Belum. Itulah kata yang ada di pikiran saya. Sampai akhir Bapak Tung Desem Waringin memberikan kata antisipasi. Karena jika sudah ada antisipasi pasti kita sudah mempersiapan segala kemungkinan buruk yang akan terjadi.
Ilustrasinya adalah jika kita tahu akan turun hujan pasti kita mempersiapan sesuatu seperti payung dan mantel sebagai alat pelindung dari air hujan. Kemudian uang yang cukup jika butuh untuk membeli makanan dan minumam hangat agar tubuh tetap kuat. Dan yang terakhir adalah doa supaya badai cepat berlalu. Hehe.
Terakhir adalah kualitas diri. Masih banyak orang yang berfikir negatif tentang kerja serabutan. Padahal orang yang kerja serabutan punya nilai positif pula, yaitu orang tersebut punya keahlian banyak dan tidak mudah putus asa karena merasa masih ada harapan untuk mendapatkan uang.
Namun bagaimana cara bisa menambah kualitas diri?
Jawabnya mudah namun sulit di pratekkan, yaitu belajar. Ongkos belajar di perguruan tinggi pasti sangat mahal dan belum tentu ada waktu luang. Karena setelah bekerja ada urusan lain yang harus di selesaikan.
Ikut seminar dua jam juga belum tentu bisa, dengan alasan yang sama. Tapi ada cara yang sederhana seperti membaca buku yang bermanfaat agar wawasan positif tetap ada di logika kita. Sikap ini harus di lakukan sekarang supaya kita siap menghadapi krisis tahun dua ribu dua puluh.
Semoga pemerintah kita pandai membawa kapal yang bernama negara Republik Indonesia keluar dari badai itu. Semoga kita semua bisa menemukan jalan keluar ketika krisis keuangan terjadi. Jika terjadi krisis ekonomi tidak berubah menjadi krisis politik.
Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H