Pada bulan september setiap tahun ada saja rasa ketakutan untuk beberapa  warga negara Indonesia. Ini di sebabkan adanya ingatan tentang kekejaman suatu partai politik di jaman pemerintahan orde lama.
Pada era presiden insinyur Soekarno, partai komunis Indonesia sangat berambisi untuk menjadi partai paling besar dan mengalahkan partai politik lainnya.
Suatu cara yang paling enak adalah mendekatkan diri kepada sang proklamator. Cara tersebut mampu membuat partai politik yang di pimpin oleh kaum intelektual kiri menjadi anak emas presiden Soekarno.
Presiden Soekarno yang pada saat itu sangat bersemangat untuk menjadikan negara Indonesia sebagai negara berpengaruh di bidang politik dan ekonomi dunia.
Bermacam usaha di lakukan seperti keluar dari organisasi persatuan bangsa-bangsa dan menciptakan gerakan nonblok yang punya kemampuan menjadi negara bebas tanpa ekor dari dua blok yang berbeda prinsip kebijakan politik juga ekonomi.
Sikap sang proklamator tersebut di dukung oleh partai politik kiri yang memang sangat anti dengan pola pikir negara blok barat pendukung politik liberal. Padahal pada partai politik kiri ini ikut merasakan nikmatnya situasi politik liberal dengan kondisi banyak parpol yang lahir.
Karena sikap para petinggi partai komunis Indonesia ini bisa di terima oleh mantan menantu dari Almarhum Bapak Haji Oemar Said Cokroaminoto. Maka posisi Parpol terlarang pada era orde baru sampai sekarang ini mampu membuat ketar-ketir para politisi dari parpol lain.
Persaingan sengit tercipta antara pendukung idealisme kiri dengan pendukung anti parpol merah berlambang palu arit.
Permusuhan ideologi antara anak bangsa melahirkan konsep komunikasi masal yang di kenal dengan nama kabar bohong, yang saat ini ngetren di sebut hoax.