftar dapat diterima.
Besar beasiswa yang Turi dapatkan berbeda ketika ia masih sekolah dan kuliah.
Ketika sekolah, ia hanya membayar 20% per bulan yang berarti ia mendapat beasiswa 80% dari yayasan. Sedangkan ketika kuliah ia mendapatkan U$ 1.500 (senilai Rp 20.664.000), yang didapatkan hanya sekali dan beasiswa ini didapatkan dari program CIV (program khusus kuliah).
Demi ikut CIV, Turi harus mendapatkan nilai kuliah yang bagus (IPS dan IPK tidak turun) dan aktif di gereja. Serta ia juga harus rajin memberi laporan kegiatan kuliah dan gereja, ketika sudah mengikuti program CIV.
Selama mendapatkan atau bergabung dengan Compassion, menurut Turi yang menjadi ujung tombak untuk mendapatkan beasiswa tersebut adalah PPA. Di PPA ia mendapatkan sponsor (orang tua angkat) yang belum pernah ia temui.
Sponsor Compassion berasal dari seluruh belahan bumi.
Sponsor tersebut memilih anak-anak PPA dari foto yang diberi Compassion kepada calon sponsor. Anak-anak PPA sering mendapatkan hadiah dan surat dari sponsornya.
Menurut Turi, sponsor yayasan dan sponsor anak-anak PPA berbeda. Belum tentu sponsor yayasan (perorangan atau perusahaan) mau menjadi sponsor (orang tua angkat) anak-anak PPA. Beasiswa yang didapatkan Turi berasal dari sponsor yang ada di seluruh belahan bumi, sedangkan hadiah dan surat yang diterima Turi berasal dari sponsor (orang tua angkat).
Selain mendapatkan beasiswa dan sponsor (orang tua angkat), Turi juga mendapatkan keuntungan lain. Ia mendapatkan banyak hal yang tidak didapatkan di sekolah. Kerohaniannya semakin bertumbuh (di charge), rajin melayani Tuhan, lebih bisa menghargai jerih payah, bisa meng-handle orang lain, dll. Ia sangat bersyukur walaupun menjadi anak yayasan, karena ia mendapatkan apa yang orang lain tidak dapatkan seperti jalan-jalan yang ditanggung oleh sponsor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H