Mohon tunggu...
NaBe
NaBe Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Politik Identitas adalah Bumbu Penyedap Rasa

5 Januari 2023   09:40 Diperbarui: 5 Januari 2023   09:52 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

          Tindakan politik identitas akhirnya menjadi suatu ancaman politik bagi beberapa kelompok karena di anggap bisa menjadi alat kenalpot roket menuju garis finish.

          Ucapan kecemasan tentang politik indentitas di suarakan oleh beberapa pengamat politik termasuk presiden ke tujuh republik Indonesia, Bapak Jokowi.

          Ada arti yang sama dari suara keprihatinan dari mereka yaitu politik identitas tidak perlu ada karena politik identitas hanya melahirkan perpecahan di antara warga negara Indonesia.

          Pada awalnya saya sendiri setuju dengan sikap anti politik identitas, namun setelah berfikir ulang sebenarnya tindakan politik identitas sudah ada dan sering di pakai sejak dahulu.

          Isu tentang suku agama ras dan antar golongan menjadi bumbu penyedap rasa dalam pertarungan politik di manapun.

          Di Indonesia sendiri tindakan politik identitas menjadi alat perjuangan melawan penjajah asing, seperti slogan pribumi yang merdeka dan sejahtera.

          Kata pribumi yang merdeka dan sejahtera di pakai oleh para politisi pada saat itu agar saat melawan bangsa asing penjajah terasa nikmat.

          Sehingga perlawanan yang terjadi tidak berhenti karena kurang ilmu dan alat perang dari para pejuang.

          Dalam suatu kampanye harus ada kalimat yang mampu menyentuh alam bawah sadar para pendukung aksi politik supaya tidak ada rasa kapok ketika bersikap.

          Aksi politik identitas memang bermodalkan nilai yang sederhana namun mampu menghasilkan kondisi yang mewah.

          Kisah ini bisa terlihat ketika saat akhir orde lama dan orde baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun