Halo pembaca setia Kompasiana, semoga bertambah sukses dan banyak uang.
   Dalam beberapa hari ini. Media berita online di ramaikan oleh cerita tentang juru parkir yang semau gue menetapkan tarif parkir dan ada berita tentang preman yang bayar harga makanan sesuka hati tidak peduli harga sebenarnya di warung Tegal.
   Dua orang tersebut memang bersikap melanggar hukum positif negara karena perbuatannya termasuk meresahkan orang lain .
   Sikap para preman dan jukir palak mampu menciptakan kondisi ketakutan karena mereka tidak segan melakukan tindak kekerasan terhadap korbannya.
   Sehingga para korban menurut saja dari pada tidak selamat.
   Tapi kita jangan lupa pula dengan sosok yang juga bagian dari penyakit masyarakat.
   Namanya mirip suatu tokoh di film legenda anak-anak tahun 80-an.
   Kelompok tersebut di namakan pak ogah. Tugas individu tersebut meminta uang kepada pengguna jalan umum secara halus atau sedikit galak.
   Ketiga unsur tersebut lahir dari kondisi lingkungan di dalam rumah dan pergaulan sehari-hari yang penuh tekanan.
   Mereka berasal lebih banyak dari kaum yang sangat rendah tingkat pendidikan wajib karena akibat kemiskinan secara uang dan wawasan.
   Kalaupun ada yang berasal dari keluarga terpandang biasanya mereka tercipta karena hubungan di dalam rumah yang tidak harmonis sehingga mudah hanyut dengan pengaruh negatif di tongkrongan.