Mohon tunggu...
NaBe
NaBe Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Online Bagai Pegang Pisau Dapur

31 Juli 2020   13:53 Diperbarui: 31 Juli 2020   13:51 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun ajaran baru 2020/2021 baru di mulai bulan juli. Kegiatan belajar tanpa teman-teman belajar sama umur dan di kelas yang sama. Biasanya ada guru di depan kelas yang sibuk memberi penjelasan tentang ilmu yang harus di mengerti murid namun saat ini kisah itu tinggal kenangan.

Penyebaran yang masiv dari virus corona menciptakan suatu kebijakan tentang cara belajar yang baru. Cara belajar yang belum pernah di bayangkan oleh warga negara manapun.

Bahkan film sains fiksi yang pernah saya tonton juga tidak pernah bercerita tentang cara belajar jarak jauh. Film sains fiksi hanya bercerita tentang perintah dari komando pusat kepada markas cabang  yang letaknya bisa di jangkau sekitar seratus tahun perjalanan di luar angkasa.

Itu pun jika alat komunikasi mereka tidak terjadi kerusakan.

Nah kejadian saat ini ketika wabah covid19 terjadi di beberapa negara di dunia mempunyai cerita mirip dengan film sains fiksi tersebut.

Kenyataan yang hampir sama dengan situasi di film itu adalah ruang bergaul yang terbatas. Dengan keadaan pandemi ini ada aturan yang melarang manusia sebagai mahluk sosial untuk bertemu manusia lain dalam waktu lama agar penyebaran virus terkutuk bisa tak meluas.

Situasi itu mirip dengan astronot sangat jarang keluar pesawat luar angkasa karena hampa udara.

Di suatu film sains fiksi yang pernah saya tonton namun lupa judulnya adalah ketika para astronot yang terdampat di suatu planet akibat pesawat transportasinya rusak selanjutnya mereka sakit parah lalu wafat akibat penyebaran virus luar angkasa di antara astronot.

Memang ada kepastian dari kantor komando pusat tentang pengiriman obat penyembuh bagi para astronot namun bisa sampai planet tujuan paling cepat tiga puluh tahun kemudian. Itu pun jika kondisi perjalanan lancar.

Dengan kondisi yang gawat darurat harus terpaksa melakukan karantina wilayah seperti mengungsi ke goa yang ada di planet itu bahkan isolasi pribadi seperti penjara para kriminal.

Namun karena para astronot itu tidak di ajarkan untuk gagal dalam tugas bisa terjadi rasa iri dan sakit hati yang parah hingga melahirkan tindakan anarkis yaitu penularan dari astronot sakit ke astronot sehat.

Suatu tindakkan yang tidak pernah di rencanakan oleh para astronot sehat agar bisa tetap hidup nyaman yaitu melakukan sikap beladiri dengan cara membunuh kaum anarkis.

Di film hollywood sering di kisahkan bagaimana suatu keadaan menjadi gawat karena alat komunikasi mereka rusak secara sengaja oleh kelompok sakit hati atau akibat kuasa alam.

Akhirnya manusia yang berlabel mahluk sangat mulia di mata Tuhan bersikap lebih buas dari binatang paling rakus.

Beberapa cerita fiksi masa lampau punya kemiripan dengan kisah nyata yang bisa terjadi di masa depan.

Saya pun mulai percaya bahwa cerita film yang penuh kebohongan bisa tercipta menjadi nyata di masa depan. Selanjutnya adalah berfikir untuk menemukan cara agar kondisi tidak bertambah parah lalu berubah menjadi situasi aman dan terkendali.

***

Belajar  online adalah hal baru dalam peradaban manusia. Cara belajar dengan menatap layar telepon genggam atau layar komputer jinjing bukan budaya manusia tapi menjadi gaya hidup baru yang akan menjadi kebiasaan.

Kondisi ini lahir dari sikap manusia yang terpaksa harus menang walau keadaan tidak normal. Situasi damai namun bagaikan rasa perang dunia ke dua. Ada ketakutan setiap hari, walau bertemu dengan orang sehat, walau berada di wilayah bersih seperti rumah ibadah atau lokasi perkebunan.

Bahkan teror virus terkutuk ini terasa sampai di dalam rumah yang sejuk. Namun apalah artinya hidup berkeluarga jika tidak ada lagi rasa sayang dengan penghuninya. Persatuan berubah jadi perpecahan.

***

Suka atau tidak suka setiap orang tua harus punya alat elektronik yaitu telepon genggam pintar dan komputer jinjing canggih dengan harga tidak mahal.

Masalah pertama selesai.

 Selanjutnya harus punya tabungan pulsa agar tidak terjadi pemutusan hubungan komunikasi atau di sikat PHK.

Lalu ada aliran listrik yang tidak putus nyambung bagaikan cinta monyet, hehe. Telepon genggam dan komputer jinjing adalah benda mati yang mempunyai kekuatan super juga mampu membantu manusia keluar dari kesulitan sementara  namun punya kehebatan terbatas yaitu tabungan listrik yang bisa habis karena terpakai sampai batas terakhir.

Masalah kedua selesai.

 Manusia tidak bisa hidup sepi walau tinggal di hutan. Manusia butuh teman untuk berdikusi agar bisa menemukan jawaban dari kesulitan hidup walau temannya terlihat aneh. Contoh fiksi adalah kisah tarsan, manusia hutan yang bisa berteman dan berbicara dengan binatang.

Arti tulisan di atas adalah harus ada kelancaran sinyal digital komunikasi supaya kontak antara sesama manusia di ruang kelas yang fiksi namun nyata bisa terjadi tanpa hambatan pancaran satelit.

Masalah ketiga selesai.

Ini sih masalah terakhir yaitu adanya dukungan politik ekonomi yang kuat bagi rakyat Indonesia seperti pemerintah pusat melahirkan kebijakan untuk siswa yang tidak mampu dari para orang tua miskin agar mampu membeli kuota internet untuk belajar daring misalkan terbitnya dana belajar jarak jauh bagi pelajar.

Atau menyelesaikan kondisi sinyal yang cepat selesai dengan cara membuat obat kuat tata cara belajar dari  lingkungan yang tidak jauh dari rumah para murid yaitu adanya penyediaan alat pendukung gratis dari pemerintah.

Masalah terakhir selesai.

Tapi ada usulan sedikit sih boleh dong hehe.

Kalau terjadi keterbatasan sumber daya manusia di bidang pengajaran yaitu guru sipil, bolehlah  pemerintah pusat menggunakan guru dari pasukan polisi dan tentara.

Silahkan ada tambahan gaji untuk polisi dan tentara karena mereka bertugas untuk membangun negara Indonesia terkasih.

Nah yang ini benar-benar terakhir. Usulan sangat pribadi untuk semua orang tua adalah, tata cara penggunaan internet. Waspadalah dengan penyalahgunaan internet agar terhindar dari pengaruh negatif bagi anak-anak.

Para orang tua harus menjadi pengawas dan penuntun yang bijak bagi buah hatinya agar menjadi generasi yang tidak salah jalan.

Belajar online bagaikan pegang pisau dapur, apakah akan membuat makanan enak dan bergizi atau akan melahirkan kasus buruk. Para pemegang kekuasaan yaitu birokrat dan orang tua yang berkuasa.

Selamat belajar, selamat berjuang sampai menang.

Merdeka!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun