Mohon tunggu...
Nanda Setiyono
Nanda Setiyono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Kudus, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Anggota Pencak Silat Nahdlatul Ulama' Pagar Nusa

Aku bukanlah Kamu ataupun Dia. Aku ingin jadi diriku sendiri, berubah sesuai arahan hati, acuh terhadap ocehan kanan kiri, dan menciptakan sukses versi diri sendiri. Bergerak-Bergerak-Berdampak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Retorika, di Masa Kampanye Pilkada

23 Oktober 2024   21:10 Diperbarui: 24 Oktober 2024   00:23 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam aturan PKPU Nomor 2 Tahun 2024, di jelaskan bahwasannya tahapan dan jadwal pelaksanaan kampanye pilkada 2024 adalah mulai tanggal 25 Sepetember 2024 dan berakhir pada tanggal 23 November 2024 atau bisa dikatakan berlangsung selama 2 bulan. 

Dalam Proses pemilu pilkada seperti ini, berbagai cara kampanye yang dilakukan oleh para paslon. Salah satunya dengan berbicara di depan publik dengan tujuan menarik simpatisan publik untuk berpihak pada para paslon. Tentunya para paslon sudah menguasai komunikasi politik yang ada, untuk mempengaruhi para publik, yakni dengan menggunakan retorika politiknya. 

Para politikus yang pintar dalam menggunakan retorika politiknya, selalu luwes dalam berbicara dan mudah di terima oleh publik. Padahal pada dasarnya publik harus benar-benar memilih dan memilah informasi yang ada, khususnya pesan yang di sampaikan oleh komunikator/paslon yang berkampanye. 

Ada salah satu trik yang menjadi dasar untuk publik agar tidak hanyut dalam hasutan retorika dari paslon yang berkampanye. Tentunya publik harus mengetahui terlebih dahulu tentang definisi dari retorika dalam politik. 

Apa yang di maksud retorika politik? dan bagaimana menyikapinya?

Retorika politik adalah seni berbicara yang dijadikan proses negosiasi dalam mempengaruhi khalayak. Secara umum, retorika politik adalah seni teknik persuasi politik yang bersifat mempengaruhi publik dan diharap mereka percaya dengan pesan-pesan yang disampaikan. 

Aristoteles sendiri menyebutkan unsur dari retorika ada tiga;
1. Logos (Logika), pesan yang disampaikan logis atau harus masuk akal.
2. Pathos (Emosi), pesan yang disampaikan mengundang rasa bangkit pada dirinya, tersentuh emosionalnya.
3. Ethos (Etika/Kredibilitas), merupakan faktor personal yang berkaitan dengan
masalah karakter. Hal ini juga berkaitan tentang siapa yang menyampaikan pesan dan bagaimana orang tersebut memposisikan pesan yang disampaikan. Juga rekam jejak karir kehidupannya bagus. 

Dapat disimpulkan, dari unsur ketiga tersebut harus ada pada pesan yang disampaikan oleh para paslon yang berkampanye, jika salah satu saja tidak ada, maka diragukan pesan yang disampaikan,  dan perlunya kecurigaan para publik. Karena ketiga unsur tersebut saling berkaitan.

Sebagai publik yang cerdas harus pandai-pandai menerima informasi. Harus pandai memilih dan memilah mana informasi yang benar dan mana informasi yang salah. Pahami ketiga unsur tersebut. Agar kelak mendapatkan pemimpin yang benar-benar pemimpin yang niat dalam hati, bukan hanya menuruti ambisi dalam diri. Tentukan pilihan sesuai hati nurani, dan harus tetap waspada dan hati-hati terhadap informasi yang beredar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun