Mohon tunggu...
Nansi Martina Adisti
Nansi Martina Adisti Mohon Tunggu... -

one of a kind

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

“We, Our Family and Superheroes”

4 Desember 2013   20:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:19 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_281968" align="aligncenter" width="480" caption="*sumber: http://nicholasproductiongroup.com"][/caption]

Di tengah maraknya isu kondomisasi, seks bebas, perselingkuhan dan Sexual harassment, mau tidak mau saya merasa ngilu di dada.

Saya melihat hal itu bisa terjadi pada saya atau anda, siapapun, atau dimanapun kita. Apa yang akan kita perbuat kalau tahu ayah kita berselingkuh? Apa yang akan seorang ibu rasakan ketika anak gadisnya pulang dan sudah hamil tujuh bulan? Apa yang seorang anak perempuan rasakan ketika pertama kali, apa yang ia percayakan pada dunia tidak lagi sama. Keluargalah yang pertama kali terluka, ketika anggotanya disakiti, dibodohi, atau justru menjadi penjahatnya. Ah..betapa sembilunya..

Sebuah film berjudul ‘Trust’ (2010) karya David Schwimmer, tentang seorang gadis remaja baik baik yang menjadi korban pemerkosaan halus dari seorang pria yang dia kenal di internet, menceritakan bagaimana ‘chaos’nya sebuah keluarga yang sebelumnya adem ayem. Sang ayah begitu geram dengan si penjahat, namun di satu sisi merasa patah hati demi melihat bukti bukti bahwa anak gadisnya dengan lugunya menanggapi obrolan “mesra” di internet dengan si pelaku.

Ketika sang anak gadis yang kebingungan justru “dihakimi” di lingkungannya, dipermalukan dengan foto foto di sosial media, dan menjadi bahan olok olok, akhirnya ia melakukan percobaan bunuh diri. Adegan yang menohok jantung saya adalah saat sang gadis bangun di pagi harinya, usai insiden yang hampir merenggut nyawanya. Sang ayah berkata dengan penuh kejujuran;

“I remember, You just had this--trust--in things, people, the world. It was who you were. No fear. God, I loved that. I was so proud of it. I envied it. And I was so afraid that you'd lose it as you grew up. That confidence. That faith. But you didn't. And then I failed you. It was my job to make sure you didn't lose it. To keep you safe. What am I if I can't protect you? And to see you lose that confidence. I don't know if you can ever forgive me, Annie. I really don't know if you should. But I'm sorry..”

Hal terburuk yang direnggut kehidupan dari anak anak adalah kepercayaan bahwa semua hal baik, dan bahwa semua orang juga baik. Satu hal yang pasti, yang juga diamini oleh film ini adalah, kita tidak dapat selalu berada di sisi orang orang yang kita cintai. Kita tidak bisa melindunginya 24 jam sehari, sekokoh apapun bentuk kontrol atau perlindungan yang kita usahakan. Kita sudah berusaha hidup dengan sedemikian baik menurut kita. kita baik kok dengan tetangga dan teman kerja, anak anak kita beri pendidikan yang mahal dan paling bagus. Kok ya bisa bisanyaa..Semua bisa terjadi, tapi apapun itu, satu hal yang dapat kita pastikan adalah berada disana untuk satu sama lain.

Melindungi keluarga kita, adalah juga berarti menjadi garda depan untuknya di situasi sesulit apapun. Saat itulah kita masing masing harus jadi superhero. Berani minta maaf dan memaafkan, menjadi kuat dan menguatkan, dan sedikit demi sedikit memperbaiki apa yang rusak dengan segenap kemampuan dan harapan.

Sebenarnya masing masing kita bisa menjelma menjadi superhero setiap harinya.

Ketika kita menghantar suami dan anak anak bekerja, mempersiapkan segala hal yang mereka butuhkan dan mendoakannya, itu superhero.

Ketika seorang suami menghindari ajakan ke klub malam , karena ingat anak dan istri dirumah, itu superhero.

Ketika orang tua, masih sempat menjadi tempat curhat anaknya, secapek apapun kerja di kantor, itu superhero.

Dan banyak hal hal kecil yang bisa kita lakukan untuk melindungi keluarga kita, yang membuat kita menjadi superhero setiap harinya. Hal sederhana yang luput, karena mungkin kita sibuk mencerca daripada menjaga.

Selamat menjadi superhero pak..bu..

Live well..love well..

nancy

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun