Para pemudik menemukan jawaban dari perjuangan yang sulit ketika berada di tanah perantauan. Suatu tempat milik penduduk lokal yang bisa dilihat oleh para perantauan bahwa di sana ada kesempatan menemukan emas terpendam yang bernama peluang.
Peluang berharga dapat di temukan di kota Jakarta karena di sana apa pun bisa jadi uang yang penting sabar berusaha dan jangan mudah menyerah.
Kerasnya kehidupan bisa menjadi cambuk untuk menjadi manusia sukses. Dengan berbekal cara bergaul yang baik bisa mendapatkan informasi membuka jalan ke arah yang dituju.
Di Jakarta setiap jengkal tanah adalah harta terpendam, makanya banyak pedagang kaki lima berhasil meraup pundi rupiah. Bahkan dengan cara mengumpulkan kemasan minuman plastik pun bisa menjadi rupiah.
Dari bisnis jual beli barang bekas yang terlihat seperti sampah ternyata di sana ada keuntungan yang lumayan. Atau berpura-pura menjadi pengemis di Jakarta tapi di kampung jadi jutawan. Sssttt!!!
Ada juga pekerjaan yang menjengkelkan banyak orang seperti penagih hutang namun banyak peminatnya karena tidak di butuhkan otak encer seperti profesor untuk bekerja.
Secara sembunyi ada pemudik yang menggunakan sikap sedikit berbohong yang penting aman jika di tanya tentang pekerjaan mereka. Sikap itu lebih daripada jujur seratus persen kepada orang kampung takutnya sikap jujur ini bisa menjadi bencana pencitraan untuk orang tua.
Lagipula jika ngomong jujur bukan di bantu mencari jalan keluar tapi bisa di jadikan bahan cemooh di belakang punggung.
Makanya jangan heran banyak pemudik yang terlihat susah di perantauan tapi tampak bahagia saat di kampung bukan hanya melepas rindu namun mungkin ada akting agar suasana terasa indah.
Provinsi Jakarta adalah harta karun untuk negara dan warganya. Di sana memang ada kemudahan seperti mencari uang dan informasi walau tidak semua warga Indonesia mampu mendapatkannya.
Namun sekali lagi Jakarta adalah magnet warga Indonesia untuk merubah nasib sedih menjadi takdir indah.