Mukjizat THR bagaikan film robot Hero Jepang. Seorang manusia lemah menjadi robot superkuat pembasmi kejahatan.
   Tanpa sadar manusia toxid memang ada di sekitar kita. Namun baju yang di pakainya bermerek persaudaraan tiada batas. Semuanya harus bersatu demi moral tradisi yang turun temurun dan agama yang suci.
   Tapi anehnya ketika kita di anggap gula maka banyak semut yang datang, namun waktu unsur gula habis gerombolan semut pergi entah kemana.
   Sakit menyesakkan dada . Tiada ucapan tapi terlihat dari sikap bahwa seseorang bukan personal penting.Â
   Hari suci Idul Fitri memang harus berhati bening tapi siapa yang mau di jadikan manusia hina secara halus.
   Tidak ada rumus yang tepat kecuali bermanipulasi dalam silahturahmi.
  Dengan busana terlihat bagus dan gaya komunikasi yang handal, bisa di pastikan di sana ada rasa sama rata.
  Sikap ini harus di lakukan demi gengsi agar tidak di jadikan manusia rendah yang tidak masuk hitungan sepuluh manusia penting oleh orang sana.
   Lebih enak dari rasa kuliner saat lebaran adalah sikap percaya diri supaya ada rasa menang di hari kemenangan setelah menahan rasa untuk tetap mengalah berbulan - bulan lamanya.
   Selamat berjuang pemburu rupiah, semoga kalian menang. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H