Mohon tunggu...
NaBe
NaBe Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

G 30 S PKI Tindakan Terkutuk Kaum Terhormat

29 September 2020   21:00 Diperbarui: 29 September 2020   21:03 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

September malam tanggal 30 tahun 1965 hari kamis. Beberapa pasukan bersenjata laras pendek dan panjang  berkumpul di suatu kebon karet bernama Lubang Buaya.

          Nama yang berasal dari penampakan binatang reptil amphibi bernama buaya di daerah tersebut.

          Pada saat itu wilayah yang dekat dengan bandara Halim perdanakusuma menjadi tempat pelatihan para patriot untuk berperang melawan negara Malaya atau Malaysia.

          Nama bandara udara yang di ambil dari pahlawan tentara udara republik Indonesia yang berfungsi sebagai terminal untuk penerbangan ke luar negeri dan berfungsi juga sebagai  parkirnya pesawat tempur milik angkatan udara Indonesia.

          Namun bandara udara tersebut sempat mendapat citra yang buruk di sebabkan oleh suatu gerakan militer pada pagi buta tanggal 1 Oktober 1965.

          Peristiwa yang di kenal dengan "gestok", "gestapu", g30s. Membuat tujuh patriot Indonesia gugur sebagai pahlawan Indonesia. Tujuh patriot Negara Kesatuan Republik Indonesia di ambil paksa oleh pasukan pasopati dengan keadaan hidup atau wafat tertembak.

          Tujuh patriot di angkat dari sumur tua wilayah lubang buaya pondok gede seberang bandara Halim Perdanakusuma di tanggal 4 oktober 1965.

          Semenjak kejadian mengerikan di lubang buaya otomatis membuat situasi keamanan nasional menjadi berantakan. Pembantaian luar biasa terjadi di negara yang relejius.

          Mungkin kondisi yang mirip seperti ini bisa dilihat pada film dokumenter tentang pembantaian di negara Rwanda. Atau film semi dokumenter berjudul Hotel Rwanda.

          Bagi saya yang sudah kenyang dengan agitasi dari film g30s/pki, pencarian tentang kisah pilu dari film itu meluas dengan cara membaca buku sejarah dari penulis bebas dan blog internet.

          Dari dua unsur tersebut ada kesimpulan bersama bahwa pelaku utama gerakan jahanam adalah D.N Aidit, Syam Kamaruzaman dan Letkol Untung.

          Namun ada sesuatu yang menarik karena ketiga pelaku tersebut bukanlah manusia yang bernilai receh.

          Aidit berasal dari keluarga priyayi yang berasal dari belitung. Bapaknya Abdullah Aidit seorang pendiri organisasi Nurul Islam yang berinduk pada organisasi Islam besar bernama Muhamadiyah. Aidit sering di ajak untuk berazan karena suaranya bagus. Dan karena ayahnya seorang tokoh agama maka si Aidit kecil bisa tamat baca Al Quran.

          Bahkan D.N aidit bergabung dengan kelompok mahasiswa yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia bernama menteng 31 jakarta. Sampai akhirnya menjadi politis hebat bergelar wakil ketua MPRS dengan kedudukan menteri dalam kabinetkerja III masa kerja 6 Maret 1962-13 November 1963 dan wakil ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat sementara dalam kabinet Dwikora I masa kerja 27 Agustus 1964-22 Februari 1966.

          Orang paling dekat D.N Aidit di partai komunis Indonesia adalah Syam kamaruzaman. Dengan posisi biro khusus PKI. Bahkan Syam kamaruzaman punya hubungan erat dengan angkatan darat karena bisa memberikan infomasi tentang pemberontakan DI/TII.  

          Letnan kolonel Untung syamsuri adalah mantan komandan Batalyon 454/Banteng Raiders yang berbasis di Srondol, Semarang. Pernah ikut dalam penumpasan PRRI di Sumatera Barat dan operasi Mandala di Irian barat.

Bersama bapak Benny Moerdani di kesatuan RPKAD, Untung mendapatkan bintang Sakti dari Presiden Sukarno.

Ketiga personal tersebut hidup dengan keadaan yang lebih baik dari warga negara Indonesia yang lain. Mereka mendapatkan fasilitas dari negara karena berada di posisi yang dekat Presiden sukarno.

Namun sayang sekali, akibat salah dalam pemikiran hidup mereka berubah 180 derajat setelah gerakan militer yang amburadul di bulan oktober 1965.

Pola pikir yang berasal dari situasi tertekan ternyata mampu membuat orang-orang pintar seperti mereka berbuat nekad namun berakhir tragis. Sikap mereka yang sembrono membuat banyak warga Indonesia menderita sampai sekarang.

Sakit hati yang terasakan masih ada sehingga beberapa kaum elit bersemangat untuk menonton kembali kejahatan politik di lubang buaya.

Seandainya orang-orang hebat seperti D.N Aidit, Syam Kamaruzaman dan letkol Untung Syamsuri bisa berfikir tenang dan bersikap rendah hati, gerakan 30 September 1965 tidak perlu terjadi dan mereka bisa hidup lebih baik dari kisah di buku sejarah.

Inilah misteri hidup bahwa yang dulu berbuat baik untuk negara belum tentu wafat pula dalam situasi yang bagus. Mereka berjuang demi negara Indonesia namun karena logika sudah penuh dengan masalah berat maka akal sehat bisa berubah panik.

Inilah misteri hidup, nasib manusia bisa berubah tak terduga. Jalan hidup hamba Tuhan memang penuh rahasia. Dalam sekejap bisa jatuh kedalam sumur tanpa dasar walau perjalanan ke puncak bukit penuh dengan pengorbanan berat.

Dulu nasib baik mungkin besok hidup sangat hina. Dulu kaum terhomat mungkin besok kaum terkutuk.

Tetaplah berfikir tenang dan rendah hati, semoga kita tetap terlindung dari nasib seperti iblis. Suatu mahluk loyalis Tuhan namun di kenakan pembatalan masuk surga dan abadi di neraka karena merasa paling hebat.

Waspadalah !!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun