Mohon tunggu...
Nando Nur
Nando Nur Mohon Tunggu... Mahasiswa - blog untuk menulis

mahasiswa itk

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

PJUTS Jadi Solusi Penerangan Daerah Pelosok

5 Maret 2022   02:18 Diperbarui: 5 Maret 2022   02:28 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Di jaman teknologi yang serba maju tentunya harus di imbangi pula dengan tingkat pembangunan fasilitas di tiap daerah. Namun demikian tidak semua daerah bisa menikmati kemajuan teknologi yang ada. Pada suatu kota tertentu yang bila dilihat pembangunannya sangat maju pun terkadang masih ada daerah yang terisolasi dari teknologi masa kini. Oleh sebab itu maka pemerataan pembangunan harus dilaksanakan di tiap daerah.

Daerah yang biasanya terisolasi dari teknologi mayoritas merupakan daerah pedesaan maupun pemukiman yang terpencil. Hal ini bisa jadi dikarenakan akses dari daerah tersebut menuju perkotaan susah untuk dijangkau. Ataupun bisa jadi dari pemerintah sekitar yang memang masih kurang untuk memperhatikan daerah disekitarnya. Sehingga tak jarang daerah tersebut mengalami kekurangan di sisi fasilitas.

Sebagai contoh di suatu daerah yang berada di Kalimantan Timur ada sebuah desa yang terisolir dari teknologi bahkan listrik sekalipun. Hal itu disebabkan karena letak dari desa tersebut yang memang sulit untuk dijangkau menggunakan kendaraan biasa. Desa tersebut hanya bisa di akses menggunakan perahu dan harus menyebrangi danau terlebih dahulu.

Desa tersebut bernama Desa Melintang yang letaknya di Kutai Kartanegara. Menurut laman berita Korankaltim di tanggal 16/11/2018 desa tersebut baru bisa terjamah berkat kerja keras TNI yang membangun jembatan sejauh 1.100 meter. Jembatan tersebut menghubungkan dua desa, yakni Desa Melintang dan juga Desa Sebemban.

Lantas dengan terhubungnya akses jalan sekarang seharusnya proses pemerataan pembangunan bisa berjalan dengan lancar. Namun ada satu permasalahan lagi dimana di desa tersebut untuk listrik masih belum bisa masuk. Tentunya hal ini juga kadang terjadi di daerah lainnya. Akibat tidak adanya listrik maka penerangan jalan di sana pun juga otomatis tidak ada.

Sebagaimana yang kita tahu, penerangan jalan sangat penting sekali. Hal ini akan memudahkan bagi warga daerah sekitar untuk bisa beraktivitas di malam hari. Tidak cuma itu, penerangan di jalan pada malam hari juga bisa menjadi penyelamat bagi warga yang melintas. Hal ini merujuk pada kejahatan yang biasanya terjadi di malam hari dan di tempat yang memang pencahayaannya kurang. Maka dari itu di sini saya coba bagikan sedikit solusi bagi daerah yang tidak memiliki fasilitas penerangan jalan guna mengatasi hal-hal yang dapat merugikan warga di sekitar daerah tersebut.

Idenya di sini adalah untuk membangun Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS). Pada era teknologi masa kini tentunya kita harus bisa memanfaatkan sumber energi dengan sebaik-baiknya. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan tenaga surya atau lebih dikenal sinar matahari untuk diubah menjadi energi listrik. Hal ini tergolong cukup praktis dan efisien untuk daerah yang memiliki masalah penerangan jalan.

Untuk membangun suatu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS) sendiri memang cukup membutuhkan dana yang tinggi karena bahan-bahannya yang tidaklah murah. Namun hal tersebut akan terasa manfaatnya jauh di kemudian hari apabila dipikirkan dengan konsep yang matang. Untuk bahan-bahannya cukup simple dan akan saya bahas sebagai berikut :

1.     Modul PV

Modul PV yang tersedia di pasaran terdapat dua jenis. Yang pertama yaitu jenis monocrystalline dimana jenis ini adalah jenis yang memiliki kelebihan lebih efisien 15-20% namun harganya lebih mahal. Sedangkan jenis satunya lagi adalah polycrystalline memiliki efisiensi lebih rendah yaitu 13-16% namun dengan proses yang lebih sederhana dan biayanya yang tidak terlalu mahal.

2.     Solar Charge Controller

Charge controller ini berfungsi sebagai alat pengatur keluar masuknya daya dari solar panel ke baterai, sampai disalurkan ke beban. Alat ini diperlukan untuk mengendalikan operasi baterai yang dimana pada sistem PLTS yang menggunakan DC-couping sehingga tidak membahayakan pengguna seperti charging berlebihan ataupun deep discharging.di pasaran biasanya ada 2 jenis yang sering terjual. Yang pertama SCC PWM dengan harga kisaran Rp150.000 dan kedua ada Maximum Power Point Tracker (MPPT) dengan kisaran Rp400.000 sampai Rp1.700.000.

3.     Baterai

Baterai disini tentu saja memiliki fungsi sebagai penyimpanan daya yang dihasilkan dari panel surya. Setelah di simpan tentu saja tugas baterai ini akan menyalurkan daya ke beban pada malam harinya. Untuk jenisnya bisa menggunakan baterai merk Liberty 12V 100ah.

4.     Lampu DC

Lampu DC digunakan sebagai alat penerangan dari sebuah PJUTS. Alasan mengapa menggunakan lampu DC yaitu karena output dari modul Solar PV tersebut merupakan arus DC. Lampu yang biasanya digunakan berkapasitas 40 Watt.

5.     Enclosure Box

Box ini berfungsi sebagai tempat bagi komponen-komponen yang ada di PLTS agar tidak terkena gangguan seperti korosi, jamur, hama, radiasi sinar, dan hal-hal lainnya yang bisa menyebabkan komponen tersebut rusak. Untuk harganya sendiri biasa dari pasar offline banyak menyediakan berbagai macam ukuran dan harga. Untuk ukurannya biasanya menggunakan 30x50x60 cm.

6.     Tiang PJUTS

Tentu saja yang terakhir merupakan tiang dari PJUTS tersebut. Fungsinya sudah jelas sebagai tempat terpasangnya komponen-komponen dari PJUTS tersebut.

 Setelah membahas bahan-bahannya, maka sekarang saatnya membahas terkait cara kerjanya dari PJUTS itu sendiri. Untuk cara kerjanya sendiri modul pv akan mengkonversi sinar matahari menjadi arus listrik. Selanjutnya arus tersebut akan disalurkan melalui SCC yang langsung terhubung ke baterai sebagai penyimpan daya. Lalu dari baterai akan tersalurkan ke beban yaitu lampu DC yang akan melewati SCC terlebih dahulu. Tak lupa atur terlebih dahulu untuk SCC agar dapat menyimpan daya pada saat modul terpapar sinar matahari dan akan menyalurkan daya dari penyimpanan ke beban pada saat modul tidak menerima cahaya matahari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun