Siapa hayo yang tak kenal dengan petak umpet? Permainan legendaris di berbagai belahan dunia ini masih eksis dan digemari di kalangan anak-anak. Di beberapa daerah, sering dijumpai anak-anak bahkan remaja tanggung masih memainkan permainan ini, entah di halaman, alam terbuka, atau di dalam rumah. Kenyataannya, di era digital ini, permainan tradisional telah tergantikan oleh game modern terobosan piranti-piranti canggih zaman now. Namun, petak umpet mampu bertahan.
Petak umpet masih menjadi primadona karena petak umpet mudah dimainkan tanpa membutuhkan alat apapun. Permainan ini dimainkan oleh beberapa orang, minimal dua orang dan akan lebih menyenangkan jika lebih banyak lagi yang memainkannya.Â
Di dalam petak umpet salah satu anak menjadi penjaga dan yang lainnya bersembunyi. Tugas penjaga adalah menutup mata di tempat yang dijadikan markas lalu mencari pemain lainnya. Selain itu, si penjaga harus menjaga markasnya supaya pemain lain tidak mencapai markasnya. Tempat yang biasanya dijadikan markas adalah tembok, pohon, tiang, pintu, dan lain sebagainya.
Permainan tradisional yang satu ini dapat dimainkan kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa saja baik laki-laki maupun perempuan. Pada zaman dahulu, permainan ini dimainkan saat malam bulan purnama. Sementara itu, saat ini, petak umpet lebih sering dimainkan pada saat siang hari. Dan seperti yang telah disebutkan di atas, petak umpet dapat dimainkan di luar atau di dalam ruangan asalkan tempatnya cukup luas dan memiliki tempat yang dapat dijadikan tempat persembunyian.
Bagaimana Cara Memainkannya?
Meskipun aturannya berbeda-beda di setiap daerah, petak umpet tetap diawali dengan menentukan satu orang pemain sebagai penjaga. Cara menentukannya biasanya dengan hompipah atau ping sut. Selepas itu, siapa yang kalah dialah yang menjadi penjaga. Si penjaga harus menghitung dari satu sampai sepuluh atau lebih dari itu, sesuai undian yang telah ia ambil.Â
Ketika si penjaga menghitung di markasnya, pemain lain harus menemukan tempat persembunyian secepat-cepatnya. Apabila sampai hitungan terakhir si pemain belum menemukan tempat persembunyian atau masih terlihat oleh si penjaga, maka si pemain dianggap sudah ditemukan oleh si penjaga.
Pada saat hitungan telah selesai, si penjaga harus mencari pemain lain yang bersembunyi, sedangkan pemain yang bersembunyi harus cepat-cepat keluar dari persembunyian untuk mencapai markas tanpa sepengetahuan si penjaga. Ketika si penjaga telah menemukan pemain yang bersembunyi, maka si pemain dan si penjaga harus berlari secepat mungkin agar sampai di markas terlebih dahulu.Â
Jika si penjaga yang sampai di markas terlebih dahulu, ia harus menepuk markas sambil meneriakkan nama si pemain dan si pemain tertangkap sudah. Tetapi, jika si pemain yang sampai terlebih dahulu, ia harus menepuk markas sembari meneriakkan suatu isyarat yang sudah disepakati para pemain petak umpet bahwa ia sudah lolos.
Setelah semua pemain keluar dari persembunyiannya, pemain yang tertangkap harus diundi untuk menentukan siapa yang harus berjaga selanjutnya. Cara mengundinya pun bermacam-macam pula.Â
Ada yang menggunakan cara biasa dengan hompipah atau pingsut. Ada yang menjadikan pemain terakhir yang ditemukan sebagai penjaga. Ada yang mengundi dengan cara si penjaga menutup mata sementara pemain-pemain yang telah tertangkap berbaris di belakangnya, kemudian si penjaga memilih secara acak pemain di baris berapa yang harus menjadi penjaga selanjutnya.
Manfaat Bagi Kesehatan
Di balik alasan diciptakannya permainan tradisional, sejatinya, ada banyak manfaat  bagi anak-anak. Petak umpet sendiri dapat melatih kekompakan dan koordinasi di antara anak-anak. Rasa kekeluargaan dan persahabatan di antara mereka semakin kuat.Â
Tak hanya itu, petak umpet juga berdampak positif bagi kesehatan anak-anak. Anak-anak harus berjalan dan berlari saat bermain petak umpet, dengan kata lain mereka telah berolahraga sehingga tubuh lebih sehat dan bugar.Â
Permainan legendaris ini juga mengajarkan kejujuran, sportifitas, ketangkasan, kreativitas, kejelian, dan kecermatan. Dari beberapa manfaat tersebut, tak ayal petak umpet digemari anak-anak di berbagai belahan dunia dan populer di semua kalangan.
Venansya Maulina Praba
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H