Mohon tunggu...
NaBe
NaBe Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kiamat 2020

14 Oktober 2019   10:05 Diperbarui: 14 Oktober 2019   10:44 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari senin tanggal empat belas Oktober di Kompas Televisi saya melihat konsultasi bisnis bersama Bapak Tung Desem Waringin.  Beliau adalah idola saya untuk urusan sukses berbisnis, sehingga saya merasa perlu untuk membeli dua buku hasil pemikirannya.

Hari ini Bapak Tung Desem Waringin memberikan pencerahan tentang lima cara menghadapi krisis. Dalam lima cara yang beliau sebutkan hanya dua cara yang terjaring dalam memory saya yaitu, antisipasi dan kualitas diri.

Kata-kata krisis ekonomi mulai di dengungkan sejak akhir september tahun ini karena perang dagang antara negara Cina dan negara Amerika akan mulai terjadi kembali.

Dugaan itu berasal dari ucapan para ahli ekonomi di luar negeri dan dalam negeri. Sontak ada perasaan ngeri yang di rasakan saat saya membaca kalimat tersebut di media berita online.

Saya ingat pada tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh tujuh, media cetak di negara ini mengabarkan keadaan ekonomi sekitar negara ASEAN.

Keadaan negara-negara ASEAN pada waktu itu mempunya kesamaan yaitu terjadi krisis ekonomi yang berlanjut pada terjadinya pemutusan hubungan kerja secara besar.

Banyak pabrik dan kantor yang bangkrut akibat tidak mampu membayar hutang  dan gaji karyawan. Terjadi pula penarikan besar-besar uang tabungan oleh nasabah sehingga lembaga keuangan mengalami pula krisis modal.

Sepertinya sejarah akan terulang. Beberapa persepsi analisis keuangan  mengatakan bahwa pada tahun dua ribu dua puluh akan terjadi kembali krisis ekonomi global yang lebih parah dari tahun sebelumnya.

Berarti akan ada terjadi pemecatan karyawan di pabrik juga kantor dalam jumlah besar dan waktu yang berdekatan. Nilai mata uang Rupiah bisa anjlok sehingga harga-harga kebutuhan hidup sehari-hari akan terasa mahal.

Waduh saya mulai merinding.

Kalau terjadi begini apakah kita sudah punya persiapan?

Belum. Itulah kata yang ada di pikiran saya. Sampai akhir Bapak Tung Desem Waringin memberikan kata antisipasi. Karena jika sudah ada antisipasi pasti kita sudah mempersiapan segala kemungkinan buruk yang akan terjadi.

Ilustrasinya adalah jika kita tahu akan turun hujan pasti kita mempersiapan  sesuatu seperti payung dan mantel sebagai alat pelindung dari air hujan. Kemudian uang yang cukup jika butuh untuk membeli makanan dan minumam hangat agar tubuh tetap kuat. Dan yang terakhir adalah doa supaya badai cepat berlalu. Hehe.

Terakhir adalah kualitas diri. Masih banyak orang yang berfikir negatif tentang kerja serabutan. Padahal orang yang kerja serabutan punya nilai positif pula, yaitu orang tersebut punya keahlian banyak dan tidak mudah putus asa karena merasa masih ada harapan untuk mendapatkan uang.

Namun bagaimana cara bisa menambah kualitas diri?

Jawabnya mudah namun sulit di pratekkan, yaitu belajar. Ongkos belajar di perguruan tinggi pasti sangat mahal dan belum tentu ada waktu luang. Karena setelah bekerja ada urusan lain yang harus di selesaikan.

Ikut seminar dua jam juga belum tentu bisa, dengan alasan yang sama. Tapi ada cara yang sederhana seperti membaca buku yang bermanfaat agar wawasan positif tetap ada di logika kita. Sikap ini harus di lakukan sekarang supaya kita siap menghadapi krisis tahun dua ribu dua puluh.

Semoga pemerintah kita pandai membawa kapal yang bernama negara Republik Indonesia keluar dari badai itu. Semoga kita semua bisa menemukan jalan keluar ketika krisis keuangan terjadi. Jika terjadi krisis ekonomi tidak berubah menjadi krisis politik.

Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun