Mohon tunggu...
NaBe
NaBe Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Krisis Moral Kaum Cerdas

4 Desember 2024   16:40 Diperbarui: 4 Desember 2024   16:45 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

      Saya merasakan ilustrasi itu sangat bersemangat untuk membuat citra lulusan sekolah tinggi agama itu hancur lebur.

      Kenapa begitu? Mungkin karena Gus Miftah adalah pendukung mantan presiden Jokowi, atau karena posisi Gus Miftah yang ulama itu tidak sepaham dengan ulama yang anti mantan presiden Jokowi.

     Bagi saya cerita ini adalah ekor dari kisah saat pak Jokowi masih menjadi presiden RI.

     Pada jaman itu ucapan yang mengandung pelecehan kepada nilai kemanusiaan sudah lahir.

     Buktinya ada kata-kata seperti murtad, kafir, antek cina, budak asing, darah yang halal, dungu yang di ucapkan oleh personal terpelajar.

     Mereka yang tidak setuju dengan presiden Jokowi adalah individu yang pernah merasakan bangku kuliah lalu lulus minimal bergelar strata satu, bahkan ada yang sampai punya gelar akademis tingkat tinggi.

     Bisa di teliti bahwa orang-orang sombong memang berasal dari kaum berlebihan.

     Lebih dari hal keilmuan juga lebih dari hal harta benda, dalam arti tidak perlu kuatir dengan asap ngebul di dapur.

    . kejadian ini memang menyedihkan karena orang-orang yang punya banyak kekuatan mampu menekan kelompok  yang berbeda status sosial dan berbeda persepsi pada suatu hal.

     Semoga saja cerita sedih tentang penjual teh manis mampu membuat kita semua sadar bahwa perbuatannya sombong dan menghina juga fitnah bukan suatu sikap yang pantas di pertahankan.

     Sikap seperti ini harus di musnahkan atau nilai-nilai kemanusiaan akan punah dan meninggalkan prilaku manusia kasar juga serakah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun