Mohon tunggu...
Nani Roslinda
Nani Roslinda Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Berusaha ceria, bahagia dan hilangkan buruk sangka bisa bikin awet muda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masih Meragukan Sistem UN 2013

22 April 2013   08:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:49 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koleksi Pribadi (UN di salah satu SMAN di Kabupaten Bekasi)

Masih teringat beberapa hari lalu pelaksanaan UN tingkat SMA di seluruh  Indonesia tidak merata karena sebagian wilayah Indonesia Tengah belum melaksanakan UN tingkat SMA mengingat pendistribusian soal yang belum sampai ke sana.  Sebagian pakar pendidikan menyayangkan hal ini terjadi.  Pemerintah dianggap gagal dalam melaksanakan sistem pelaksanaan UN tahun 2013 ini.  Padahal UN dari tahun ke tahun dilaksanakan setiap bulan April, seharusnya keterlambatan pendistribusian atau pencetakan soal yang agak tertunda ini tidak terjadi seperti tahun ini.

Menyimak dan memperhatikan sekolah-sekolah yang sudah melaksanaan UN tingkat SMA , pelaksanaan UN tahun 2013 ini memang agak berbeda dengan sistem Ujian Nasional tahun lalu.  Kalau Ujian Nasional tahun lalu dalam satu ruangan ada 5 paket soal, jadi siswa yang sama soalnya ada 4 orang masing-masingnya, sedangkan pada tahun 2013 ini, soal ada 20 paket, jadi masing-masing siswa mendapatkan soal-soal yang berbeda walaupun bobot dan kisi-kisinya sama.

Perbedaan yang ke dua, Kalau UN tahun sebelumnya, nomor paket soal ditulis pada soal, misalnya Paket A, B, C, D dan E, jadi siswa dan guru pengawas  tahu siapa yang dapat paket-paket tersebut, masih ada kemunginkanan siswa bekerja sama, contekan atau guru membantu siswa meluluskan dengan cara membuat kunci atau apalah namanya seperti yang terdeteksi terhadap kecurangan-kecurangan Ujian Nasional tahun lalu, namun UN tahun 2013 berbeda dalam cetakan soalnya, tidak terdapat tulisan paket soalnya apa, karena diujung kanan atas terdapat Barkot soal yang tak bisa diketahui kodenya, seperti Barkot harga barang yang ada di supermarket.  Kalau melihatnya harus menggunakan alat khusus.  Kemungkinan kecil UN dicurangi.   Lembar jawaban menyatu dengan soal artinya kalau siswa mengganti soal maka lembar jawabannyapun harus diganti, karena barkot soal dan barkot lembar jawabannya sama.  Lembar Soalnya harus ditulis nama siswa dan asal sekolah, walaupun soal ini harus disimpan oleh sekolah namun soal tersebut tidak bisa diambil atau dipelajari oleh guru sebelum pengumuman ujian nasional dilaksanakan,  Barkoot soal masing-masing siswa di kelas berbeda-beda.

Kalau UN tahun lalu yang mengambil soal dan mengantar soal ke dinas atau rayon adalah panitia penyelenggara UN disetiap sekolah, tapi tahun ini yang mengantarkan soal dan mengambilnya kembali oleh pihak Dinas, LSM, Mahasiswa, pihak Independen lainnya didampingi oleh seorang polisi pengawal lembar Jawaban UN (LJUN).  Karena limit waktu yang disediakan untuk menyerahkan LJUN sangat singkat dan ditunggu, sangat kecil kemungkinan LJUN siswa di curang-curangi seperti cerita-cerita kecurangan tahun sebelumnya.   Bahkan ada sebagian sekolah yang meminta pengawas ruangan langsung mengelem amplop kumpulan LJUN didepan siswa agar waktu pengumpulannya tepat.

Dalam amplop soal, selain  terdapat absen siswa yang ditandatangani oleh pengawas ruangan sebanyak 3 lembar, dibelakangnya  ada berita acara 3 lembar juga, ada juga  2 lembar Fakta Integritas isinya mengenai Identitas Pengawas Ruangan, Nama, Nip, asal sekolah dan mengawas di sekolah mana, ditandatangani oleh pengawas ruangan di tandatangani juga oleh pengawas dari Satuan Pendidikan, mungkin dari LSM, Mahasiswa, Dosen, pengawas Independen disetiap sekolah beda-beda.

Dalam lembar jawaban siswa harus mengisi Nama, nomor dan kode sekolah, tanggal lahir, dan asal sekolah tanggal pelaksanaan serta pernyataan bahwa pelaksanaan UN dijawab dengan jujur dan dibubuhi tandatangan siswa yang melaksanakan UN.  Lembar Jawaban seperti tahun-tahun sebelumnya diisi dengan cara membulatkan dan menghitamkan salah satu jawaban dari 5 pilihan jawaban, sama seperti tahun-tahun sebelumnya.  Namun karena lembar jawaban disatukan dengan soal pada saat mengerjakan soal lembar jawabannya harus disobek dengan hati-hati.  Menggunakan penggaris besi atau penggaris panjang agat tidak terjadi pengrusakan pada lembar jawaban Ujian Nasional tersebut.

Berdasarkan pantauan secara umum dan penilaian beberapa guru yang berkomentar,UN tahun ini memang agak berbeda dan nampak guru tak bisa berbuat apa-apa untuk membantu siswa, mengingat soalnya terdiri dari 20 paket, siswa dan guru tidak tahu paket mana yang diterima oleh siswa siapa, lembar jawaban amplopnya langsung di lem depan siswa atau depan pengawas ruangan, sehingga kemungkinan kecil untuk melakukan kecurangan-kecurangan seperti tahun-tahun sebelumnya.

Hal ini merupakan sebuah kemajuan bagi upaya pemerintah memperbaiki sistem UN yang dari tahun ketahun selalu mendapat protes dan kecaman bahwa UN selalu saja terjadi indikator kecurangan dan ketidakjujuran, sehingga pada tahun ini banyak perubahan-perubahan untuk mengantisipasi terjadi kecurangan tersebut.

Walaupun sebagian siswa dan guru menghawatirkan banyaknya siswa yang tidak lulus, namun upaya ini merupakan sebuah kemajuan untuk menjadi contoh dimasa yang akan datang bahwa siswa harus lebih giat lagi belajarnya.  Gurupun harus melakukan perubahan-perubahan dalam cara mengajar dan pembelajaran agar siswa lebih banyak lagi yang berhasil.

Namun demikian masih ada pihak-pihak tertentu yang meragukan pelaksanaan UN 2013 ini benar-benar jujur atau tidak, karena hasil pengumuman nanti akan terlihat apakah nilainya bervariasi atau nilai yang nampak diatur lagi seperti tahun-tahun sebelumnya. siswa pintar nilainya sama dengan nilai siswa yang tak pernah belajar.  Hal ini akan terlihat pada NEM-NEM siswa yang dibagikan nanti.  Kalau NEMnya sama seperti tahun-tahun sebelumnya, yang nyata-nyata melakukan kecurangan, maka pada tahun ini juga walaupun sistemnya berubah tetap saja bisa terjadi kecurangan-kecurangan melalui cara lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun