Ternyata si calon seragam polisi Indonesia hanya seorang aktor dunia nyata. Bripda RBH menolak untuk merangkul calon ibu dari anak biologisnya dengan alasan karir dan rasa sungkan karena kakaknya belum menikah.
Mendiang NWR berusaha diskusi dengan orang tua pihak RBH dan pihak keluarga sendiri namun semuanya bernilai nol besar.
Akhirnya lahirlah ide untuk pindah dari kenyataan yang kejam, semoga saja kasus NWR ini berakhir indah dan roh mendiang tidur tenang.
Dari dua kisah tentang wanita muda di atas ada persamaan takdir walau prosesnya berbeda yaitu adanya kondisi yang seragam tentang kegagalan dalam cita-cita dan cinta.
Gagal dalam cita-cita dan cinta membuat kedua gadis tersebut berbuat nekat. Karena gagal dalam dua hal tersebut tidak hanya rusak untuk urusan asmara tapi juga hancur dengan mimpi mapan di masalah keuangan.
Pola pikir orang nekat memang tidak biasa. Apapun halangan harus bisa di pastikan selesai, karena beban berat di logika di selesaikan sendiri.
Sikap ini terjadi dari prilaku orang sekitar yang tidak mampu memberikan jalan keluar namun hanya menciptakan jalan buntu.
Pasti banyak orang suci yang mengutuk sikap dari kedua korban keadaaan.
Perbuatan mereka yang terjadi dari keadaan terpaksa namun di lihat dari tradisi timur yang ada di negara ini memang bukan keputusan bagus. Budaya timur mengajarkan perempuan untuk tidak bertindak buruk dan memalukan nama keluarga.
Namun ternyata keadaan terpaksa dan terasa sendiri, apakah ada kambing hitam?
Tapi jika korban keadaan tersebut ternyata orang dekat tersayang, apakah akan ada sikap yang sama sehingga lahir pula cerita yang mirip?