Mohon tunggu...
Nanetta Kartika Cintami
Nanetta Kartika Cintami Mohon Tunggu... Lainnya - SMAN 28 Jakarta

XI MIPA 5 / 27

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Resensi Buku "Luka Hati" Karya Candra Malik

8 Maret 2021   06:48 Diperbarui: 8 Maret 2021   07:51 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Identitas Buku

Judul                                         : Luka Kata

Penulis                                     : Candra Malik

Banyak Halaman                  : 150 halaman

Penerbit                                   : Grasindo

Tahun Terbit                          : 2019


Tentang Penulis

Candra Malik lahir di Solo, 25 Maret 1978 lahir dalam keluarga yang cukup akrab dengan kebatinan Islam. Ia tumbuh menjadi seseorang yang terus aktif memperdalam keimanannya dan belajar kepada belasan mursyid tarekat di Indonesia. Candra juga merupakan Wakil Ketua Lembaga Seni dan Budaya Muslim Indonesia Besar pada Pengurus Besar Nadhatul Ulama (Lesbumi PBNU) periode 2015-2020.

Tak hanya di bidang agama, ia juga ambil partisipasi di bidang jurnalistik. Pengalaman jurnalistik yang sudah mencakup dua bahasa yaitu, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris mendorongnya untuk terus berpikir kreatif dan menulis.

Setelah cukup banyak pengalaman yang ia miliki sebagai penulis, ia ditasbihkan sebagai Sastrawan Sufi oleh Begawan Sastra Indonesia, Profesor Budi Darma, sejak karyanya yang berjudul Sekumpulan Cerita Pendek Mawar Hitam diterbitkan pada tahun 2015. Candra setidaknya sudah menulis empat belas buku termasuk buku yang berjudul Luka Kata ini.

Ringkasan Buku

Buku berjudul Luka Kata bercorak abu ini menggambarkan seorang wanita yang sedang berdiri di depan tangga di bagian cover nya. Sebelum menunjukan bagian-bagian dari buku ini ada beberapa kata yang ditorehkan oleh sang penulis, Candra malik, yaitu "Kata-kata semakin tak berekekuatan. Kita sendiri yang melemahkan, Candra Malik,2019."

Buku ini menyuguhkan 146 puisi yang dibagi menjadi sepuluh tema, yaitu : lebih baik pergi, percuma omong kosong, riwayat luka, pernah sangat ingin, menyatu lagi, oleh karena cahaya, di dalam kenangan, dan ia mendekat, pelupuk peluk, jika perempuan.

Di Masa Murung

Apa yang kausuka

Dari puisi-puisiku

Yang melulu cinta

Atau selalu rindu?

Aku hanya menulis ingin

Malempaui angan-angan

Yakin bisa ke atas angin

Menjauhi s'tiap larangan

Dari ngarai ngungun ini

Di masa-masa murungku

Pasti melayangkan sepi

Dan kini sampai padamu

(2018)

Puisi ini menggunakan sajak di ketiga baitnya. Penggunaan sajak menjadi nilai yang dapat ditonjolkan dan membuat puisi menjadi lebih menarik.

Selamanya

Rindu diciptakan dari kau dan aku

Yang dipisahkan sementara waktu

Bagi akal, kau kekal

Bagi hati, kau abadi

(2018)

Gagal Menjadi Kekal

Malam setiba hujan

Kala aku merindukanmu

Kehadiran masa lalu

Ketika kita tak ragu

Kupeluk ini ranjang

Yang kini berkubang

Nista pengkhianatan

Dan noda kepalsuan

...

(2018)

Kelebihan dan Kelemahan 

Puisi berjudul Selamanya menggambarkan kerinduan antara dua insan yang sedang berpisah selama sementara waktu. Saat saling merindu mereka yakin bahwa satu sama lain adalah untuk selamanya, kekal, dan abadi. Penggunaan kata yang lugas dan mudah dipahami membuat pembaca yang masih awam dengan beberapa diksi menjadi lebih mudah mengerti puisi-puisi di dalam buku. Tetapi saat kita membaca puisi berjudul Gagal Menjadi Kekal, tidak sedikit pembaca yang mungkin akan mengalami kesulitan untuk memahami makna seni sastra ini karena beberapa diksi yang masih asing penggunaannya dan letak nya dalam kalimat sebagai metafora juga dapat membingungkan para pembaca.

Rekomendasi

Terlepas dari itu, buku ini mengemas puisi-puisi karya Candra Malik secara apik dan  mengutamakan nilai sastranya. Makna puisi-puisi dalam buku ini juga dapat dengan mudah diresapi oleh pembaca karena diadaptasi dari perasaan dan keadaan yang sering dialami dalam kehidupan nyata sehingga buku ini akan cocok dibaca bagi kalangan umum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun