Setelah membaca beberapa artikel dan kisah seru yang dialami para anggota kompasiana, saya menjadi tertarik untuk mencoba menulis dalam forum ini. sebelumnya saya tidak pernah merasa percaya diri dengan tulisan-tulisan yang saya buat, namun saat ini saya akan mencoba 'nekat' untuk bisa berbagi hal serta pengalaman berupa tulisan.
Saya teringat kejadian 2 minggu lalu saat mengikuti acara 'Camp Peduli Kasih' bersama dengan teman-teman KPR. Di hari terakhir kami mengunjungi Panti Asuhan yang terletak di daerah Gembong Surabaya. Ini pertama kalinya saya datang ke sebuah panti asuhan yang dihuni oleh beberapa anak kecil dengan umur rata-rata 1-12 tahun. Saya merasa terharu dengan sikap mereka yang terbuka menyambut kedatangan rombongan kami. Bersama-sama dengan mereka, kami bernyanyi, bermain dan juga makan. kami belajar melayani mereka dengan sepenuh hati layaknya melayani keluarga kami sendiri. Buru-buru keluarga, terkadang diri sendiri saja kadang kita juga jarang melayaninya kan? seperti makan teratur, olahraga, dll seringkali kita mengabaikan itu semua, padahal itu untuk kebaikan tubuh kita sendiri.
Yang membuat saya terharu lagi, ketika saya melihat seorang anak laki-laki yang 'terbatas' penglihatannya, namun dia sangat piawai memainkan iringan musik dengan gitar. Anak itu usianya hampir sebaya 3 tahun dibawah saya, dia mengalami gangguan penglihatan sejak kecil, saat saya bersamanya saya tidak menemukan raut kesedihan yang terpancar dari wajahnya. Di tengah-tengah acara, anak itu bernyanyi bersama anak-anak penghuni panti asuhan lainnya. Mereka menyanyikan sebuah lagu yang menceritakan tentang keadaan dan perasaan yang mereka alami selama berada di panti. entah lagu itu ciptaan siapa, namun saat mendengarkan lagu yang mereka nyanyikan tanpa saya sadari air mata saya menetes dan saya merasa begitu terharu dengan keadan mereka.
Ya, dari mereka saya bisa lebih menghargai hidup dan kesempurnaan yang saya miliki. Bagi kita yang masih memiliki orang tua dan keluarga, cintailah keluarga kita dan rawatlah mereka sebaik mungkin karena kita akan merasa mereka begitu berharga disaat kita mulai kehilangan mereka. Satu hal lagi yang bisa saya dapat dari kegiatan ini, saya bersyukur masih bisa melayani dan mengasihi mereka seperti mengasihi keluarga sendiri, dan Kita bisa belajar untuk mengasihi seseorang yang 'tidak sempurna' dengan cara yang sempurna dan dengan kesempurnaan yang kita miliki.
Salam,
Niez
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H