Mohon tunggu...
Alpha Centauri
Alpha Centauri Mohon Tunggu... Atlet - AllahYuftahAlaikum

Nafi'un Li Ghairihi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

SAMPIT, Metode Baru Pengenalan dan Pengamalan Pancasila untuk Anak-anak yang Menyenangkan

29 November 2019   07:21 Diperbarui: 29 November 2019   12:00 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minggu (24/11/2019) Keceriaan, Antusias, dan perhatian anak-anak terhadap kegiatan kelompok pengabdian melalui metode sampit/ Nia Hariwiyanti

 

"gak mau pulang kak, maunya belajar" celetuk salah satu anak yang tergabung dalam LPAN Griya Baca Malang. Apa yang terjadi? Disaat anak-anak dimanjakan dengan rebahan, dipusingkan dengan 'keambyarannya', serta asyiknya menonton senja namun anak-anak yang tergabung dalam LPAN Griya Baca justru antusias mengikuti kegiatan sosialisasi pengenalan Identitas Nasional dan pengamalan Pancasila. 

Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang ini mengusung metode yang dinamai "SAMPIT" yang artinya Santai, Aktif, Menyenangkan, Peduli, Inovatif, dan Terampil ini benar-benar membuat anak-anak yang tergabung dalam Komunitas LPAN Griya Baca merasa sangat senang dan lebih mengenal Pancasila. 

Kegiatan yang berlangsung di salah satu balkon Sarinah Plaza yang berada di Jalan Merdeka Utara, Kota Malang ini diikuti oleh kurang lebih 22 anak. Kegiatan ini tidak hanya menyajikan materi-materi yang sifatnya tekstual layaknya di sekolah, kegiatan ini menyajikan cara lain dalam mengenalkan dan membimbing pengamalan Pancasila serta Identitas Nasional dalam kehidupan sehari-hari.

Minggu (24/11/2019) Keceriaan, antusias, dan perhatian anak-anak tergambarkan dalam sesi dongeng./ Nurrotun.N.I
Minggu (24/11/2019) Keceriaan, antusias, dan perhatian anak-anak tergambarkan dalam sesi dongeng./ Nurrotun.N.I

LPAN Griya Baca LPAN Griya baca merupakan pemberdayaan anak negeri yang bersifat social independence. Pada Februari 2007 Lembaga Pemberdayaan Anak Negeri "Griya Baca" ini memiliki nama Lembaga Pemberdayaan Anak Jalanan, sebab dahulunya Lembaga Pemberdayaan Anak Jalanan "Griya Baca" ini hanya membina anak-anak jalanan yang sering kali berada di Alun-alun Kota Malang.

Tetapi, lambat laun Lembaga Pemberdayaan Anak Jalanan "Griya Baca"ini membuka pemberdayaan untuk anak-anak umum sehingga pada April 2013 berubah nama mejadi Lembaga Pemberdayaan Anak Negeri "Griya Baca" (Wijayanti, 2019). Lembaga ini secara resmi legalitasnya diakui oleh pemerintah berdasarkan akte notaris Faisal A. Weber, SH No. 11 pada tanggal 9 Februari 2007 dan akte notaris Sulasiyah Amini, S.H No. 89 pada tanggal 26 april 2013.

Kerjasama dalam pelaksanaan kegiatan ini juga merupakan salah satu perwujudan visi dan misi dari lembaga yang didirikan 12 tahun silam tepatnya pada tanggal 8 Oktober 2006, dengan mengusung visi membentuk anak negeri menjadi generasi yang mempunyai kompetensi diri, berakhlaq dan mempunyai self awarness yang tinggi dalam merubah keadaan menjadi kehidupan yang lebih baik.

Lembaga Pengabdian Anak Negeri (LPAN) Griya Baca memiliki prioritas dalam pengembangan lifeskill anak jalanan, peningkatan mental building wirausaha pada anak jalanan, dan pengembangan religiusitas anak jalanan, maka untuk mewujudkan visi serta prioritas program kerja kebhaktian serta dalam rangka mengenalkan dan membimbing pengamalan Pancasila serta Identitas Nasional dalam kehidupan sehari-hari dirancanglah kegiatan pengabdian ini.

Rangkaian kegiatan dimulai dari sambutan dari ketua LPAN Griya Baca atas nama Ibu Tri Wijayanti, S.E., kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh ketua kelompok sekaligus sesi perkenalan dari masing-masing mahasiswa yang menjadi anggota kelompok dalam kegiatan sosialisasi ini, kemudian berlanjut dengan penyampaian tujuan kegiatan.

Kegiatan inti dimulai dengan permainan uji konsentrasi serta untuk 'membakar' semangat anak-anak lalu dilanjutkan dengan materi tentang Identitas Nasional (Pancasila, Bahasa Indonesia, Lagu Kebangsaan, dan Hari-Hari Besar Nasional) yang disampaikan menggunakan metode Santai, Aktif, Menyenangkan, Peduli, Inovatif, dan Terampil (SAMPIT). 

Selain penggunaan metode SAMPIT, kegiatan ini juga memanfaatkan media seperti boneka tangan. Di sela-sela penyampaian materi, anak-anak coba dikenalkan kembali dengan permainan tradisional, kemudian anak-anak juga diajak melakukan games untuk meningkatkan dan mengembalikan konsentrasi sehingga mereka merasa senang meskipun dalam kondisi sedang belajar. Kegiatan diakhiri dengan penganugerahan Raja dan Ratu bagi anak-anak yang dinilai paling antusias dan paling cepat tanggap.

foto bersama anak-anak jalanan yang tergabung dalam LPAN Griya Baca/ M.oh..Fadllil Adhim  
foto bersama anak-anak jalanan yang tergabung dalam LPAN Griya Baca/ M.oh..Fadllil Adhim  

Kegiatan ini tentu menjadi 'angin segar' terutama bagi anak-anak jalanan yang tergabung dalam LPAN Griya Baca, kegiatan ini juga merupakan wujud pengamalan pengetahuan bagi mahasiswa yang sering dieluh-eluhkan sebagai agent of change dalam kehidupan bermasyarakat.

Terbukti anak-anak merasa sangat senang dengan kehadiran kegiatan pengabdian ini yang membantu mereka mendapat fasilitas untuk mengakses pengetahuan, membantu mereka menikmati kondisi pembelajaran yang menyenangkan serta membantu mereka untuk mengenal Identitas Nasional dan Pancasila.

Antusiasme anak-anak tergambarkan melalui pernyataan mereka diantaranya Zulfan (13) menyampaikan bahwa "kegiatan ini menyenangkan, awalnya saya males mau datang karena saya pikir pasti bosenin lawong isinya materi pelajaran eh gak taunya seru kakak-kakaknya juga baik sama pengertian terus nyampein materinya bikin seneng dan cepet paham" kemudian Zein (11) juga menyatakan "enak ya kalo belajarnya kayak gini, pengen belajar terus disini dan gak mau pulang". Kemudian Diva (12) juga menyatakan "seru kak, apalagi kepilih jadi Ratu alhamduillah".

Selain anak-anak, para mahasiswa yang melakukan kegiatan pengabdian ini juga merasakan kebahagiaan yang sama seperti anak-anak jalanan yang tergabung dalam LPAN Griya Baca seperti Maudy, (20) sebagai salah satu mahasiswa yang mengadakan pengabdian menjelaskan "kami melaksanakan kegiatan ini selain untuk mengajak anak-anak mengenal Pancasila dan belajar banyak hal tentang Bangsa ini, kami juga ingin membuat anak-anak belajar tapi mereka tidak merasa belajar".

Nani (19) sebagai ketua kelompok dan ketua pelaksana kegiatan, juga menyatakan "Kegiatan ini akan membantu anak-anak semakin mengenal jati dirinya dan diharapkan dari kegaiatan ini mereka akan menjadi pilar penyangga Bangsa ini". Tak lupa selepas kegiatan untuk mengabadikan momen dilakukan sesi foto bersama sembari menunjukkan kebahagiaan, keceriaan, serta keberhasilan jalannya kegiatan pengabdian ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun