Mohon tunggu...
Nanik Lani
Nanik Lani Mohon Tunggu... Freelancer - Let it flow

Citayem

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku, Gadget, dan Anakku

26 Agustus 2020   19:10 Diperbarui: 26 Agustus 2020   19:09 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menangis lagi

Kucubit dengan menggeretakkan gigi

Kutampar

Berteriak pekakkan telingga

Tragedi pun terjadi

Maafkan aku Nak

Kepala Ibumu sudah mau meledak

Penuh dengan tuntutan tak tahu diri

Makan apa besok

Masih menyalakah lampu kita lusa

Bisa on linekah esok agar tak tertinggal pelajaran

Bertambah lagi beban Ibumu

Ada mulut yang harus diisi dengan pulsa agar kau tak tertinggal.

Andai kepala bisa ku restart ulang andai sabar bisa terbeli dan andai andai yang lain

Kata mereka Ibu adalah guru pertama bagi anak-anaknya, tapi bukan tentang fisika kimia biologi apalagi sin cosinus dan temannya.

Ibu adalah guru tentang hidup, bagai mana bertahan dalam kekurangan, bagaimana bersyukur walau hanya sekedar dan bagaimana menyembunyikan luka.

Ibu hanya perempuan, bukan dewi tanpa sesal atau lelah

Mencoba bersahabat dengan gadget agar kita bertahan, agar bisa pintar

Tapi tetap saja Ibu manusia

Citayam, 23 Agustus 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun