      Dalam hal ini, penulis buku tersebut pun memberikan contoh dalam membekali guru agar siswa mereka meneladani cara-caranya, misalnya dengan cara aktif membaca, aktif melakukan evaluasi, gemar mengapresiasi, menyukai seni, dapat memberikan contoh yang berkaitan dengan kreativitas. Hal itu memang bukan sesuatu yang mudah. Namun, mengingat begitu pentingnya kreativitas bagi masa depan dunia pendidikan, mau tak mau guru seperti yang disampaikan penulis buku tersebut, mencoba melakukannya demi masa depan bangsa menuju lebih baik.
      Masih dari sumber yang sama, Getzels dan Jackson serta Edward dan taylor (2002: 34-35) menyampaikan bahwa siswa yang memiliki kemampuan kreativitas yang tinggi pada umumnya sama baiknya dalam mengerjakan tugas dengan mereka yang ber-IQ tinggi dalam hal achievement tes. Selanjutnya, Sund dalam sumber yang sama berpendapat bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dideteksi melalui ciri-ciri sebagai berikut: mempunyai hasrat ingin mengetahui, bersikap terbuka terhadap pengalaman baru, panjang akal, berkeinginan untuk menemukan dan meneliti, cenderung lebih tertantang mengerjakan tugas yang berat dan sulit, mempunyai cara berpikir yang fleksibel, cara berpikir yang bergairah, aktif, berdedikasi dalam tugas, menanggapi pertanyaan dan terbiasa menjawab pertanyaan lebih banyak.
      Dengan demikian, semakin banyak metode yang digunakan dalam menggali kreativitas, akan semakin luas pula peluang siswa dalam menghadapi persaingan hidup dalam masa mendatang. Mereka tidak akan berkecil hati meskipun di sekitarnya banyak yang memiliki privilege untuk meraih kemajuan. Dengan mengandalkan sisi kreatifnya, mereka akan gigih berjuang dan merasa sejajar dengan para pemilik privilege, hak istimewa yang tidak dimiliki semua orang entah memang tidak mampu atau tidak mau, tersebut. Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa siapa yang tidak mau maupun tidak mampu mendapatkan privilege, maka kreatiflah!
      
