Mohon tunggu...
NaBe
NaBe Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Duri Dalam Daging

13 Agustus 2020   18:37 Diperbarui: 13 Agustus 2020   18:35 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kakak senior fadli dan kakak senior fahri bersatu secara logika dengan musuh Pancasia dan musuh NKRI. Suatu kelompok yang melupakan jasa para pejuang yang telah melahirkan dan merawat Pancasila dan NKRI.

Betapa sangat beratnya perjuangan para pahlawan baik yang terkenal atau tidak terkenal dalam memberikan sikap terbaik untuk Indonesia dan tidak semua pejuang juga pahlawan yang mendapat penghargaan terbaik dari Indonesia.

Bahkan ada beberapa dari pejuang dan pahlawan yang hidup sampai matinya dalam kondisi menderita akibat takdir politik di negara ini.

Seandainya penghargaan tersebut di jadi di berikan kepada abang fahri dan uda fadli artinya ada penambahan cacat politik Presiden Jokowi karena salah memberikan tanda terima kasih kepada rakyat.

Walau mungkin tindakan tersebut adalah suatu gimik politik namun akan ada rasa ketidakadilan kondisi politik yang lahir dari sikap seorang pemimpin negara Indonesia.

Perlahan namun pasti rasa sayang rakyat akan luntur. Rasa cinta sejati bisa berganti menjadi benci untuk selamanya.

Sudah sering terbukti bahwa serangan dua mantan remaja di kampus tercinta gagal terjadi karena kuatnya cinta sejati dari rakyat yang tetap percaya bahwa presiden pilihannya memang bisa di andalkan.

Yakinlah  Bapak Presiden Jokowi bahwa kekuatan rakyat adalah tenaga nuklir yang lebih dahsyat dari cuap-cuap fadli dan fahri. Jangan biarkan kebijakan tersebut menjadi kisah politik duri dalam daging yang susah terlupakan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun