Hari senin tanggal empat belas Oktober di Kompas Televisi saya melihat konsultasi bisnis bersama Bapak Tung Desem Waringin. Beliau adalah idola saya untuk urusan sukses berbisnis, sehingga saya merasa perlu untuk membeli dua buku hasil pemikirannya.
Hari ini Bapak Tung Desem Waringin memberikan pencerahan tentang lima cara menghadapi krisis. Dalam lima cara yang beliau sebutkan hanya dua cara yang terjaring dalam memory saya yaitu, antisipasi dan kualitas diri.
Kata-kata krisis ekonomi mulai di dengungkan sejak akhir september tahun ini karena perang dagang antara negara Cina dan negara Amerika akan mulai terjadi kembali.
Dugaan itu berasal dari ucapan para ahli ekonomi di luar negeri dan dalam negeri. Sontak ada perasaan ngeri yang di rasakan saat saya membaca kalimat tersebut di media berita online.
Saya ingat pada tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh tujuh, media cetak di negara ini mengabarkan keadaan ekonomi sekitar negara ASEAN.
Keadaan negara-negara ASEAN pada waktu itu mempunya kesamaan yaitu terjadi krisis ekonomi yang berlanjut pada terjadinya pemutusan hubungan kerja secara besar.
Banyak pabrik dan kantor yang bangkrut akibat tidak mampu membayar hutang dan gaji karyawan. Terjadi pula penarikan besar-besar uang tabungan oleh nasabah sehingga lembaga keuangan mengalami pula krisis modal.
Sepertinya sejarah akan terulang. Beberapa persepsi analisis keuangan mengatakan bahwa pada tahun dua ribu dua puluh akan terjadi kembali krisis ekonomi global yang lebih parah dari tahun sebelumnya.
Berarti akan ada terjadi pemecatan karyawan di pabrik juga kantor dalam jumlah besar dan waktu yang berdekatan. Nilai mata uang Rupiah bisa anjlok sehingga harga-harga kebutuhan hidup sehari-hari akan terasa mahal.
Waduh saya mulai merinding.
Kalau terjadi begini apakah kita sudah punya persiapan?