Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dunia Pria dan Wanita, Betulkah Berbeda Rasa? (1)

30 Agustus 2020   07:34 Diperbarui: 30 Agustus 2020   08:33 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Ayo renang dan fitness ke apartemenmu. Bukankah itu bagian dari service?" seorang teman kerja mengirim pesan. Duh...emak-emak ini kalau ada waktu luang, kalau bukan mengajak renang dan fitness tentu dan biasanya tiba-tiba, "Aku otw menjemput Kamu, siap-siap ayo jalan-jalan." Mengapa mendadak dan buru-buru sih? Mengapa pula mengajakku, jawaban pun sama,"Selain ingin lihat Kamu nggak pegang laptop terus, jaga-jaga kali aja Kamu kena lockdown. Biar nggak nyesal karena sudah pernah ngajak jalan-jalan. Untuk kenang-kenangan."

Pusing jadinya. Bukan karena ajakan jalan-jalan diselingi makan-makan jika ada teman yang ulang tahun. Biasanya dengan dalih menggunakan "uang lelaki", mereka yang memiliki rezeki berlebih, menghubungi teman-temannya mengajak makan-makan ke tempat wisata untuk merayakan ulang tahun.

Rezeki yang pantang ditolak walaupun kami  mengingatkan agar meminta izin kepada isteri mereka masing-masing, bahwa mereka sedang reuni dengan teman-teman sekolah untuk merayakan ulangtahunnya. Bagaimanapun, kejujuran haruslah dinomorsatukan dalam suatu hubungan, karena kami para emak-emak kan tidak ingin dicurigai berniat menjadi pelakor.

Kami hanya berteman dan itu pun perginya bersama rombongan. Mengapa? Karena dari sekian teman yang diundang, yang selalu bisa hadir ternyata yang tidak ada tanggungan keluarga alias emak yang sudah tak bersuami. Hehehe. Hal itu kalau tidak dimengerti isteri tentu rawan juga. Bagaimana andaikan, tradisi patriarki yang menganggap kecil lelaki berselingkuh, lalu ulahnya "terdeteksi" isteri, kemudian kami yang dicurigai, padahal bukan? Karena nila setitik tenu bisa merusak susu sebelanga nih.

Pusing yang kedua, isu apalagi ini, bisa-bisanya menganggap aku bakal kena lockdown suami lalu tidak lagi bisa pergi bareng-bareng dengan mereka seperti sebelumnya? Ah...isu itu sedemikian memakan dan menggerogoti? Darimana sumbernya pun tidak jelas, menggoreskan rasa malu jika kelak tidak terbukti, itu sudah pasti. Adakalanya semakin aku bungkam semakin penasaran pula mereka memancing-mancing. Hehehe.

 Akan tetapi, ajakan berjalan-jalan bersama rombongan teman-teman perempuan selalu menyenangkan, membuatku tak bisa mengatakan tidak. Yang kulakukan kemudian adalah menutup laptop, mengikuti ajakan mereka menuju tempat wisata karena mereka sudah menjemput di depan pagar.

Kepergian mendadak biasanya tanpa persiapan. Ganti baju pun asal saja, sambil menikmati kritik emak-emak yang suka tampil modis, "Ini mengapa sepatunya nggak pakai yang kemarin dibeli? Tumben tampil nggak modis hari ini." Yakh...bagamana bisa modis kalau mengajak pergi juga mendadak.

Teman-teman yang baik dan menyenangkan. Mereka pekerja keras sehingga dapat dipastikan saat berbelanja kebutuhan pernak-pernik emak-emak, menggunakan uang gaji sendiri tidak merepotkan dompet suami.  Wanita-wanita cantik tersebut menggoreskan kesan di hati diiringi tanda tanya sekaligus kecemasan, mengapa tatkala mereka menjelang usia pensiun, selalu ada satu dua yang beralih status dari nyonya menjadi janda?

Pertanyaan yang sulit hilang sejak saya remaja walaupun tidak pernah melakukan penelitian. Pertanyaan tentang penyebab jumlah janda yang meningkat menjelang usia pensiun mereka, karena jawabannya hanya dua, jika suami tidak diambil orang tentu diambil Tuhan. Simpel. Tapi betapa banyak jumlahnya dibandingkan lelaki duda karena ditinggal isteri. Setangguh itukah emak-emak?

Ada dua pertanyaan, mengapa wanita lebih cepat menjadi janda? Hal pertama karena suami diambil pelakor. Ini menjadi pembahasan menarik juga nantinya, tapi kali ini yang disoroti masalah yang kedua, yaitu wanita cepat menjadi janda karena suami diambil Tuhan.

Dari awal kehidupan, tampaknya wanita lebih panjang umur dibandingkan dengan pria. Selama tahun pertama kehidupan, angka kematian anak laki-laki lebih besar 25-30% dibandingkan dengan kematian anak perempuan. Begitulah hasil penelitian yang pernah saya baca beberapa tahun yang lalu, sehingga sumber beritanya darimana pun sudah lupa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun