Mohon tunggu...
Nanik Srisunarni
Nanik Srisunarni Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Psikologi Islam UIN Surakarta

Mahasiswa Psikologi Islam UIN Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN-T Kerso Darma IAIN Surakarta: Menyikapi PPKM dan Bertahan di Tengah Pandemi

10 Agustus 2021   14:40 Diperbarui: 10 Agustus 2021   16:57 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lambat laun Tanah Sunan Greneng akhirnya bertransformasi menjadi desa Suwatu yang menyandang visi "Mewujudkan masyarakat desa Suwatu yang berdikari, Bersatu, beriman, bermartabat kasih sayang, dan sejatera". Kemudian misi desa Suwatu yaitu " Menyelenggarakan pemerintahan desa Suwatu dengan baik, transparan, dan akuntabel serta dipercaya. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk desa berdikari serta meningkatkan keimanan, ketaqwaan dan saling menghormati".

Mengulik lebih lanjut, desa Suwatu memiliki potensi yang beragam, misalnya saja potensi dalam hal ekonomi. Masyarakat desa Suwatu mayoritas bekerja sebagai petani dengan mengandalkan padi dan jagung sebagai komoditi utamanya. Kemudian untuk komoditi sekundernya berupa kacang tanah dan beberapa tanaman lainnya. Hasil pertanian desa Suwatu biasanya dijual secara langsung kepada pengepul yang kemudian didistribusikan ke berbagai daerah.

Selain sebagai petani, desa Suwatu juga memiliki potensi dalam hal industri rumahan seperti industri tempe, industri dawet & cincau, industri keset serta industri rambak. 

Untuk industri tempe proses produksi dilakukan setiap hari dengan jumlah produksi yang berbeda-beda antar industri satu dengan lainnya. Misalnya saja industri tempe Pakde Nar yang memproduksi 15 kg kedelai setiap harinya dan industri tempe Pak Sigit yang memproduksi 25 kg perharinya. Pendistribusian tempe dilakukan setiap hari yakni di pasar Ngijo, rt 18 desa Suwatu. 

Kemudian untuk industri keset dilakukan dengan sistem kepul, yaitu para pengepul besar akan mendatangi langsung rumah-rumah warga yang memproduksi keset kemudian setelah terkumpul keset akan diekspor ke luar negeri dan sisanya didistribusikan ke desa Suwatu sendiri. 

Lalu yang terakhir adalah industri dawet dan cincau, industri ini memproduksi dawet dan cincau setiap dua hari sekali dan pendistribusian dilakukan setiap hari ke pasar Ngijo rt 18, desa Suwatu.

Dalam hal Keagamaan dan kemasyarakatan, seiring dengan adanya pemberlakuan kebijakan PPKM, ruang gerak masyarakat pun semakin sempit lantaran terbatasnya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di luar ruangan. Adanya kebijakan PPKM sangat berpengaruh pada kegiatan sehari-hari masyarakat desa Suwatu, sehingga mereka harus menon-aktifkan kegiatan masyarakat sementara waktu. Kegiatan tersebut antara lain kegiatan perkumpulan Bapak-bapak, Arisan PKK, Pengajian Rutin, TPA, Posyandu, Posbindu, Poslansia, dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan lainnya.

 Di bidang sosial, desa Suwatu memiliki potensi berupa banyaknya generasi muda yangmana bila kualitas generasi muda di kembangkan maka dapat mewujudkan desa Suwatu yang lebih maju. 

Di Suwatu terdapat perkumpulan Karang Taruna dengan lingkup Desa dengan jumlah anggota yang cukup besar. Karena kebijakan PPKM maka kegiatan Karang Taruna pun terpaksa diminimalisir. Namun untuk merekatkan kebersamaan mereka pun rutin mengadakan olahraga sepak bola setiap sore hari, bahkan diadakan pula Latihan sepak bola Sparing Partner dan pertandingan antar desa. 

Selain Karang Taruna, terdapat juga komunitas muda-mudi yang disebut sebagai Komunitas "Fresh". Komunitas ini terdiri dari muda-mudi yang berminat dalam kegiatan kajian keislaman dengan agenda seperti ngaji kitab kuning , diskusi topik-topik terkini serta kegiatan keagamaan seperti membaca Maulid Al-Barzanzi dan Rotibul Al-Haddad.

 Selain memiliki pemuda-pemudi yang produktif, ternyata desa Suwatu juga memiliki generasi muda yang kurang produktif dan cenderung mengarah pada kenakalan remaja. Misalnya saja banyak anak-anak remaja yang gemar menghabiskan waktunya dengan nongkrong di malam hari dan membuat kegaduhan yang tentunya mengganggu kenyamanan warga sekitar. Oleh karena itu berangkat dari isu penyimpangan remaja inilah saya bermaksud untuk mengajak para remaja tersebut untuk menjadi lebih produktif dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang bernilai positif guna mewujudkan generasi muda desa Suwatu yang lebih maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun