Mohon tunggu...
Nansi
Nansi Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Hidup supaya bermanfaat buat orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

15 April 2023   12:32 Diperbarui: 15 April 2023   12:38 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Bagaimana Filosofi dari Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Adapun Filosofi Pratap Triloka khususnya ing ngarso sung tuladha memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. KHD berpandangan bahwa sebagai seorang guru, itu harus memberikan tauladan atau contoh praktik baik kepada murid.Dalam setiap pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madyo mangun karsa dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani. Artinya dari belakang hendaknya memberikan dukungan. Intinya kita sebagai seorang guru harus bia memberikan dukungan, arahan dan bimbingan kepada para siswa. Guru bertugas menyemangati siswa.

Sebagai seorang guru dalam mendukung kreatifitas siswa serta menggali potensinya kita harus mengambil keputusan yang bertanggung jawab dengan berlandaskan kepada 4 paradigma, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 tahap pengambilan keputusan agar mereka meraih merdeka belajar untuk mewujudkan profil pelajar pancasila.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Adalah setiap guru seharusnya memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya.Nilai-nilai positif yang mampu mempengaruhi dirinya untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Nilai-nilai yang akan membimbing dan mendorong pendidik untuk mengambil keputusan yang tepat dan benar. Nilai-nilai positif tersebut seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika kita berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang secara logika dan rasa keduanya benar, berada situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar.

Keputusan tepat yang diambil tersebut merupakan buah dari nilai-nilai positif yang dipegang teguh dan dijalankan oleh kita. Nilai-nilai positif akan mengarahkan kita mengambil keputusan dengan resiko yang sekecil-kecilnya. Keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan keberpihakan pada peserta didik.

Prinsip -- prinsip yang mendasari seseorang dalam mengambil keputusn yaitu :

a. Berpikir berbasis hasil akhir ( End based thinking)

b. Berpikir berbasis peraturan ( Rule based thinking)

c. Berpikir berbasis rasa perduli (Care based thinking)

Dalam setiap pengambilan keputusan yang kita ambil aka nada konsekuensi yang mengikuti serta keputusan berdasarkan nilai kebajikan universal yang berpihak kepada siswa.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

3. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Bahwa Coaching adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apabila dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil.

Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping praktik dan fasilitator telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal dan apakah keputusan yang saya ambil tersebut akan dapat saya pertanggung jawabkan.

TIRTA merupakan model coaching yang dikembangkan dengan semangat merdeka belajar.Model TIRTA menuntut guru untuk memiliki keterampilan mengingat tujuan coaching, yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. TIRTA adalah satu model coaching yang diperkenalkan dalam Program Pendidikan Guru Penggerak saat ini.TIRTA dikembangkan dari Model GROW. GROW adalah akronim dari Goal, Reality, Options dan Will.

Goal (Tujuan): coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari sesi coaching ini,

Reality (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee,

Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi.

Will (Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.TIRTA akronim dari :

      T : Tujuan

      I : Identifikasi

      R : Rencana aksi

     TA: Tanggung jawab

Dok. pribadi
Dok. pribadi

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusankhususnya masalah dilema etika  ?

Karena tugas kita sebagai seorang pendidik, kita harus mampu menjembatani perbedaan minat dan gaya belajar murid di kelas sehingga dalam proses pembelajaran murid mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai profil belajar mereka masing-masing. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan yang tepat agar seluruh kepentingan murid dapat terakomodir dengan baik.Kompetensi sosial dan emosional diperlukan agar guru dapat fokus memberikan pembelajaran dan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan bijak sehingga dapat mewujudkan merdeka belajar di kelas maupun di sekolah.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik ?

Dengan menerapkan Keberpihakan dan mengutamakan kepentingan murid dapat tercipta dari tangan pendidik yang mampu membuat solusi tepat dari setiap permasalahan yang terjadi.Pendidik yang mampu melihat permasalahan dari berbagai kaca mata dan pendidik yang dengan tepat mampu membedakan apakah permasalahan yang dihadapi termasuk dilema etika ataukah bujukan moral.

Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Nilai-nilai yang dianutnya akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah keputusan. Jika nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan dan begitupun sebaliknya jika nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung hanya benar secara pribadi dan tidak sesuai harapan kebanyakan pihak.Kita tahu bahwa Nilai-nilai yang dianut oleh Guru Penggerak adalah reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada anak didik. Nilai-nilai tersebut akan mendorong guru untuk menentukan keputusan masalah moral atau etika yang tepat sasaran, benar dan meminimalisir kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang dapat merugikan semua pihak khususnya peserta didik.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman ?

Dalam melakukan Pengambilan keputusan yang tepat tekait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Adapun jawaban saya adalah iya, tantangan atau hambatan akan muncul karena masalah perubahan paradigma dan budaya sekolah yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun.Diantaranya adalah sistem yang kadang jika memaksa guru untuk memilih pilihan yang salah atau kurang tepat dan tidak berpihak kepada murid.Yang kedua tidak semua warga sekolah berkomitmen tinggi untuk menjalankan keputusan Bersama. Yang ketiga keputusan yang diambil kadang kala tanpa sepenuhnya melibatkan guru sehingga muncul banyak kendala-kendala dalam proses pelaksanaan pengambilan keputusan.

8. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Menurut pendapat saya, semua tergantung kepada keputusan seperti apa yang diambil, apabila keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid dalam hal ini tentang metode yang digunakan oleh guru, media dan sistem penilaian yang dilakukan yang sudah sesuai dengan kebutuhan murid, maka hal ini akan dapat memerdekakan murid dalam belajar dan pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya. Namun sebaliknya apabila keputusan tersebut tidak berpihak kepada murid, dalam hal metode, media, penilaian dan lain sebagainya maka kemerdekaan belajar murid hanya sebuah omong kosong belaka dan tentunya murid tidak akan dapat berkembang sesuai potensi dan kondratnya.

9. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Adalah seharusnya seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran melakukan pengambilan keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi oang-orang yang merdeka, kreatif , inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya.

Keputusan yang berpihak kepada murid haruslah melalui pertimbangan yang sangat akurat dimana dilakukan terlebih dahulu pemetaan terhadap minat belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid untuk kemudian dilakukan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

10. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat  mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

     

  Seorang pemimpin pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kehidupan dan masa depan murid-muridnya. Hal ini terutama terjadi karena seorang pemimpin pembelajaran sering kali harus mengambil keputusan penting yang akan berdampak pada pembelajaran dan perkembangan murid-muridnya.

Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran dapat mempengaruhi kehidupan dan masa depan murid-muridnya dengan cara-cara berikut:

1. Menentukan kurikulum dan materi pembelajaran

Seorang pemimpin pembelajaran memiliki peran dalam menentukan kurikulum dan materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada murid-muridnya. Keputusan yang diambil dalam hal ini akan mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan yang akan dimiliki oleh murid-muridnya di masa depan.

2. Menentukan metode pengajaran

Seorang pemimpin pembelajaran juga memiliki peran dalam menentukan metode pengajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Keputusan yang diambil dalam hal ini akan mempengaruhi cara belajar murid-muridnya dan keterampilan mereka dalam memecahkan masalah di masa depan.

3. Menentukan program pengembangan diri

Seorang pemimpin pembelajaran juga dapat mempengaruhi kehidupan dan masa depan murid-muridnya dengan menentukan program pengembangan diri yang akan disediakan untuk mereka. Keputusan yang diambil dalam hal ini akan mempengaruhi keterampilan sosial, kepemimpinan, dan kemampuan berpikir kritis murid-muridnya.

4. Memberikan dukungan dan bimbingan

Seorang pemimpin pembelajaran juga dapat memberikan dukungan dan bimbingan kepada murid-muridnya dalam menghadapi       tantangan dan kesulitan dalam proses belajar. Keputusan untuk memberikan dukungan dan bimbingan yang tepat dapat           mempengaruhi motivasi dan kepercayaan diri murid-muridnya, yang akan berdampak pada kehidupan dan masa depan mereka.

Dalam kesimpulannya, seorang pemimpin pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kehidupan dan masa depan murid-muridnya melalui keputusan yang diambil dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penting bagi seorang pemimpin pembelajaran untuk mempertimbangkan secara cermat setiap keputusan yang diambil dan memastikan bahwa keputusan tersebut akan berdampak positif pada kehidupan dan masa depan murid-muridnya.

11. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang didapat dari pembelajaran modul ini yang dikaitkan dengan modul-modul sebelumnya adalah :

Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran.

Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).

Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila.

Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar dalam membangun Pendidikan Indonesia yang lebih maju.

12. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Menutut pemahaman saya terhadap materi tentang konsep-konsep yang telah di pelajari di modul ini, yaitu: Penerapan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan keputusan sebagai langkah awal untuk menentukan apakah masalah tersebut merupakan delima etika atau bujukan moral. Sebuah kasus dikatakan dilema etika apabila (benar lawab benar), sedangkan dikatakan bujukan moral apabila (salah lawan benar). Hal-hal diluar dugaan saya, apabila sebuah kasus sudah dipahami sebagai pelanggaran hukum, maka langkah-langkah pengambilan keputusan tidaklah perlu dilanjutkan karena sudah melewati uji legal (hukum) yang menyatakan kasus tersebut adalah benar lawan salah (bujukan moral).

13. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Iya Pernah. Saat itu dilema etika yang saya alami berdasarkan paradigma individu lawan kelompok (individual vs community). Saat itu saya hanya mengandalkan keputusan hasil akhir yang sekiranya tidak merugikan kedua belah pihak. Setelah saya mempelajari modul ini, ternyata sebuah kasus delima etika perlu diselesaikan dengan langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan, agar apa yang diputuskan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik dan benar.

14. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Adapun setelah  saya mempelajari modul ini, dalam mengambil keputusan kita sebagai seorang guru tidak serta merta atas otoritas atau pandangan bahwa kita dapat mengontrol siswa secara penuh. Tetapi, keputusan yang kita ambil harus berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan, tanggung jawab, dan berpihak pada murid. Keputusan yang diambil dapat melalui langkah- langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam menyelesaikan kasus-kasus tersebut

15. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Saya beranggapan ini sangatlah penting mempelajari modul ini sebagai seorang pemimpin, di mana sebuah keputusan yang diambil harus berdasarkan beberapa pertimbangan sehingga keputusan yang ada dapat dipertanggungjawabkan dan tidak salah langkah atau bahkan merugikan salah satu pihak, yang justru akan menimbulkan kekacauan. Dengan mempeljari modul ini, diharapkan setiap keputusan yang diambil adalah langkah paling bijaksana dan yang terbaik untuk kedepanya.

Semoga Bermamfaat Untuk Menambah Pengetahuan Kita Terima Kasih, Salam Guru Hebat

Nansi Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kota Samarinnda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun