Mohon tunggu...
NaBe
NaBe Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjadi Pemenang di Dunia Maya

21 Juni 2020   03:00 Diperbarui: 21 Juni 2020   03:14 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
fotografer yunandri agus

Hidup di dunia nyata memang keras dan kejam. Dari banyak jurus menuju keberhasilan hanya satu yang mampu menjadi kenyataan. Padahal sudah banyak syarat yang di gunakan tapi tetap saja gagal lagi.

Hidup itu misteri. Banyak rahasia yang belum bisa di ungkapkan. Semakin banyak wawasan yang di dapat semakin banyak terlihat yang selama ini tersembunyi. Namun untuk mencapai hal tersebut di butuhkan waktu lama dan ongkos yang mahal.

Lama-lama lahir rasa dongkol di hati. Hingga ada pertanyaan di logika, kenapa begini nasibku?

 Rasa senang dan rasa sedih hanya bisa di rasakan sendiri. Akibatnya bisa buat logika beta sedikit oleng. Nah kalau begini siapa yang mau tolong?

Akhirnya Tuhan jua yang menolong hambanya. Suatu hari saya dapat usulan dari otak sendiri untuk datang ke rental PS dua punya tetangga.

Pertama kali berkunjung ke sana ada rasa malu-malu karena mayoritas pengguna rental adalah kaum cilik warga sekolah dasar. Tapi karena penasaran dan butuh hiburan, saya pakai jurus muka badak yang penting keinginan saya tercapai.

Alhamdulillah saya mendapatkan jatah untuk bermain konsol di sana. Ada beberapa anak kecil yang melihat heran ke arah saya. Mungkin punya pikiran orang tua kok main PS dua, emangnya di rumah nggak ada? Nggak mampu beli ya om? Atau jaman om sekolah dasar dulu kurang bahagia? Waktu itu umur saya sekitar tiga puluhan.

Biar nggak kelihatan bego banget saya duduk sila sambil mencoba pakai stick alat pengendali permainan. Padahal saya baru lihat dan belum pernah main PS dua.

 "Udah nih?" tanya saya ke tetangga dekat.

"Belum, pilih kasetnya dulu bang," katanya. Aneh juga tetangga saya bentuknya piringan CD tapi di sebut kaset. Permainan favorit saya di PS dua yaitu peperangan laut dan udara. Makanya saya sering menggunakan kapal laut yang punya meriam banyak dan kapal selam saat perang dunia ke dua.

Untuk perang udara saya pakai pesawat jet tempur Rusia dan Amerika Serikat. Untuk pesawat Rusia saya pakai jenis MIG dan SUKHOI. Untuk pesawat Amerika Serikat saya pakai pesawar jenis F-16 dan THUNDERBOLT.

Saya mulai dari perang laut. Kenapa saya pilih permainan ini di banding permainan sepak bola atau balap mobil? Bagi saya sepak bola dan balap mobil adalah pengalaman yang sering terjadi di dunia nyata jadi tiada terasa menarik.

 Seperti perang laut. Saya harus mengendalikan perahu perang dengan enam meriam di depan dan tiga meriam di belakang secara mandiri. Sambil mengarahkan perahu perang  ke arah depan atau belok kanan dan kiri saya juga harus mampu mengarahkan meriam kepada posisi lawan.

 Di dalam dunia nyata di suatu kapal perang pasti ada satu tim induk yang punya juga tim khusus di posisi masing masing seperti ada prajurit laut di posisi meriam dan ada juga yang di posisi peluncur torpedo. Tapi posisi semua yang ada di kapal perang tersebut saya pegang semua. Tegang tapi asyik.

Dalam kejadian perang itu saya menggunakan firasat dan logika yang apa adanya untuk berhasil menjadi pemenang dalam perang tersebut. Karena saya belum pernah sekolah militer dan tidak punya pengalaman perang yang membuat saya jadi nekat untuk berhadapan dengan pihak musuh.

Kalau saya lebih banyak menghindar akibatnya saya merasa menjadi seorang penakut tapi jika saya mampu menghancurkan kapal perang musuh walau jumlahnya sedikit. Artinya saya masih punya keberanian untuk menghentikan aksi zolim dari pihak musuh.

Saya pilih tingkat menengah untuk permainan perang laut dan perang udara karena di posisi itu saya merasa tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. Kalau terlalu mudah bisa cepat bosan dan kalau terlalu sulit bisa jadi patah hati maklumlah hidup di dunia nyata banyak rintangan.

Nah pada permainan perang laut jika sudah sampai tingkat menengah saya bisa ganti kapal perang menjadi kapal selam. Asyik!

Saya sendiri di kapal selam itu. Kadang-kadang saya harus pakai periskop untuk melihat kapal perang musuh yang ada di permukaan laut tapi jika menyelam saya pakai sonar untuk menemukan posisi kapal selam lawan.

Saat membawa kapal selam menuju pihak musuh saya harus berhati-hati karena ada jebakan seperti jaring yang tersedia dekat pangkalan laut. Jaring ini berfungsi sebagai penghalang kapal selam untuk masuk atau melarikan diri dari pelabuhan yang sudah rusak akibat banyaknya penenggelaman kapal perang.

Paling terasa sesak jika sudah sampai level sembilan. Di sana saya kembali membawa kapal perang permukaan dengan sembilan meriam. Walau saya sudah di berikan persenjataan yang hebat tapi kekuatan musuh lebih banyak akhirnya mulai ciut.

Di permukaan laut kapal perang saya di kepung tiga perahu perang musuh. Dari dalam laut ada tiga kapal selam yang selalu mengirimkan torpedo ke arah saya. Di udara tiga pesawat berbaling-baling tunggal selalu melepas bom yang membuat kerusakan parah pada bagian atas kapal hingga terjadi kebakaran hebat.

          Kalau apes pasti kapal perang yang saya kemudikan bisa tenggelam tapi jika masih menang saya berhadapan dengan armada yang lebih banyak. Wau!

          Di bagian ke sepuluh atau terakhir saya berhadapan dengan seratus armada permukaan laut, seratus armada kapal selam, dan seratus pesawat penyerang mirip pesawat musteng.

          Nah di bagian ini pasti sangat sulit menjadikan kapal perang saya untuk menjadi pemenang. Pasti hancur lebur babak belur. Ya sudah saya pasrah.

          Untuk pertempuran udara biasanya saya di berikan pesawat yang sudah di pilih oleh aplikasi misalkan pesawat MIG Rusia yang jadul buatan tahun lima puluhan. Setelah lepas landas dari pelabuhan udara militer kemudian melewati bukit dan pegunungan saya sebagai pilot solo bertemu dengan dua atau tiga unit pesawat tempur yang sedang berpatroli.

          Di situasi ini saya merasakan manuver jet tempur saat mengejar atau melarikan diri dari musuh. Apapun jenis jet tempur yang saya pakai tapi ruang pilot punya kecanggihan sama seperti radar dan roket pencari panas.

          Ketika saya bermain perang udara dengan jet tempur di sana ada semacam penambahan wawasan yaitu ternyata membawa jet tempur saat perang sama rasanya saat perang antar sekolah atau perang antar kampung yaitu sang pilot harus cerdas cermat cepat tepat mengambil keputusan untuk menyerang atau melarikan diri dari musuh.

          Bahkan pesawat sudah di berikan roket super canggih namun bisa saja ada kegagalan. Pernah saya meluncurkan roket pencari panas untuk menjatuh pesawat musuh tapi gagal karena saya kurang cerdas tepat saat mengejar pesawat musuh.

          Ada rasa asyik ketika pesawat lepas landas dan mendarat di pangkalan militer. Ada pendaratan di darat seperti airport yang landasan pacunya berada di pegunungan sehingga jika kecepatan kurang dari seratus lima puluh perkilometer maka di pastikan pesawat bisa jatuh ke jurang.

          Atau penerbangan dan pendaratan di lakukan di kapal induk yang punya landasan pendek, pada situasi itu saya sebagai pilot solo harus pintar menekan tombol dan gas agar pesawat bisa mendarat dengan selamat.

          Kalau sampai tingkat menengah saya bisa memilih jet tempur sesuai pilihan sendiri. Namun instrumen pilot tetap sama. Setelah berhasil meroket tank dan meriam di darat juga berhasil merusak kapal perang dan kapal selam di pelabuhan maka wilayah yang harus di gempur adalah kilang minyak. Termasuk harus menghancurkan iring-iringan kapal peti kemas milik musuh.

          Jika semua itu sudah di lakukan maka pesawat tempur harus memasuki ruang bawah tanah dengan posisi terbang yang sangat hati-hati atau bisa menabrak dinding beton tebal.

          Setelah berkelok-kelok di ruangan itu pesawat kembali terbang di langit langsung menuju pusat peluncuran nuklir. Di sini ada satu unit pesawat musuh yang bertugas menghadap pesawat lain agar peluncuran nuklir berjalan lancar.

          Pesawat penghadang ini memang lihai karena selalu berhasil mengagalkan serangan ke arah nuklir. Akhirnya nuklir berhasil di luncurkan dan misi saya di nyatakan gagal. Oh nasib, sudah berjuang keras namun gagal jua.

 Walau gagal di cerita akhir tapi ada rasa yang berkesan seperti bisa merasakan suasana perang dan mampu mengendalikan alat perang berharga mahal. Bisa melatih rasa percaya diri juga mampu menyalurkan sifat egois manusia. Namun ada hal jelek dengan permainan jenis ini yaitu bisa melatih emosi manusia untuk menaklukan manusia lain dengan cara yang biadab. Waspadalah!

         

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun