Mohon tunggu...
nang arsadi saputra
nang arsadi saputra Mohon Tunggu... -

i love my Father

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja di Hati Ine

13 Februari 2012   16:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:42 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13291487921614193968

[caption id="attachment_170755" align="alignnone" width="560" caption="Ending Dari Kehidupan Ine "][/caption]

Kematian kedua orangtuanya akibat kecelakaan pesawat, membuat Ine begitu terpukul. Tingkah lakunya jadi aneh, tomboy, manja dan semaunya sendiri. Sementara Ria adalah sosok kakak yang sabar dan penuh pengertian. Ia harus rela memberikan kebahagiaan yang harusnya ia dapatkan untuk kebahagiaan Ine. Penyakit jantung yang sejak lama ia rahasiakan berujung pada kematian. Untuk kedua kalinya Ine harus kehilangan orang-orang yang disayanginya.

Rio, yang merasa bahwa semua ini berkaitan dengan dirinya harus bisa menggantikan orang-orang terkasih yang sudah tidak dimiliki Ine lagi. Rio berlari menarik tangan IneRio masih menarik tangan Ine sambil berlari menaiki tangga penyeberangan. Begitu sampai di atas, Rio menghentikan larinya sambil mengatur nafas yang terengah-engah. Kita sudah aman !Ine menghempaskan tangan Rio Eh, kalo gw nggak narik elu,Gw nggak ngerti apa yang bakal mereka lakuin  ke elu.Heh, jadi nyesel gw nolongin elu! Yee, siapa juga yang minta ditolongin

Rio melirik Ine kesal. Ine membalikkan badannya memandang ke arah jalanan di bawahnya, dimana kendaraan berlalu lalang. Rio bersandar di tiang belakang Ine. Matahari mulai terbenam memberikan warna yang indah pada langit. Tiba-tiba Ine tertawa sendiri membuat Rio terheran-heran. Kenapa ketawa..?! Seru banget tadi ya...!Gw rasa lu sakit jiwa, Ayo gw anter pulang.Ine membalikkan badan menghadap Rio dengan menatap dingin.Yaelah, gw bukan anak TK.Mending lu cabut aja deh Gw nggak perlu jasa lu. Sok gentleman lu..! Gw ngerasa bertanggung jawab dengan keselamatan lu.(Ine tersenyum sinis sambil mengambil rokok di tasnya dan menyalakannya)

Di mata gw semua cowok nggak ada yang punya tanggung jawab.Bullshit..!Sekarang gw au buktiin sama lu,Gw..cowok yang bertanggung jawab! Rio mengulurkan tangan ke arah Ine Ayo balik,. Gw anterin..! Hm, emangnya siapa elu, ngatur-ngatur gw? Rio bengong dan bingung menghadapi cewek  okem begini. Reseh lu..! Ine ngeloyor pergi. Sementara Rio makin bengong kaya sapi ompong digigit meong. Hehe..Ine masuk, kemudian langsung saja rebah di atas kasur. Matanya memandang ke langit-langit kamar. Sementara Ria yang sedang membaca buku terpaku memperhatikan tingkah adiknya itu.

Darimana aja lu ?Ine diam tak menjawab pertanyaan Ria. Matanya masih menatap langit-langit kamar. Ria jadi heran lalu berjalan mendekati Ine. Heh, bengong aja lu ! Ine kaget kemudian bangkit dan duduk di bibir tempat tidur. Ah, kakak ngagetin aja Darimana aja lu Malem gini baru pulang ? Abis kuliah, gw iseng cuci mata trus...ng..Gw digangguin preman iseng (Ria mendadak cemas dan memotong..) Trus gimana..? Trus,,ya gw beri aja tuh premanNgacir semua mereka..(Ine mengepalkan tangannya sambil senyum-senyum. Ria mencubit hidung Ine.)

Ria menatap adiknya yang masih tidur. Sementara buku-buku berantakan di samping dan di bawah tempat tidur. Ria mengambil satu persatu untuk dibenahi. Tiba-tiba secara tak sengaja ia mengambil sebuah buku diary adiknya dan membacanya. Sejenak ia kaget dan sesekali pandangi wajah adiknya yang tampak lugu. Sejak kepergian kedua orangtuanya, Rialah yang menggantikan kedudukan sebagai orangtua. Ia begitu sayang pada Ine. Ada raut kegundahan di wajah Ria. Segera ia rapikan buku-buku dan berlalu.

Ine keluar dari kamar menuju meja makan. Wajahnya kusut sehabis bangun tidur. Sementara Ria sedang sarapan. Kak, hari ini gw males sekolah neh Gw nggak enak badan! (sejenak diam pandangi Ine) Ya udah, lu istirahat aja dulu. Kakak berangkat ya..Ria bangkit dari duduknya kemudian beranjak pergi kuliah. Eh, kakak nanti pulangnya agak sore, Karena mau nemenin Rio latihan band. Ine agak kaget mendengar nama Rio disebut. Tapi ia tak beranjak dari kursi smabil menusuk nusuk roti dengan pisau.

Suasana sebuah kampus. Beberapa mahasiswa sedang hilir mudik, ada juga yang duduk-duduk di bawah pohon. Rio dan temen-temannya sedang kongkow-kongkow di sana. Kita harus lebih serius latihan neh Karena bentar lagi kita rekaman. Akhirnya jadi juga kita rekaman. Cihuuyy..! Jangan Cuma cihuy doang lu, Tapi latihan telat melulu, payah! Enak aja, biar telat gw nih paling serius Daripada elu nggak pernah konsen. Mikirin apa sih elu ?

Mikirin Santi kalee...Karena cintanya bertepuk sebelah tangan hehey...Merekapun tertawa. Sementara Edo Cuma nyengir dan garuk-garuk kepala walaupun tidak gatal. Dari kejauhan Ria nampak berjalan menghampiri mereka. Eh, lihat tuh. Bokin lo kemari yo..! Rio menoleh ke arah Ria yang baru datang. Hai semua,,sory neh ngganggu. Ah nggak juga. Lagi santai kok. Ria memandang Rio sejenak. Gimana, jadi nggak kalian rekaman ? Jadi dong..Sory ya, gw mau ajak Rio dulu neh. Ada urusan penting. Rio bengong karena tangannya langsung saja ditarik Ria. Oke...tapi jangan lupa yo, besok sore kita latihan.

Rio menjawab sambil jalan karena tangannya terus digandeng Ria. Teman-teman Rio Cuma melongo melihat kepergian Rio dan Ria. Ria berdiri memandang laut. Matannya berkaca-kaca. Rio muncul dari belakang lalu menyentuh pundak Ria. Ria mencoba menyembunyikan kesedihan di wajahnya lalu membalikkan badan. Dilihatnya Rio bingung namun menatap dengan rasa kasih sayang. Kamu lagi mikirin apa sih ? Ria tersenyum kecil sambil menggeleng, berusaha menutupi kegundahannya.Yo,, aku mau minta tolong sama kamu. (Ria menarik nafas berat. Matanya kembali berkaca-kaca.) Kamu nggak usah ragu-ragu Bilang aja. Emangnya ada apa sih ? Ini soal Ine !

Ine,,,kenapa dia (ragu) dia..dia...suka sama kamu yo..!Rio menatap Ria tak mengerti. Ria mulai meneteskan air mata (terbata-bata) Aku minta sama kamu untuk mencoba menyukainya.Maksud kamu......Aku harus bersama Ine ? Ria mengangguk. Air matanya terus mengalir. Rio berubah gusar. Berjalan di sekitar Ria lalu menendang pasir dengan kesal. Gila..!! kamu gila..!! Ria menatap mata Rio dalam-dalam. Aku tau yo, aku sangat mencintai kamu. Itu artinya kamu minta aku untuk membohongi Perasaan aku, kamu dan Ine ?

Ria melempar pandangannya ke laut. Ria memeluk tubuhnya sendiri. Kebahagian Ine adalah hal yang paling penting buat aku. Rio kembali menarik bahu Ria agar memandangnya. Aku nggak bisa....! Kamu sayang aku kan yo,, Dan kamu juga janji untuk ngebantu aku kan ? Rio menatap Ria dengan sedih. Air mata Ria makin membanjir. Keduanya bertatapan. Saling diam. Lalu Rio mengusap air mata di pipi Ria Adegan-adegan Rio dan Ria berdua. Jalan-jalan, makan, bercanda dsb..diselingi voice over Ria Aku tersiksa dengan keadaan ini.Tapi aku bingung. Aku sayang kamu yo..Tapi, aku juga nggak mau mengecewakan Ine Aku harus rela berkorban demi kebahagiaan Ine..

Suasana kampus sekilas. Tampak Ine sedang mencari-cari seseorang sambil sesekali bertanya pada orang yang lewat. Kemudian Ine menghampiri teman-teman Rio yang sedang mengobrol.Rio dan Ria sdang berbincang dengan serius. Tolong yo,,kamu harus bisa menyukai Ine. Nggak bisa,,kita nggak bolehmembohongi perasaan kita masing-masing !Ria terdiam sambil menangis Pokoknya cukup ya’...Aku sayang kamu. Mereka berpelukan. Tanpa disadari sepasang mata Ine memperhatikan dari balik tembok. Tiba-tiba Ria melihat kalau ada Ine yang sedang memperhatikan mereka. Ria segera melepaskan pelukannya.

Ineeee......tungguuu..! Ine langsung lari diikuti Rio dan Ria. Ine terus saja berlari di atas rel kereta api tak menghiraukan panggilan Rio dan Ria. Tiba-tiba dari arah berlawanan muncul kereta yang sedang melaju. Tapi Ine terus saja tak berhenti. Kereta semakin dekat. Tapi Rio sudah berhasil menyusul Ine dan segera mendorong bahu Ine ke luar rel. Rio memegang bahu Ine. Tapi Ine terus berontak. Kereta berlalu. Dari kejauhan Ria tampak berdiri dengan sock karena kawatir sekali dengan Ine. Perlahan ia mulai terduduk sambil memegangi dadanya yang terasa sakit. Dari arah belakang teman-teman Rio berlari mendekat dan segera menolong Ria yang ambruk.

Foto Ria tergolek di bawah nisan. Gundukkan tanah yang masih baru penuh dengan taburan bunga-bunga. Ine tak kuasa membendung airmata kesedihan yang teramat dalam di pelukan Rio. Ine memandang ke tengah laut dengan airmata yang tak henti mengalir. Begitu dasyat kesedihan yang tengah dialaminya. Kedua orangtuanya sudah lebih dulu pergi. Sekarang satu-satunya kakak yang ia sayangi juga pergi untuk selamanya. Di belakangnya Rio mengawasi. Kemudian perlahan mendekat dan berhenti di samping Ine. Pandangannya menghujam ke arah laut. Ini semua sudah kehendak yang maha kuasa..Lu harus tabah ne’. Ine hanya diam. Ia larut dalam kesedihan sambil tetap memandang ke arah laut. Percayalah,,,Masih ada gw yang akan selalu nemenin hari-hari lu ne’...Selamanya..........!Dipegangnya bahu Ine. Dipeluknya denganpenuhrasa kasih dan sayang. Senja makin merambat, bulan muncul di balik semburat jingga di atas laut. Angin yang bertiup pelan menggoyang pucuk daun-daun nyiur. Laut begitu tenang, senja begitu tenang, alam begitu tenang.

-TAMAT-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun