Mohon tunggu...
Nanik Srisunarni
Nanik Srisunarni Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Psikologi Islam UIN Surakarta

Mahasiswa Psikologi Islam UIN Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN-T Kerso Darma IAIN Surakarta: Menyikapi PPKM dan Bertahan di Tengah Pandemi

10 Agustus 2021   14:40 Diperbarui: 10 Agustus 2021   16:57 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah merebaknya penyebaran virus covid-19 yang melanda dunia,  media gencar menyiarkan berita kematian setiap harinya. Kondisi ini memuncak di bulan juli 2021 yangmana terjadi peningkatan angka kematian akibat covid-19 yang begitu drastis. 

Dilansir dari laman CNN Indonesia, jumlah kematian akibat covid-19 per bulan juli 2021 meningkat lebih dari 1000 kasus perharinya. Hal ini sejalan dengan penuturan Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito bahwa bulan juli merupakan bulan dengan kasus kematian tertinggi selama pandemi covid-19 di Indonesia.

Menyikapi kasus kematian dan kondisi terkini yang ada di Indonesia, pemerintah pun menetapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM Darurat) terhitung sejak tanggal 3 juli 2021 hingga tanggal 20 juli 2021 sebagai upaya untuk menurunkan angka kematian akibat penyebaran covid-19. Setelah PPKM berakhir ternyata diperpanjang hingga tanggal 25 juli 2021 dan disusul dengan perpanjangan sampai tanggal 9 agustus 2021.

Bersamaan dengan adanya PPKM darurat, IAIN Surakarta tengah menjalankan Kuliah Kerja Nyata Tematik Kerja Sosial Daring Dari Rumah (KKN-T Kerso Darma) yang telah dimulai sejak tanggal 29 juni 2021 hingga tanggal 31 juli 2021. Pelaksanaan KKN di tengah pandemi ditambah dengan adanya kebijakan PPKM tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para mahasiswa. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan untuk dapat melakukan pengabdian secara aktif dan partisipasif dengan tetap mematuhi kebijakan yang ada.

Tahun ini KKN-T Kerso Darma IAIN Surakarta mengangkat tema "Penguatan Ketahanan Masyarakat Berbasis Kearifan Lokal dan Moderasi Beragama". Sebelum melaksanakan KKN, mahasiswa pun harus melalui serangkaian tahapan mulai dari pendaftaran calon peserta KKN, pengumuman kelompok beserta Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Pembekalan hingga pelepasan mahasiswa untuk terjun ke lapangan pada tanggal 29 juni 2021. 

Setelah prosesi pelepasan mahasiswa KKN secara daring, mahasiswa pun segera bergerak turun ke lapangan untuk melaksanakan pengabdian masyarakat dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan serta mematuhi kebijakan PPKM yang berlaku.

Sebelum menelisik lebih lanjut maka saya akan memulai dengan memperkenalkan desa Suwatu sebagai lokasi pelaksanaan KKN saya. Desa Suwatu merupakan sebuah desa yang berada di kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah yang berdiri diatas tanah seluas 2,19 km dan terbagi atas 92,96 ha tanah pemukiman dan 161 ha lahan persawahan. 

Desa Suwatu terletak di daerah dataran rendah dengan ketinggian mencapai 97 MDPL serta volume curah hujan sebanyak 5,4 mm per harinya. Kemudian untuk jumlah penduduk desa Suwatu sebanyak 2.697 jiwa yang tersebar di 2 kadus dan terdiri dari 18 rt.

Awal mula berdirinya desa Suwatu tidak lepas dari peranan sejarah masa silam. yangmana dahulunya desa Suwatu merupakan sebuah tanah kerajaan islam yang terkenal dengan sebutan tanah Sunan Greneng. Sehingga tidak heran jika mayoritas penduduk desa Suwatu beraga Islam dan  terkenal dengan sebutan ''Serambi Mekahnya Sragen". 

Desa Suwatu juga memiliki sebuah masjid tertua di Kabupaten Sragen dengan usia bangunannya mencapai 3 abad, yakni masjid Al-Hidayah. Masjid ini dibangun di pinggir aliran sungai dan dalam proses pembangunannya dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Hal inilah yang membuat daerah Suwatu diberi nama Tanah Sunan Greneng, yangmana "Greneng" dalam bahasa Jawa berarti "berbisik" atau "diam-diam".

Lambat laun Tanah Sunan Greneng akhirnya bertransformasi menjadi desa Suwatu yang menyandang visi "Mewujudkan masyarakat desa Suwatu yang berdikari, Bersatu, beriman, bermartabat kasih sayang, dan sejatera". Kemudian misi desa Suwatu yaitu " Menyelenggarakan pemerintahan desa Suwatu dengan baik, transparan, dan akuntabel serta dipercaya. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk desa berdikari serta meningkatkan keimanan, ketaqwaan dan saling menghormati".

Mengulik lebih lanjut, desa Suwatu memiliki potensi yang beragam, misalnya saja potensi dalam hal ekonomi. Masyarakat desa Suwatu mayoritas bekerja sebagai petani dengan mengandalkan padi dan jagung sebagai komoditi utamanya. Kemudian untuk komoditi sekundernya berupa kacang tanah dan beberapa tanaman lainnya. Hasil pertanian desa Suwatu biasanya dijual secara langsung kepada pengepul yang kemudian didistribusikan ke berbagai daerah.

Selain sebagai petani, desa Suwatu juga memiliki potensi dalam hal industri rumahan seperti industri tempe, industri dawet & cincau, industri keset serta industri rambak. 

Untuk industri tempe proses produksi dilakukan setiap hari dengan jumlah produksi yang berbeda-beda antar industri satu dengan lainnya. Misalnya saja industri tempe Pakde Nar yang memproduksi 15 kg kedelai setiap harinya dan industri tempe Pak Sigit yang memproduksi 25 kg perharinya. Pendistribusian tempe dilakukan setiap hari yakni di pasar Ngijo, rt 18 desa Suwatu. 

Kemudian untuk industri keset dilakukan dengan sistem kepul, yaitu para pengepul besar akan mendatangi langsung rumah-rumah warga yang memproduksi keset kemudian setelah terkumpul keset akan diekspor ke luar negeri dan sisanya didistribusikan ke desa Suwatu sendiri. 

Lalu yang terakhir adalah industri dawet dan cincau, industri ini memproduksi dawet dan cincau setiap dua hari sekali dan pendistribusian dilakukan setiap hari ke pasar Ngijo rt 18, desa Suwatu.

Dalam hal Keagamaan dan kemasyarakatan, seiring dengan adanya pemberlakuan kebijakan PPKM, ruang gerak masyarakat pun semakin sempit lantaran terbatasnya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di luar ruangan. Adanya kebijakan PPKM sangat berpengaruh pada kegiatan sehari-hari masyarakat desa Suwatu, sehingga mereka harus menon-aktifkan kegiatan masyarakat sementara waktu. Kegiatan tersebut antara lain kegiatan perkumpulan Bapak-bapak, Arisan PKK, Pengajian Rutin, TPA, Posyandu, Posbindu, Poslansia, dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan lainnya.

 Di bidang sosial, desa Suwatu memiliki potensi berupa banyaknya generasi muda yangmana bila kualitas generasi muda di kembangkan maka dapat mewujudkan desa Suwatu yang lebih maju. 

Di Suwatu terdapat perkumpulan Karang Taruna dengan lingkup Desa dengan jumlah anggota yang cukup besar. Karena kebijakan PPKM maka kegiatan Karang Taruna pun terpaksa diminimalisir. Namun untuk merekatkan kebersamaan mereka pun rutin mengadakan olahraga sepak bola setiap sore hari, bahkan diadakan pula Latihan sepak bola Sparing Partner dan pertandingan antar desa. 

Selain Karang Taruna, terdapat juga komunitas muda-mudi yang disebut sebagai Komunitas "Fresh". Komunitas ini terdiri dari muda-mudi yang berminat dalam kegiatan kajian keislaman dengan agenda seperti ngaji kitab kuning , diskusi topik-topik terkini serta kegiatan keagamaan seperti membaca Maulid Al-Barzanzi dan Rotibul Al-Haddad.

 Selain memiliki pemuda-pemudi yang produktif, ternyata desa Suwatu juga memiliki generasi muda yang kurang produktif dan cenderung mengarah pada kenakalan remaja. Misalnya saja banyak anak-anak remaja yang gemar menghabiskan waktunya dengan nongkrong di malam hari dan membuat kegaduhan yang tentunya mengganggu kenyamanan warga sekitar. Oleh karena itu berangkat dari isu penyimpangan remaja inilah saya bermaksud untuk mengajak para remaja tersebut untuk menjadi lebih produktif dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang bernilai positif guna mewujudkan generasi muda desa Suwatu yang lebih maju.

Setelah mengetahui profil desa beserta potensi yang ada di desa Suwatu maka saya pun merancang beberapa program kerja yang tertuang pada proposal pelaksanaan kegiatan KKN. Proposal ini kemudian diajukan ke tingkat desa untuk memperoleh dukungan dari pihak terkait serta agar terjalin komunikasi yang baik selama proses kegiatan KKN. Berikut program kerja yang telah saya rancang dan laksanakan selama kegiatan KKN berlangsung :

Program kerja pertama saya fokuskan pada upaya penerapan protokol Kesehan, yaitu Pemasangan MMT sosialisasi pentingnya penerapan 3M (Memakai masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak). Pemasangan MMT ini bertujuan untuk mengajak warga desa Suwatu agar dapat membangun kesadaran pentingnya menerapkan protokol kesehatan sehari-hari. Adapun lokasi pemasangan MMT ini yaitu di pintu masuk utama lapangan desa Suwatu yang terletak dukuh Ngijo rt 18 rw 9.

Kedua, yakni pembagian masker gratis. Kegiatan ini dilaksanakan di salah satu titik keramaian yaitu di pasar Ngijo tentunya dengan mengantongi izin dari pengelola pasar setempat. Kegiatan dilakukan pada pagi hari yaitu pukul 06.30 wib dengan menyasar pada dua titik pembagian yaitu di pintu masuk utama dan pintu belakang pasar. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah agar masyarakat selalu memakai masker untuk mengurangi penularan virus covid-19 terutama di keramaian.

Ketiga, Penyemprotan desinfektan di tempat ibadah. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19 juli 2021 tepat satu hari sebelum pelaksanaan hari raya Idul Adha yang menyasar pada tempat ibadah seperti langar dan masjid yang ada di desa Suwatu. Sebelum melakukan penyemprotan tentunya saya pun mengantongi izin dari ta'mir masjid masing-masing.

Keempat yaitu melakukan pendekatan dengan generasi muda di Desa Suwatu dengan tujuan untuk merekatkan kebersamaan. Agenda ini difokuskan pada kelompok anak-anak remaja Sekolah menengah yang gemar nongkrong dan kurang produktif. Dalam hal ini saya pun terjun ke dalam kelompok tersebut dan berupaya masuk dalam obrolan mereka. 

Awalnya pendekatan yang dilakukan memang terasa sulit namun akhirnya saya pun berhasil membangun rapport dengan mereka sehingga mereka pun dapat membaur serta sangat berjasa dalam mensukseskan beberapa progam kerja KKN saya.

Kelima, Kerja Bakti. Kegiatan kerja bakti dilaksanakan selama tiga kali, diantaranya yaitu kerja bakti membersihkan area sungai, membersihkan lapangan utama dan mempersiapkan lahan untuk program kerja penanaman buah. Dalam pelaksanaan kerja bakti pun banyak melibatkan kelompok remaja serta bekerja sama dengan Karang Taruna desa Setempat.

Keenam, Penyediaan Teras Baca. Dalam menyikapi pembelajaran daring yang sudah berjalan hampir dua tahun ini, program kerja penyediaan Teras Baca sangatlah perlu unuk dilaksanakan guna membantu anak-anak usia sekolah untuk dapat belajar melalui media buku sebagai bahan penambah wawasan. 

Dalam penyediaan Teras Baca ini pun tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, yangmana pemerolehan 291 buku bacaan yang terdiri dari Al-Qur'an, Iqra' , Majalah Anak, Buku Bacaan Anak, Buku Cerita Bergambar, Buku Pengembangan Diri serta Buku Cerita dan Novel Remaja  diperoleh dari hasil sumbangan donasi dari para donatur di berbagai daerah. Awal mulanya Teras Baca dibuka di salah satu rumah warga dan kemudian di alokasikan ke tiga tempat yaitu di tiga masjid di desa setempat.

Ketujuh, Mengajar TPA dan Pendampingan Kelompok Belajar. Kegiatan TPA rutin dilakukan setiap sore hari sedangkan pendampingan kelompok belajar dilakukan secara fleksibel . Kegiatan pendampingan ini meiputi pendampingan membaca Iq'ra dan Al-Qur'an, berlatih membaca serta mewarnai.

Kedelapan, Membantu Pengelolaan Apotek Hidup Desa. Kegiatan ini dilakukan dalam hal membantu menyirami tanaman yang ada di apotik hidup desa serta membantu penanaman selada dan pembersihan hama tanaman. . Dalam hal ini dibimbing oleh Ibu-ibu PKK setempat. Kemudia untuk lokasi Apotek Hidup Desa terletak di area sekitar kantor kelurahan sehingga memudahkan akses untuk menjangkaunya

Kesembilan, Penanaman Bibit Buah. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25 juli 2021 dengan menggandeng komunitas Aksi Sosial Lingkungan. Penanaman dilakukan di sepanjang jalan setapak di area lapangan utama desa Suwatu . Adapun bibit buah yang ditanam adalah buah matoa, sirsat, alpukat, dan kelengkeng yang didapatkan dari donatur Komunitas Aksi Sosial Lingkungan.

Kesepuluh, Pembagian Bibit Buah Se-desa Suwatu. Kegiatan pembagian bibit buah dilaksanakan pada tanggal 26 juli 2021 yang didukung oleh Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Surakarta sebagai penyedia 400 bibit tanaman buah yang dibagikan kepada 18 rt di desa Suwatu. Adapun bibit buah yang dibagikan antara lain matoa, sirsat, jambu, nangka, kelengkeng, dan beberapa tumbuhan berkayu seperti trembesi dan sengon.

Demikian sepuluh program kerja yang telah terlaksana selama pelaksanaa KKN-T Kerso Darma IAIN Surakarta. Tentunya banyak sekali kekurangan selama pelaksanaan program kerja seperti dalam segi waktu dan tenaga yang kurang memadai ditambah dengan minimnya budget pendanaan serta adanya kebijakan PPKM yang menghambat ruang gerak selama pelaksanaan program kerja sehingga patut menjadi bahan evaluasi khususnya bagi saya pribadi dan umumnya bagi para pembaca untuk melaksanakan KKN yang lebih baik di kemudian hari. 

Tak lupa saya ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dan berjasa dalam mensukseskan program kerja KKN-T Kerso Darma kali ini. Semoga program kerja yang telah terlaksana dapat memberikan manfaat khususnya bagi masyarakat desa Suwatu dan dapat menjadi amal jariyah bagi pihak-pihak yang telah membantu kesuksesan KKN-T Kerso Darma 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun