Dengan kata lain, Ilmu Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Dhiyu ini dapat juga dianggap sebagai jalan mencapai kesempurnaan hidup yang sejati.
Ada juga diet ruhani, misalnya menahan diri dari urusan duniawi, menahan diri dari iri, dengki, sakit hati, dendam, sabar, ikhlas, murah hati, tenggang rasa, welas asih/ penuh kasih sayang, Â suka memberi maaf, juga taat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selain itu juga berusaha sekuat tenaga untuk tenang (heneng), yang berarti tidak dapat diombang-ambingkan oleh siapa pun, serta  waspada (hening). Hal yang masih ditindaklanjuti dengan memunculkan karakter selalu jujur, berbudi pekerti luhur, santun, rendah hati dan tidak sombong, tidak pamer dan pamrih, serta selalu berusaha bisa berbuat baik kepada sesama.
Setelah sampai pada sikap-sikap tersebut di atas, yang berarti telah memenangkan jiwanya, maka akan tampak keluasan kedermawanannya. Dalam memberi pun keikhlasan akan terasakan merasuk ke dalam sanubarinya.
Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Dhiyu berasal dari bahasa Jawa. Sastra adalah tulisan, Jendra bermakna hati/ raja, Hayu artinya baik/ cantik/ indah, rat artinya darah, pangruwat artinya perbaikan, sedangkan dhiyu berarti buto atau raksasa.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa makna Sastrajendra Hayuningrat Pangruwating Dhiyu adalah tulisan atau pelajaran yang tinggi yang mampu meruwat / memperbaiki darah/ diri manusia menjadi lebih baik.
Dikisahkan dalam pewayangan, bahwa ilmu ini adalah ilmu rahasia, tidak semua sanggup mengikuti. Hanya orang-orang dengan niat bersungguh-sungguh untuk berubah menjadi lebih baik saja yang sanggup melaksanakannya. Walaupun sudah disampaikan bahwa sedemikian hebat ilmu ini sehingga raksasa yang menjalaninya akan berubah menjadi manusia.
Bukan hal yang mengherankan karena untuk menjalani upaya serupa diet jasmani dan ruhani tersebut memang bukan sesuatu yang mudah kendati banyak orang yang memahaminya. Bukankah memahami berbeda dengan menjalani?
Tempat pemberian wejangan terhadap ilmu ini dikisahkan harus ditempat yang sangat rahasia. Maksud dari tempat rahasia sebetulnya adalah berada di hati manusia itu sendiri. Pada kesungguhan niat manusia itu sendiri. Â Jika manusia sudah bertekat dan bersungguh-sungguh sanggup menjalaninya, makan derajatnya pun akan lebih mulia daripada makluk lainnya.
Batara Narada mengatakan kepada Wisrawa, bahwa ilmu memiliki tiga sifat. Sifat yang pertama, harus diamalkan dengan niat tulus, kedua, harus menjaga dan menjunjung tinggi martabat manusia, serta jangan memerhatikan pesona luar semata, karena yang tampak buruk belum tentu baik dan sebaliknya.