Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis, Merupakan Kebutuhan Aktualisasi Diri?

28 September 2020   23:06 Diperbarui: 28 September 2020   23:09 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini setiba di kantor suasana  terasa sepi. Sebagian memenuhi jadwal sedang off dan mengajar  dari rumah, sedangkan  sebagian lagi sedang  di studio untuk on air. 

Sambil melihat jadwal ternyata harus on air pada jam ketiiga, setelah membuka bekal untuk sarapan pagi, memang ada sarapan siang dan malam? Hehe, saya ingin segera menuangkan ide yang melintas. 

Ingin segera menulis. Menulis. Mengapa sedemikian menyenangkan walaupun melelahkan? Menulis termasuk kebutuhan apakah? Kebutuhan apakah? Kebutuhan dasar seperti makan dan minum ataukan kebutuhan lain lagi?

Saya pun mencari-cari bahan bacaan dari google yang berkaitan dengan kebutuhan. Nah...ternyata banyak nama Maslow bermunculan. Abraham Harold Maslow, dilahirkan di Manhattan, New York, pada 1 April 1908, (1908-1970) seorang psikolog Amerika yang dijuluki sebagai bapak psikologi humanistik. 

Namanya menjadi terkenal setelah merumuskan teori hierarki kebutuhan, yakni sebuah konsep kesehatan psikologis yang didasarkan pada pemenuhan kebutuhan bawaan sehingga manusia dapat mengaktualisasikan diri.

Berdasarkan pengamatannya,konsep hierarki kebutuhan dasar ini yang diperoleh Maslow saat melakukan observasi terhadap perilaku monyet, diperoleh simpulan bahwa beberapa kebutuhan lebih didahulukan daripada kebutuhan lainnya. 

Contoh, jika seseorang merasa kehausan, maka ia cenderung segera memuaskan dahaganya. Mengapa? Karena ia masih bisa hidup tanpa makanan selama berminggu-minggu, tapi bagaimana dengan air? Maka, ia lebih mendahulukan meuntaskan dahaganya daripada keroncongan di perutnya.

Kebutuhan yang digambarkan sebagai hierarki atau tangga itu menggambarkan tingkatan kebutuhan tersebut. Dalam tangga itu terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.

Maslow menyampaikan hipotesis bahwa setelah seseorang memuaskan kebutuhan pada tingkat terbawah, ia pun akan memuaskan kebutuhan tingkat lanjut berikutnya. Manakala tiba di  tingkat tertinggi tetapi kebutuhan dasar tidak terpuaskan, maka ia  dapat kembali pada tingkat kebutuhan yang sebelumnya.

Mengapa demikian? Menurut Maslow, pemuasan berbagai kebutuhan tersebut didorong kekuatan yaitu motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi perkembangan (growth motivation). 

Motivasi kekurangan bertujuan mengatasi masalah ketegangan manusia karena berbagai kekurangan tersebut, sedangkan motivasi pertumbuhan didasarkan atas kapasitas manusia untuk tumbuh dan berkembang. Kapasitas yang merupakan pembawaan manusia sejak dilahirkan ke dunia.

Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, misalnya kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, tidur dan oksigen (sandang, pangan, papan).

Kebutuhan fisiologis atau dalam ilmu ekonomi sama dengan kebutuhan primer, kebutuhan pokok, kebutuhan paling dasar. 

Manusia yang lapar akan termotivasi untuk mencari makan, bukan mencari teman untuk dipameri harga makanannya. Ia akan menekan atau mengabaikan kebutuhan tersebut sampai kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan.

Lain halnya bagi masyarakat yang sudah mapan, bukan? Kebutuhan mereka bukan lagi ingin memenuhi kebutuhan primer, melainkan kebutuahan memuaskan rasa lapar pun sudah dikaitkan dengan gaya hidup. 

Pada umumnya, mereka sudah memiliki makanan yang cukup, sehingga manakala rasa lapar datang menerpa, yang terlintas adalah tentang cita rasa, bukan lagi rasa lapar yang sangat melilit. 

Mengapa? Bukankah seseorang yang betul-betul kelaparan tidak peduli semua itu? Rasa, bau, temperatur, tekstur, apalagi tempat  bergengsi, bukanlah menjadi tujuan utama.

Setelah kebutuhan fisiologis terpuaskan, muncullah kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, kebergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari ancaman seperti kriminalitas,perang, teror, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana alam. 

Selain itu juga kebutuhan psikis yang mengancam kondisi kejiwaan seperti dibully (dirundung), diejek, maupun direndahkan. Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi secara total. 

Bukankah manusia tidak pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran, banjir atau perilaku membahayakan dari makhluk lain?

Maslow menyampaikan bahwa orang yang tidak aman akan bertingkah seperti anak-anak yang tidak aman, seakan-akan selalu dalam keadaan terancam bahaya besar. 

Mereka memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berlebihan serta akan berusaha keras menghindari hal-hal asing dan yang tidak diharapkannya.

Tatkala kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki dan dimiliki. 

Kebutuhan ini meliputi dorongan untuk dibutuhkan agar diterima sebagai warga komunitas sosialnya. Bentuk akan pemenuhan kebutuhan ini misalnya keinginan bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan  keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga, dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan mencintai dan dicintai.

]Seseorang yang kebutuhan cintanya relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat mengalami penolakan cinta. Ia akan memiliki keyakinan besar bahwa dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting bagi dirinya. Ketika ada orang lain menolak dirinya, ia tidak akan merasa hancur atau merasa tidak penting.

Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk  saling percaya. Mslow mengatakaan bahwa kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang bersifat memberi dan menerima. 

Jadi, kita harus memahami cinta, harus mampu mengajarkannya, menciptakan, dan meramaikannya, agar dunia tidak hanyut dalam gelombang permusuhan dan kebencian.

Selanjutnya manusia melangkah mengejar kebutuhan egonya, misalnya keinginan untuk memperoleh prestasi dan prestise. Maslow menemukan fakta bahwa setiap orang memiliki dua kategori kebutuhan penghargaan, yaitu rendah dan tinggi. 

Kebutuhan penghargaan rendah meliputi kebutuhan menghormati orang lain,kebutuhan akan status, ketenaran, reputasi, kemuliaan, apresiasi, martabat, bahkan dominasi. 

Kebutuhan penghargaan tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan.

Setelah terpenuhi kebutuhan penghargaan, Maslow menyampaikan kebutuhan tingkat tinggi atau terakhir yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri. Suatu kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukan dirinya potensi pribadi kepada orang lain. 

Pada tahap ini, seseorang mengembangkan secara maksimal segala potensi yang dimilikinya. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang melibatkan keinginan yang terus menerus untuk menyalurkan potensi.

Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sendiri sesuai dengan kemampuannya. Ia berjuang sesuai dengan potensi yang dimilikinya untuk menjadi sesuai dengan kemauannya dan kemampuannya. 

Semula, Maslow berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi diri langsung muncul setelah kebutuhan untuk dihargai terpenuhi. Akan tetapi selama tahun 1960-an, ia baru menyadari bahwa banyak anak muda yang memiliki pemenuhan penghargaan, namun tidak kunjung berjuang untuk meraih aktualisasi diri.

Sampai di sini, bagaimanakah dengan kebutuhan menuangkan gagasan ke dalam bentuk tulisan? Kebutuhan menulis ini merupakan kebutuhan aktualisasi diri ataukah kebutuhan beroleh penghargaan? 

Jika kebutuhan tersebut muncul karena hobi, karena  adanya potensi, kemudian dicurahkan secara bersungguh-sungguh sesuai dengan kemauan dan kemampuan walaupun melelahkan, bisa jadi merupakan kebutuhan aktualisasi diri.

Bukankah menuruti kemauan walaupun ada kemampuan, adalah hal menyenangkan kendati  melelahkan? Oleh karena itu, aktualisasi diri diletakkan di ujung piramida oleh Maslow, karena tidak semua orang peduli bahwa sesungguhnya dirinya mampu asalkan mau? 

Akan tetapi, jika menulis dilakukan sekadar mendapatkan penghargaan sehingga adakalanya meminta jasa orang lain untuk itu,  bisakah digolongkan sebagai  aktualisasi diri?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun