"Hanya saja, ia lupa pelajaran sejarah,"lanjutnya lagi. Danang sebetulnya kesal jika ada wanita mengomel, bahkan semua orang,              bukan hanya Danang. Akan tetapi, omelan Ratri seringkali unik, sehingga bukan kesal yang dirasakan Danang, melainkan penasaran.
        "Apa kaitannya dengan sejarah?" tanya Danang keheranan.
        "Raja kan selalu kaya raya. Biasanya raja selain memiliki permaisuri, mereka pun memiliki banyak selir kan?"
Sampai di situ, Danang pun paham. Ratri tentu terluka dengan ungkapan-ungkapan Wining di media sosial yang sering dibuka tutup seolah ditujukan kepadanya agar dibaca. Dari situ Ratri dapat menyimpulkan bahwa demi mengabdi sebagai isteri Danang, ia rela keluar dari pekerjaannya semata hidup untuk melayani Danang sang raja.
Hal yang bukan merupakan kesalahan, bukankah Danang memang bagaikan raja? Sebagai direktur utama di perusahaannya, penghasilannya memang dapat mengguyur Wining dengan kemewahan.
        "Tekat menjadi selir demi mengabdi kepada sang raja terserah saja. Tapi ia lupa bahwa sang raja telah memiliki permaisuri,"Ratri              sekali lagi menghela napas. Air matanya serasa sudah kering tercurah setiap malam begitu mengetahui perselingkuhan antara                suaminya dengan sekretarisnya.
        "Dengan memamerkan unggahan-unggahan yang jelas-jelas memanasiku, ia ingin membuat aku pergi dari kehidupanmu kan?"
        "Itulah yang kukatakan ia tidak total menjalani tradisi patriarki. Yang enak-enak semisal tekat mengabdi kepada raja kaya, apa sih sulitnya, pasti sang raja bisa membayar pembantu, ia mau. Giliran sang raja memiliki isteri lain lagi, ia pun tak mau. Lalu ingin menyingkirkanku. Ia ingin memilikmu sendirian saja selamanya."
Danang termenung. Apa yang dikatakan Ratri memang benar adanya. Oleh karena itu, omelan Ratri yang menuntut perceraian tidak diturutinya. Ia yakin Ratri masih mencintainya. Emosinya yang membuatnya minta cerai hanyalah luapan dari kecemburuannya.
        "Sejujurnya, Wining itu memamerkan unggahan foto kebersamaan Kalian, untuk menyingkirkan aku atau ada tujuan lain?"
        "Tujuan apa?"