Mohon tunggu...
Naomi Naibaho
Naomi Naibaho Mohon Tunggu... Lainnya - Simply a regular woman who loves to write sometimes

Fun Fearless Female

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Hai Kamu yang Manis

10 September 2016   00:28 Diperbarui: 10 September 2016   01:46 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai kamu yang manis, yang sedang lelap tertidur. Kupandangi wajahmu dengan cermat, kudapati terlalu banyak cinta di sana. Wajah yang penuh kebahagiaan dan menawarkan kedamaian yang tak terhingga. 

Hembusan halus nafasmu terdengar seperti nyanyian jutaan malaikat. Begitu lembut dan merdu. Dengan irama yang teratur membuai aku dalam rasa yang teramat nyaman.

Hai kamu yang manis, yang sedang tertidur pulas. Kudapati rangkaian senyum di wajahmu. Senyum bahagia yang mencolek perasaanku. Rasa ingin tahuku. Apakah yang sedang kau impikan? Memimpikan bermain bersama teman - teman? Memimpikan menonton film kartun kesukaanmu? Memimpikan menyantap makanan favoritmu? Ah....aku harap kamu sedang bermimpi tentang kita berdua. Bercanda bersama dan saling menyayang.

Kubelai lembut rambutmu, kukecup pelan pipi dan dahimu dan kubisikkan sebuah doa kecil ditelingamu. Doa dan harapan tentang segala kebaikan yang akan menghujanimu, kepandaian yang melekat padamu, kebijakan yang selalu bersanding denganmu, kemurahan hati yang selalu kau genggam erat dan hati yang tak pernah berpaling dari Tuhan. 

Hai kamu yang sedang serius di alam mimpi sana. Kudekap erat tubuhmu dengan lembut dan kuselimuti engkau dengan cinta dan sayangku. Sambil kuberbisik mengingatkanmu, untuk tidak pernah melupakan cintaku. Tak pernah aku lelah berdoa untukmu, untuk masa depanmu. Bukan harta benda atau kemewahan yang akan aku tinggalkan, tapi petuah yang tak pernah lekang dimakan waktu dan iman yang tak pernah ragu. Simpanlah itu baik-baik, jangan biarkan itu hilang dan berlalu meninggalkanmu. 

Hai kamu yang manis yang selalu jadi belahan hatiku, ingatlah bahwa waktu pasti berjalan, hari terus berputar, banyak hal yang akan berubah. Namun semua itu tak akan pernah bisa merubah rasa sayang dan kasihku kepadamu.

Kelak jadilah kau manusia yang baik, berahlak dan berhati lembut, tegar menghadapi kehidupan, bijaksana dalam mengambil keputusan, berani menghadapi kenyataan, tak ragu melewati segala tantangan dan selalu mengindahkan Tuhan dan ajaranNya. Kasih sayang dan cintaku akan selalu tinggal denganmu selamanya, walau tidak demikian dengan ragaku. 

Hai kamu yang manis yang sedang tertidur lelap, betapa aku menyayangimu dan bersyukurnya aku telah terpilih untuk melahirkanmu di muka bumi ini. 

Selamat tidur... sampai jumpa di alam mimpi.

10092016;0023
Untuk anakku tersayang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun