Liburan semester ini kita ke mana? Pertanyaan yang selalu berulang bagi kelompok kami namun tidak pernah membosankan untuk dijalani, bukan? Sheryn menawari untuk berlibur di vila leluhurnya.
"Wah, angker nggak?" spontan pertanyaan itu meluncur begitu saja.
"Kalau itu yang Kamu tanyakan, bergantung sugesti deh," jawab Sheryn sambil seolah mengingat sesuatu.
"Vila itu ada penjaganya kan? Walaupun dibangun sejak zaman Belanda?" tanya Mita menatap Sheryn yang segera mengangguk.
"Mengapa kamu terdiam, Ryn?" tanyaku melihatnya masih melamun.
Ia pun duduk di sebelahku, satu-satunya tempat kosong yang ada. Setelah menghela napas sebentar, ia pun memulai bercerita.
"Dulu nenek buyutku memiliki sahabat yang berhutang kepadanya. Belum sempat dibayar, datanglah perang dunia kedua. Pisah deh mereka sampai puluhan tahun."
"Terus?" tanyaku.
"Terus...terus...memang mau parkir?" sahut Jini.
"Terus? Sekitar tahun enampuluhan, beliau menerima kabar bahwa temannya itu tinggal di Jepang."
"Ingin berkunjung sekalian nagih utang nggak?" goda Mita.