Mohon tunggu...
NaBe
NaBe Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi Orang Kaya Memang Enak

26 Januari 2021   21:40 Diperbarui: 26 Januari 2021   21:49 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup manusia di pimpin oleh mimpi.

          Mimpi yang di dapat bisa berasal dari cerita orang tua atau orang lain baik berupa ucapan atau tulisan.

          Dari sana di mulai pemikiran tentang cara membuat mimpi menjadi kenyataan.

          Di perlukan suatu usaha seperti pemikiran dan tingkah fisik untuk mencapai garis finis.

          Mimpi yang hanya ada di dunia lain akhirnya di bentuk dalam logika bernama cita-cita.

Adalah seorang bernama Nadin Amizah yang berkomentar," jadilah orang kaya, karena kalau kamu kaya, kamu akan mudah menjadi orang baik. Dan saat kita miskin, rasa benci kita pada dunia itu sudah terlalu besar sampai kita nggak punya waktu untuk baik sama orang lain lagi."

Komentar gadis cantik tersebut membuat keributan komentar di media sosial. Karena banyak warga negara dunia media sosial menentang filsafat yang memojokkan kelompok kelas bawah.

Bagi kaum penentang mempunyai pemikiran bahwa orang miskin tidak melahirkan sikap anti sosial justru orang kaya yang punya sikap penindasan.

Namun bagi penulis yang mendukung NA, mempunyai sikap setuju karena menurut kenyataan banyak sikap kebencian berawal dari kondisi yang miskin.

Itu pula yang saya baca dari tulisan di blog sana. Ada yang setuju dan ada yang tidak setuju bahwa kemiskinan  menciptakan kondisi anti sosial.

Bagi saya sendiri kedua komentar yang setuju atau tidak setuju sama-sama punya nilai yang benar, karena sikap manusia bisa berbeda-beda berdasarkan pola pikir dari hasil pengalaman hidup.

Misalkan ada maling karena butuh makan tapi ada koruptor yang tidak lapar. Ada maling berasal dari lingkungan yang miskin harta dan wawasan. Namun ada koruptor yang ternyata bergelar sarjana sampai profesor dan punya harta bejibun.

          Lalu apakah masalah sebenarnya?

Menurut saya adalah kemiskinan. Loh aneh ada juga orang kaya yang jadi penjahat padahal punya harta buanyak banget.

Itu dia masalahnya. Ada beberapa orang kaya yang menjadi orang jahat dengan mencuri milik orang lain dari balik penampilannya yang indah di mata.

Memang ada individu dan kelompok yang suka pamer harta namun belum tentu harta tersebut adalah benar-benar milik pribadinya. Bisa jadi tingkahnya adalah suatu kamuflase agar di pandang manusia lain sebagai manusia yang mulia dan patut di hormati.

          Orang seperti itu tidak akan bercerita tentang hartanya bisa habis bila bunga tagihan kredit membengkak.

          Dan ada pula manusia yang terlihat miskin namun punya simpanan harta cadangan secukupnya tapi bisa membuat ketenangan jiwa.

          Apakah orang miskin itu orang kaya?

          Bisa saja begitu. Walau nilai hartanya masih jauh dari milik orang kaya.

          Karena kaya tidak hanya berupa bentuk fisik yang menawan tapi suatu sikap untuk merasa punya kelebihan yang patut di syukuri.

Saat ini banyak orang kaya harta namun miskin moral sehingga masih bersikap aneh. Semua itu berasal dari rasa tidak puas dengan kondisi status sosial yang ada.

Karena manusia adalah mahluk sosial yang selalu membutuhkan manusia yang lain maka di buatlah rencana-rencana hebat agar tetap terlihat masih pantas untuk di muliakan.

          Namun walau berada di lingkungan miskin harta tapi di sana ada rasa bahagia maka tidak mungkin ada sikap anti sosial.

Tetapi lagi kita semua memang harus kaya harta dan wawasan agar tetap bersikap dua jempol. Karena dengan kaya harta dan wawasan manusia tidak hanya punya hak milik pribadi tapi juga bisa bersikap sosialis dan akhirnya menjadi manusia yang pantas di muliakan di mata manusia lain termasuk di hadapan Tuhan yang maha benar.

          Jadilah orang kaya jangan jadi orang miskin !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun