: Teruntuk pejuang tangguh dalam hidup
Sore ini
Daun-daun gugur
Dan aku melihat gugur daun itu dari ujung mataku
Semilir angin meniupkan kembali memori itu
dalam sayup-sayup kesepianku
Seonggok batang yang selalu menopang dedaun dan bunga itu laksana ayahku
Wajahmu itu terbayang dalam langkahku
Peluhmu adalah asaku
Dan aku pilu tak melihatmu
Mengayun langkah demi buah hatimu
yang jauh dari matamu
Ayahku..
Lalu aku terdiam menatap sebuah memori yang kaucipta dan kudamba
Sejuta cinta batang untuk menopang dedaun
mengalir di sungai syahdu
Aku tak mampu menahan sungai yang melebar dipipiku
Ayahku..
Kumimpikan lagi jemari yang selalu mengusap rambut hitamku
Demi cinta yang kuluhurkan darimu
Janji apa yang mampu membalas ketulusanmu?
Pedih dalam sanubariku
Cintamu tak mampu mengubur rinduku
Kusimpan dan tak hilang
Namun tak mampu kutahan untuk tak kutatap dalam-dalam
Ayahku..
Dedaun yang kau topang akan menumbuhkan sejuta kembang
Kuharap kau mampu mencium harum kembang
yang ditumbuhkan putri kecilmu yang merindu
sejuta kenangan yang kau cipta
Surakarta, 22 Juli 2015
Venansya Maulina Praba
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H