"Lo ngapai aja sekarang. Ajak gue dong, siapa tau lo untung gede," ucap Bro bernada lucu.
"Gue sih usaha apa aja, yang penting halal," kata saya sambil malu-malu.
"Apaan tuh, ajak dong. Kayaknya lo untung gede nih."
"Lumayan sih, bisa buat bayar sekolah kedua anak gue."
"Sembako gimana?" Â
"Alhamdulillah bisa kebeli walaupun nggak banyak."
"Pulsa lancar dong?"
"Alhamdulillah walau pakai pulsa kuota kaum duafa hehe."
Teman saya yang punya nama lengkap Brondong berfikir keras, terlihat dari bentuk wajahnya yang kusut. Sepertinya akan ada pertanyaan yang lebih sulit untuk saya jawab. Perasaan saya nggak enak. Rasanya seperti akan ada sesuatu yang buruk.
"Begini kawan. Kita sering di ajarkan untuk saling tolong menolong apalagi jika melihat orang susah. Kudu wajib kita tolong agar orang tersebut hidupnya menjadi lebih baik."
"Terus?" dada saya mulai berdetak keras.