Apakah yang disebut dengan chemistry? Ternyata kata tersebut berasal dari bahasa Inggris, yang berarti ilmu kimia atau dapat juga diartikan adanya ketertarikan antara molekul-molukel kimia dengan zat lain sehingga membentuk reaksi kimia. Reaksi kimiawi tersebut tatkala dialami oleh manusia, menimbulkan kecocokan dan kenyamanan manakala berdekatan sekaligus menyulut kerinduan tatkala tidak bersua.
Cinta itu di otak bukan di hati, begitulah pembukaan yang tertulis dalam buku berjudul "Love  Chemistry" karya Whita Aditia yang saya pinjam dari iPusnas. Betulkah?Â
Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa cinta ternyata berada di pikiran atau otak manusia. Dengan adanya proses kimiawi dari zat-zat kimia yang bereaksi tatkala seseorang sedang jatuh cinta itulah yang disebut dengan chemistry.
Jika cinta melibatkan reaksi kimia yang disebut chemistry, Â "Mengapa cinta begitu pemilih?" Â Sekali lagi untuk menjawabnya, tentu kita ingin mencari tahu definisi cinta. Â Definisi yang pasti beraneka ragam karena masing-masing orang memiliki alasan tersendiri mengapa merasa cinta, bukan? Â Â Â Â Â Â
Pakar cinta, telah membagi cinta ke dalam tujuh unsur yaitu 1. Cinta erotis. Dari judulnya, jelas terlihat bahwa cinta yang begini tak jauh dari hal yang berkaitan dengan seksual. Dengan kata lain, cinta dengan menomorsatukan ketertarikan kepada daya tarik seksual sebagai motif utama dalam memutuskan mencintai pasangannya.
2. Cinta platonis. Definisi cinta yang seperti ini lebih mengarahkan cinta kepada persahabatan. Dia yang kita cintai merupakan sahabat dalam suka duka, sedih gembira.Â
Walaupun demikian, menganggap seseorang yang dicinta sebagai partner juga sanggup menghadirkan gurat kerinduan bahkan kehampaan tatkala lama tak berjumpa. Seolah ada sisi otak kita yang hilang, sehingga bukan daya tarik fisik yang kita rindukan saat terpisah, namun jalinan persahabatan itu sendiri;
3. Cinta romantis. Apa perbedaannya dengan cinta erotis? Cinta romantis terasakan sebagai cinta yang ingin selalu bisa membahagiakan pasangan. Romantismelah yang terasakan menjalari hati. Perhatian yang diberikan tatkala bersambut di hati penerima, sanggup  membuatnya merasa bahagia berbunga-bunga bak di surga lho.
 4. Cinta praktis. Yakh...adakalanya seseorang pun tak mau merasa ribet dengan yang disebut harus berkorban, harus membahagiakan. Maka, dipilihlah seseorang yang baginya mau menerima cintanya yang praktis. Jika bersama si A lebih nyaman, mengapa memilih si B yang belum mapan? Yang praktis-praktis dan enak-enak sajalah. Simpel kan?
5. Cinta filosofis. Mencintai dengan cara mau menerima bahkan melibatkan diri sesuai dengan keyakinan bahkan prinsip-prinsip hidup yang dicintai, mungkin seperti cinta Isabella Marie Bella Swan tokoh dalam novel Twilight karya Stephenie Meyer.Â
Oleh karena ia jatuh cinta kepada vampir tampan bernama Edward Cullen, maka kelak ia pun berubah menjadi vampir seperti suaminya.