Menangis lagi
Kucubit dengan menggeretakkan gigi
Kutampar
Berteriak pekakkan telingga
Tragedi pun terjadi
Maafkan aku Nak
Kepala Ibumu sudah mau meledak
Penuh dengan tuntutan tak tahu diri
Makan apa besok
Masih menyalakah lampu kita lusa
Bisa on linekah esok agar tak tertinggal pelajaran
Bertambah lagi beban Ibumu
Ada mulut yang harus diisi dengan pulsa agar kau tak tertinggal.
Andai kepala bisa ku restart ulang andai sabar bisa terbeli dan andai andai yang lain
Kata mereka Ibu adalah guru pertama bagi anak-anaknya, tapi bukan tentang fisika kimia biologi apalagi sin cosinus dan temannya.
Ibu adalah guru tentang hidup, bagai mana bertahan dalam kekurangan, bagaimana bersyukur walau hanya sekedar dan bagaimana menyembunyikan luka.
Ibu hanya perempuan, bukan dewi tanpa sesal atau lelah
Mencoba bersahabat dengan gadget agar kita bertahan, agar bisa pintar
Tapi tetap saja Ibu manusia
Citayam, 23 Agustus 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H