Resensi Film
Kala Cinta Mampir di Hati Manusia dan VampirÂ
Sutradara          : Chaterine Hardwicke
Produser          : Wyck Goedfrey, Mark Morgan Mooradian
Penulis            : Melissa Rosenbarg
Pemeran          :Kristen Stewart, Robert Patisson, Asley Greeni, dan lain-lain
Tanggal peluncuran :12 Desember 2008 di Amerika Serikat
Bahasa            : Inggris
Penyunting        : Nancy
Durasi              :122 menit
Â
The Twilight Saga merupakan film pertama dari rangkaian Film Universe The Twilight Saga. Film ini dikonversi dari novel romantis karya Stephenie Meyer. Novel yang unik meskipun seolah mengekor kisah cinta terlarang antara Romeo dan Juliet atau kisah cinta terlarang yang melegendaris. Keunikannya tentu saja karena pemerannya adalah manusia dan vampire. Kisah cinta terlarang yang mengekor kisah Romeo dan Juliet seolah tak lekang oleh zaman dan dapat dimodifikasi dalam berbagai peran.
Kisah cinta tidak biasa ini diawali  ketika Bella Swan yang diperankan oleh Kristen Stewart mengikuti ayahnya yang bernama Charli Swan ke Forks dari Phoenix, Arizona. Kepindahan tersebut dilakukannya karena ibunya menikah lagi kemudian tinggal bersama suami barunya. Di sana, Bella cepat menjadi populer dan banyak mendapat perhatian dari teman-teman barunya di Forks High School.
Selanjutnya, Â ia mengenal Edward Cullen (Robert Patisson) seorang vampire vegetarian. Edward merupakan anak angkat keluarga Cullen di samping anak angkatnya yang lain yaitu Emmet, Rossalie, Jasper, dan Alice. Meskipun tidak saling memiliki hubungan darah, mereka sangat mirip dengan ketampanan dan kecantkkan yang luar biasa, selain anggun dan agak misterius. Keduanya pun jatuh cinta dan hubungan keduanya aman saja hingga suatu ketika terdapat vampire nomad dari suku lainnya, James, yang ingin memangsa Bella. Akan tetapi, keinginannya digagalkan oleh keluarga Cullen yang telah menganggap Bella sebagai keluarga.
Semula, sikap Edward sangat dingin dan menatap Bella dengan pandangan aneh sehingga Bella sempat merasa dibenci. Namun, setelah menghilang beberapa hari dari kelas biologi, ia kembali lagi dan mengubah sikap dinginnya menjadi lebih ramah. Bahkan Edward pun sempat menolong Bella yang nyaris tertabrak mobil. Mobil penabrak menampakkan lekukan yang sama dengan bahu Edward. Keanehan itu membuat Bella sempat menganggap Edward bukan manusia biasa. Mungkin ia sosok pahlawan sesuai dalam teori bahwa ia terkena radioaktfi atau kryptonite?
Akhirnya, keduanya saling jatuh cinta dengan mengabaikan keheranan seluruh warga sekolah, karena sebelum bertemu dengan Bella, Edward belum pernah berkencan dengan siapapun. Bella pun bergeming ketika menyadari bahwa Edward adalah keluarga vampire. Ia menerima seutuhnya panggilan cinta yang dirasa membelitnya serta menerima kenyataan akan perbedaan keduanya yang tidak biasa bagi manusia sekitarnya. Demikian pula dengan Edward yang berjuang menahan diri tidak mengisap darah Bella meskipun darah Bella menyulut dahaganya akan darah manusia. Bahkan ia berjuang agar Bella tetap selamat dan terlindungi saat bersamanya. Film ini pun berakhir happy, keduanya menikah dan memutuskan untuk bersama.
Siapakah Stephanie Meyer? Stephanie Meyer dari berbagai sumber adalah novelis Amerika Serikat yang lahir pada tahun 1973. Ia terkenal dengan Twilight Series Twilight, New Moon, Eclipse, dan Breaking dawn. Twilight, New Moon, dan Eclipse telah diproduksi sebagai film layar lebar, sementara itu Breaking Dawn telah dibuat dalam dua film. Karya Stephanie yang lain antara lain Midnight Sun, Twilight dari sudut pandang Edward Cullen.
Kelebihan film ini selain happy ending, juga mengingatkan penulis terhadap petikan puisi Khahlil Gibran, tentang cinta. ...
/Ketika cinta memanggilmu maka dekatilah dia walau jalannya terjal berliku. Jika cinta memelukmu maka dekaplah ia walau pedang dei sela-sela sayapnya melukaimu/
...
Cinta keduanya merupakan cinta terlarang karena tidak umum serta banyak perbedaan karena yang satu manusia sedangkan satunya lagi vampire. Meskipun demikian, cinta tersebut sangat indah dan tidak terlarang secara manusiawi, karena persatuan cinta mereka tidak menyakiti siapapun. Kisah cintanya pun tidak sama dengan kisah cinta terlarang pada umumnya yaitu berakhir unhappy. Kisah cinta yang selalu berakhir happy mengingatkan penulis kepada Cerita-Cerita Panji yang telah diakui UNESCO  sebagai warisan budaya Jawa, menandai perkembangan sastra Jawa yang tidak lagi dibayang-bayangi epos Ramayana dan Mahabharata dari india.
Hal yang paling diingat para penontonnya tentang film Twilight atau The Twilight Saga adalah pendeskripisan karakter vampire. Sebelumnya, sosok vampire selalu ditampilkan sebagai hantu menyeramkan, bukan? Akan tetapi, sosok Edward Cullen dan seluruh keluarga Cullen ditampilkan sebagai karakter ikonik yang tampan, cantik, selalu tampil modis dan keren. Daya tarik yang tidak biasa tersebut dapat mempermudah imajinasi penonton terhadap kisah cinta mereka, di samping karakter mereka yang tampak jelas untuk dipahami.
Kekurangannya, bagi penonton yang ingin mengetahui endingnya lebih jauh, akan kecewa karena endingnya terkesan menggantung. Hal ini dapat menyulut kekecewaan yang berlanjut menjadi kesal. Meskipun kekesalan tersebut dapat segera terobati dengan membaca lanjutannya. Film ini sukses mengiringi kesuksesan novelnya, dengan bukti kemampuannya meraih box office. Demikianlah film kisah cinta Bella dan Edward dalam  The Twilight Saga: New Moon, The Twilight Saga: Eclipse, The Twillight Saga: Breaking DawanÂ
kesatu dan kedua.Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H