Mohon tunggu...
Nanik Setyawati
Nanik Setyawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam. وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Di Balik Senyum Ceria Mahasiswa Magang

7 Oktober 2024   20:09 Diperbarui: 8 Oktober 2024   00:56 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salma dan teman-temannya terlihat begitu bersemangat setiap hari. Keliling sekolah, berinteraksi dengan siswa, dan membuat berbagai kegiatan pembelajaran yang seru. Mereka adalah mahasiswa magang dari universitas di purwokerto yang tengah menjalankan program MBKM di sebuah sekolah Menengah di pinggiran kota. Senyum mereka selalu merekah, memancarkan aura positif yang menular kepada semua orang di sekitarnya.

Namun, di balik senyum ceria itu, terdapat berbagai perasaan dan pikiran yang rumit. Salma, misalnya, awalnya merasa sangat antusias dengan program magang ini. Ia ingin sekali menerapkan semua teori yang telah dipelajarinya di bangku kuliah. Namun, kenyataan di lapangan ternyata tidak semudah yang ia bayangkan. Siswa-siswanya memiliki karakter yang sangat beragam, ada yang aktif, ada yang pendiam, ada yang sulit fokus, dan ada pula yang memiliki masalah belajar.

"Saya merasa kewalahan menghadapi anak-anak yang berbeda-beda ini," ujar salma kepada teman satu kamarnya, Astri.

Astri mengangguk sambil tersenyum simpul. "Saya juga merasakan hal yang sama. Tapi, coba kita lihat dari sisi positifnya. Kita bisa belajar banyak hal dari mereka."

Selain Salma dan Astri, ada juga Bela yang merasa kesulitan dalam mengelola kelas. Ia sering merasa frustasi ketika rencana pembelajarannya tidak berjalan sesuai harapan. "Saya ingin sekali membuat anak-anak senang, tapi kok rasanya sulit sekali ya?" keluhnya.

Sementara itu, Arda , mahasiswa yang memiliki minat di bidang teknologi, merasa kurang relevan dengan materi yang harus ia ajarkan. Ia lebih tertarik untuk mengembangkan aplikasi pembelajaran yang interaktif, namun kesempatan itu belum terbuka lebar.

Meskipun begitu, mereka tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk siswa-siswanya. Mereka belajar membuat media pembelajaran yang menarik, mengembangkan metode pembelajaran yang inovatif, dan menjalin hubungan yang baik dengan siswa dan guru. Mereka juga saling mendukung dan berbagi pengalaman satu sama lain.

Suatu sore, setelah selesai mengajar, mereka berkumpul di ruang guru. Sambil menikmati secangkir teh hangat, mereka mulai bercerita tentang pengalaman mereka selama magang. Mereka berbagi cerita tentang kesuksesan, kegagalan, dan pelajaran berharga yang telah mereka dapatkan.

"Saya baru sadar bahwa menjadi guru itu tidak hanya tentang mengajar, tapi juga tentang menjadi seorang sahabat bagi anak-anak," ujar salma .

"Saya belajar bahwa setiap anak memiliki potensi yang luar biasa. Tugas kita adalah membantu mereka untuk menemukan dan mengembangkan potensi itu," tambah Astri.

"Saya merasa sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari program ini. Saya belajar banyak hal yang tidak bisa saya dapatkan di bangku kuliah," kata Bela.

"Saya berharap bisa terus berkontribusi dalam dunia pendidikan setelah lulus nanti," ucap Arda.

Dari percakapan itu, terlihat jelas bahwa di balik senyum ceria mereka, para mahasiswa magang ini memiliki semangat yang tinggi untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak. Mereka juga menyadari bahwa menjadi seorang pendidik adalah sebuah panggilan jiwa yang membutuhkan dedikasi dan kesabaran yang tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun