Memang harus bersikap seperti itu. Kerena beberapa negara sedang terjadi proses krisis ekonomi akibat penyebaran virus corona.
Buktinya ada keputusan pemerintah negara tersebut yang melarang warga sendiri untuk keluar rumah akibatnya tidak bisa bekerja dan jarang belanja.
Dan ada beberapa negara lain yang  melarang warganya untuk menjadi turis di negara yang terkena wabah berbahaya tersebut.
Bahkan terjadi pula embargo ekonomi dengan cara cantik yaitu pemerintah negara lain melakukan kebijakan tutup pintu bagi barang impor dari negara wabah corona termasuk melarang warga negara lain untuk melaksanakan perintah suci dari Sang pencipta semesta dan manusia.
Hal ini di lakukan supaya penyebaran virus bisa terhambat.
Namun penyebaran virus corona bergerak cepat dan mencapai jarak sangat jauh. Siapapun suku bangsa bisa terkena penyakit ini.
Akhirnya ada ketakutan di tingkat internasional bahwa virus itu mampu menghancurkan suatu bangsa selanjutnya negara tersebut bisa melahirkan krisis politik dan ekonomi.
Krisis ekonomi yang terjadi dari menciutnya saldo tabungan pemerintah di sebabkan oleh turunnya nilai jual barang dan jasa.
Jika krisis ekonomi tidak berhenti maka pasti lahir bayi baru bernama krisis politik.
Kalau terjadi krisis politik kemudian lahirlah perlawanan rakyat seperti aksi unjuk rasa anti pemerintah dan kudeta militer.
Jika kudeta militer tidak terjadi bisa kemungkinan akan ada serangan atau invasi militer kepada negara lain.