Apa Harapanmu?Â
"Selamat menyambut Tahu Baru", Gebiar ucapan ramai menutup tahun lama dan menyongsong tahun baru. Tahun baru itu identik dengan tahun penuh harapan baru, dengan bumbu-bumbu aksi yang beraneka ragam untuk mewujudkannya.
Namun, perlu diketahui semua harapan itu masih menjadi mimpi. Namanya juga harapan yang masih berharap, tentu masih dalam proses pengharapan akan munculnya kenyataan. Hasil nyata adalah buah dari harapan itu. Sebut saja di tahun baru, boleh jadi kita bermimpi mendapat jodoh. Nah, ketika kita mendapat pasangan hidup (jodoh), itulah buah dari harapan itu.
Harapanmu dalam Selimut Privasi
Jika bertanya tentang harapan, setiap orang memilikinya di dalam selimut privasi. Selimut privasi itu diam-diam menyembunyikan harapan yang hingar bingar itu.
Harapan itu akan Meletus bersama kembang api, boleh jadi. Letusan itu menghasilkan dentuman keras di angkasa; kelak seperti dentuman itulah teriakan kebahagiaan kita akan wujud-nyata dari harapan kita di tahun baru.
Ramai-ramai kita memboyong kembang api di tokoh sebelah, lalu ketika jam beranjak 00:01, kembang api itu kita kembangkan ujungnya dengan nyala api yang mulai melahap.
Akhirnya, Bungan-bunga indah pecah di angkasa. Tanda tahun baru sudah tiba. Dentuman di langit akan dibarengi dentuman harapan yang membuncah. Sekali lagi, itulah tanda tahun baru.
Harapanmu dalam Aksi Nyata
Dentuman harapan akan membuncah dalam sanubari kita. Harapan itu tentu tersembunyi dalam selimut privasi. Selimut privasi itu, kata lainnya masih menjadi rahasia kita sendiri.
Kelak selimut itu akan pelan-pelan terbuka dalam aksi-aksi nyata untuk mewujudkannya. Seperti apa aksi itu? Tentu aksi itu kembali bersembunyi dalam selimut privasi.
Maksudnya, aksi itu kita lakukan dengan diam-diam (ada juga yang terang-terangan). Kelak, ketika hasilnya benar-benar terlihat, itu tandanya selimut privasi sudah terbuka. Dengan demikian, Â Aksi nyata sudah beraksi! Aksi nyata, Itulah harapan dari segala harapan yang terus berharap.
Selamat beraksi nyata untuk mewujudkan harapan yang terus berharap
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H