Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Sepuluh Tipe Kepribadian Sulit

22 Desember 2020   22:04 Diperbarui: 22 Desember 2020   22:09 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Walaupun bukan bermaksud memberikan cara mengubah perilaku secara instan, melainkan merupakan solusi jangka panjang terhadap berbagai permasalahan manusia dalam menjalin hubungan, tulisan ini menarik juga untuk dibaca. Judulnya pun menarik yaitu Dealing with Difficult People.

Sebagai makhluk sosial,  kita memang harus selalu berinteraksi dengan sesama. Pada awal hubungan, jarang kita mengenali mereka. Bagaimanakah cara mereka dalam menghadapi masalah dan kesulitan akibat kelalaiannya? Bagaimanakah karakter dan komitmen mereka terhadap sebuah hubungan?

Pengenalan terhadap diri mereka akan berlangsung secara bertahap. Semula, hubungan terasa baik-baik saja, hingga pada suatu hari, tiba-tiba saja kita merasa tersandung akibat hubungan tersebut. Sandungan yang menyebabkan hubungan tidak lagi produktif dan sehat.

Nah,dari timbulnya masalah inilah bermula kita mengenal bahwa ada beberapa orang tertentu yang memang memiliki kepribadian sulit. Jika hal itu kita biarkan berlarut-larut, lama kelamaan bisa jadi, kita akan semakin bermasalah menghadapi mereka, bukan?

Oleh karena itu, pada awal tulisan ini, ada baiknya kita mengenal beberapa tipe kepribadian sulit sesuai dengan versi penulis buku berjudul Dealing with Difficult People, karya Dr. Rick Brinkman dan Dr. Rick Kirshner. 

Sebenarnya, kita tidak perlu merasa terbebani maupun terganggu dengan perilaku sulit mereka, demikianlan sepenggal pengantar buku itu. Kita bisa menjadi orang yang mudah mengerti mengapa mereka tumbuh menjadi manusia berkepribadian sulit? Dengan demikian, kita dapat mencoba menyesuaikan dalam arti mencoba mengubah sikap demi membuat masing-masing merasa nyaman.

Sesungguhnya, memang sangat sulit mencari alasan untuk menghindari orang-orang yang bagi kita, "berkepribadian sulit" tersebut. Mereka ada di sekitar kita dan bisa jadi, kita pun termasuk "berkepribadian sulit" bagi orang lain, tanpa kita sadari. 

Dengan demikian, yang kita lakukan memang bukan spontan menghindari, namun bisa mencoba memahami kemudian menolong, mendekati, barangkali masih bisa berkawan untuk hal-hal tertentu. 

Kecuali jika memang ia tidak dapat ditolong lagi karena semakin dicoba dipahami semakin manipulatif, tentu tidak ada salahnya jika kita ucapkan selamat tinggal. Bukankah menolong orang lain tidak berarti harus menghancurkan diri sendiri?

Dalam sebuah hubungan, agar berjalan lancar yang diperlukan memang adanya saling mengerti antara kedua belah pihak. Tatkala salah satu pihak, apalagi kedua belah pihak, sudah saling mengerti kelebihan dan kelemahan masing-masing, tentu untuk melanjutkan hubungan tersebut tidak akan banyak ditemui kesulitan. Yang merepotkan adalah apabila kedua belah pihak atau salah satu pihak, tidak pernah mau mengerti kewajibannya,  namun tidak pernah lupa menuntut hak-haknya.

Komunikasi memang bisa diibaratkan dengan nomor telepon. Jika satu nomor saja terlupakan, tentu kita tak akan pernah bisa berkomunikasi karena dapat dipastikan tidak akan "nyambung", bukan? 

Oleh karena itu, dalam berkomunikasi yang diibaratkan dengan nomor telepon tersebut, semua nomor yang diperlukan janganlah diabaikan. Tak satu nomor pun dapat dilupakan untuk ditekan agar komunikasi dapat tersambung, bahkan dapat terjalin dengan lancar.

Bagaimanakah orang-orang sulit menurut penulis buku tersebut? Orang-orang sulit adalah mereka yang membuat kita tidak tahan berdekatan dengan mereka akibat karakter yang kita anggap menjengkelkan, berperilaku yang tidak pernah kita harapkan, serta kita tidak tahu lagi harus bagaimana dalam menghadapinya?

Ada sepuluh tipe orang-orang sulit, tipe yang tidak selalu disukai dalam berinteraksi dengan orang lain. Setelah kita mengenal berbagai tipe tersebut, tentu ditindaklanjuti dengan strategi menghadapi mereka, serta dorongan apa yang membuat mereka berperilaku begitu? Dengan demikian, kita akan mencoba memahami mengapa mereka berperilaku seperti itu?

Perilaku bagaimana sajakah  yang termasuk dalam sepuluh besar karakter yang tidak disukai?  Secara umum, menurut Brinkman (2003:1-8) antara lain adalah Tipe Tank, Tipe Penembak Gelap, Tipe Granat, Tipe Serba Tahu, Tipe Sok Tahu, Tipe Penurut, Tipe Peragu, Tipe Pendiam, Tipe Penentang, dan Tipe Perengek.

 Itulah kesepuluh karakter yang dianggap berkepribadian sulit. Tipe yang telah dihimpun penulis buku tersebut. Dari sekian tipe, adakah yang sejenis dengan tipe diri kita? Hehe. Bukan masalah toh dalam buku tersebut terdapat solusi untuk mengatasinya. Sebelum sampai kepada pembahasan cara menghadapi dan mengatasi, marilah kita mengenal uraian tipe karakter tersebut satu persatu.

Tipe Tank ( The Tank). Tipe ini dikenal ambisius, kejam, keras, kuat dengan tingkat ketenangan dan akurasi laksana ahli bedah laser. Orang tipe ini menganggap hasil akhir adalah segalanya. Maka tidak mengherankan andaikan kita sedang berdiri di tengah jalan pun, kita tentu akan dilibas begitu saja.

Tipe Penembak Gelap (The Sniper). Tipe seperti ini culas. Mereka tidak akan menunjukkan kemarahan. Ia akan mencari titik kelemahan kita untuk dimanfaatkan kemudian dijatuhkan melalui berbagai cara misalnya sabotase, gosip, bahkan pelecehan.

Tipe Granat (The Grenade). Orang bertipe ini sangat mudah meledak-ledak dalam amarah dengan kondisi yang dialaminya. Kemarahannya sebagai tameng untuk dilemparkannya kepada orang lain, sehingga memunculkan berbagai praduga dalam hati orang lain.

Tipe Serba Tahu (The Know It All). Orang bertipe ini lebih dari 90% tahu segala hal.  Jika kita bertanya, tentu ia akan memberi tahu apa pun yang diketahuinya sampai berjam-jam. Walaupun demikian, ia tak sedikit pun mau mendengarkan ide kita yang dianggapnya lebih rendah darinya tentunya.

Tipe Sok Tahu(The Think-They-Know-It-All). Walaupun sesungguhnya ia tidak tahu banyak hal, ia tak akan memberikan kesan begitu. Yang perlu diwaspadai, jika maksud pembicaraannya tidak dapat dipahami, tentu akan menyesatkan,  dapat menjerumuskan kita kepada kesulitan, bahkan dapat membuat kita kehilangan kesempatan.

Tipe Penurut (The Yes Person). Orang bertipe ini akan dengan cepat menyetujui apa pun, namun lambat dalam menanggapi. Dengan demikian, ia mudah melanggar komitmen dan menghancurkan janji-janji yang telah diucapkannya akibat keinginannya menyenangkan orang lain dengan tulus, tapi tidak dapat memuaskan, akibat mudah menurut tanpa menyimak dampaknya. Kita akan sangat dikecewakan jika akhirnys ia ingkar janji,  terlebih jika keinginan kita berlawanan dengan ekspektasinya.

Tipe Peragu (The Maybe Person). Tatkala harus mengambil keputusan penting, tipe ini akan memutuskan dengan ragu-ragu sampai akhirnya terlambat. Akhirnya, keputusan tersebut datang dengan sendirinya. Kegagalannya sesungguhnya akibat kesalahannya karena  peragunya.

Tipe Pendiam (The Nothing Person). Kita tidak akan pernah tahu apa yang dilakukannya. Ia tidak akan mengatakan apa pun, tidak ada pendapat baik secara verbal maupun nonverbal.

Tipe Penentang (The No Person). Orang bertipe ini akan mengatakan bahwa warna keperakan pasti memiliki garis hitam di tepinya. Ia pun akan mengatakan bahwa dirinya bukanlah berpikiran negatif hanya mencoba realistis. Orang bertipe ini penuh dengan kemuraman serta pesimis sehingga seringkali membuat orang lain pun ikut terjerumus ke dalam keputusasaan.

Tipe Perengek (The Whiner). Tipe ini seolah tanpa hentinya seakan selalu berkubang dalam kesengsaraan dan terjebak dalam kemurungan. Ia suka menganggap tak ada sesuatu yang benar, semua salah. Ia pun menarik kita untuk ikut tenggelam ke dalam generalisasinya, bahwa tak ada satu pun yang benar. Ia akan terus berkata demikian sampai kita melakukan sesuatu.

Demikianlah kesepuluh tipe orang berkepribadian sulit dalam buku Dealing with Difficult People. Untuk  selanjutnya kita akan tiba pada bagaimana memahami dan memperbaiki hubungan dengan mereka yang kita anggap berkepribadian sulit tanpa disadarinya?

 Sesungguhnya,tidak ada alasan bagi kita menghindari mereka. Kecuali jika kekeraskepalaan mereka membuat kita tidak sanggup lagi, tentu tidak ada salahnya kita menghindari daripada kita malah terseret kepada kehancuran. Lagipula kita tidak wajib menyenangkan semua orang, bukan?

Bahan Bacaan

Brickman, Rick dan Rick Kirschner. 2003. Dealing with Difficult People. API (Aliansi Penerbit Independent)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun