Ice breaking "Tepuk Sampah" yang dilakukan guna mengetes kekompakan dan konsentrasi murid-murid setelah pemberian materi.
Simulasi atau pemberian ilustrasi dengan cara langsung pembuangan sampah organik dan anorganik berdasarkan dengan jenisnya. Keberhasilan kegiatan ini diukur saat metode simulasi. Pada saat metode simulasi siswa diminta untuk mengambil sampah di halaman sekolah, kemudian membuang sampah tersebut ke dalam tempat sampah sesuai dengan jenisnya. Hasilnya 100% siswa dengan benar membuang sampah yang ditemukan ke dalam tempat sampah yang tepat sesuai jenisnya. Dampak yang didapatkan oleh pihak sekolah dengan adanya kegiatan pemilahan sampah ini yaitu menjadikan siswa lebih interaktif dan peduli akan kesadaran lingkungan sekolah, sehingga menjadikan lingkungan sekolah terlihat lebih nyaman, rapi dan bersih dengan tersedianya tempat sampah khusus organik dan non organik di setiap kelas. Berkurangnya sampah yang berserakan di area lingkungan sekolah karena tersedia tempat sampah yang sesuai dengan klasifikasinya.
Dampak positif dari kegiatan sosialisasi pemilahan sampah organik dan non-organik yaitu siswa dapat memahami secara baik mana sampah yang mudah diurai dan sulit terurai, sehingga kebersihan di lingkungan sekolah dapat terjaga dan menjadi lebih sehat. Karena apabila siswa tidak dibekali dengan pemahaman bahaya sampah maka akan terjadi dampak negatif diantaranya siswa tidak akan peduli mengenai kesehatan diri sendiri dan lingkungan sekolah, suasana belajar mengajar tidak kondusif karena lingkungan sekolah yang kotor akibat sampah yang berceceran, dan dapat menimbulkan pencemaran tanah dan lingkungan hidup yang tidak sehat.
Kegiatan ini dirangkai menjadi acara yang sangat menyenangkan bagi anak-anak. Dalam sosialisasi pemilahan sampah, anak-anak juga berpraktik untuk membedakan sampah organik maupun anorganik. Respon yang diterima juga sangat menyenangkan baik dari pihak sekolah maupun pihak yang bersangkutan seperti orang tua murid dan dari murid itu sendiri.Â
Bapak Santiaji, M.Pd. selaku Kepala Sekolah dan Bapak Syahidan selaku penanggung jawab MIN 1 Gresik secara terbuka menerima dan memberikan dukungan penuh untuk kegiatan sosialisasi pemilahan sampah, selain itu para tenaga pengajar juga memberikan ruang serta akses dalam kegiatan sosialisasi ini, fasilitas yang diberikan oleh sekolah juga menjadi bagian dari dukungan yang diberikan oleh sekolah untuk mahasiswa KKN kelompok 23.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H