Jika berbicara tentang paras atau struktur wajah, warna kulit, jenis rambut, dan caraku dalam bertutur kata, aku tidak ada "bule" nya sama sekali. Aku selalu mengira bahwa diriku ini sama seperti yang lainnya. Jika kalian melihat langsung wajahku, perawakanku, semua akan terlihat biasa saja dan sama seperti yang lainnya.Â
Kata blasteran yang mengacu pada orang yang memiliki orang tua entah itu ayah atau ibunya yang berasal dari luar Indonesia dalam benakku sangat tidak cocok diperuntukkan dengan diriku. Sungguh, aku orang asli Indonesia. Tidak ada cerita maupun catatan sejarah dari keluargaku yang mengatakan bahwa kami memiliki anggota keluarga atau keturunan bangsa asing. Entah memang tidak ada atau aku yang belum pernah mendengarnya.
Disangka blasteran ini sudah kualami sedari aku SD. Yang aku ingat, prasangka pertama yang muncul adalah dari guru les matematika dan bahasa Inggris yang sempat aku ikuti. Beliau kata, aku ini mirip dengan salah satu tokoh serial India yang sempat populer pada zaman itu Jodha Akbar.Â
Sejak itu aku mulai dipanggil Jodha oleh beliau. Kasihan Jodha, disamakan dengan diriku. Pernyataan dari orang lain yang terlontar untuk diriku adalah bahwa aku mirip seperti orang India cukup melekat pada diriku. Aku bingung dengan orang-orang yang bilang begitu pada diriku, berdasarkan apa mereka berkata seperti itu? Membingungkan.
Selain dari guru les matematika dan bahasa Inggris saat SD, prasangka blasteran lainnya muncul lagi dari guru les bahasa Inggris pada saat SMA. Ngomong-ngomong aku memang suka bahasa Inggris, maka dari ceritaku banyak diisi oleh les Bahasa Inggris. Tidak ada satu pun dari les itu adalah paksaan.Â
Semuanya atas kemauan diriku sendiri karena memang suka. Guru les yang satu ini bilang bahwa mataku seperti orang Greece. Aku sempat bingung apa yang dia maksud Greece itu. Ternyata itu sebutan lain untuk negara Yunani. Aku hanya menanggapinya sesopan mungkin dan bilang bahwa aku sama sekali tidak ada keturunan bangsa asing. Beruntungnya tidak ada serial drama Yunani yang populer pada saat itu. Ini jadi jauh lebih baik dari dipanggil Jodha meskipun aku tidak merasa sangat terganggu dengan hal itu.
Tidak lain tidak bukan adalah prasangka bule atau blasteran ini tidak hanya terlontar dari guru lesku, melainkan juga oleh beberapa teman sekolahku. Suatu ketika pada saat kemah sekolah, ada kakak kelas yang bertanya "Kamu itu ada blasterannya ya? Mukakmu tu kayak ada Amerika nya gitu" Astaga, sejauh ini orang-orang Amerika di benakku tidak ada yang tampilannya seperti aku atau aku tidak pernah sekalipun berusaha untuk terlihat Amerika.Â
Yang membuat semakin heran adalah pernyataan itu keluar saat kondisiku sedang kemah Pramuka dan aku belum mandi selama dua hari. Aku jadi berpikir, apakah di benak kakak itu tampang orang-orang blasteran Amerika adalah tampang orang belum mandi selama dua hari?
Beberapa temanku yang lain juga ada bilang bahwa aku ini seperti blasteran padahal mereka tahu betul bahwa kedua orang tuaku adalah orang Indonesia asli dengan wajah sangat lokal. Prasangka blasteran terbaru yang muncul belakangan ini adalah dari kenalan terbaruku di perkuliahan.Â
Dia bilang aku ini mirip dengan temannya yang orang Spanyol. Selain India ternyata aku mendekati Spanyol juga. Dia juga mengira bahwa aku ada keturunan bangsa asing seperti yang pernah dikatakan temanku yang lain. Terlebih saat aku bilang bahwa aku dari Bali, dia semakin yakin bahwa aku ada blasteran. Entah sejak kapan bisa disimpulkan bahwa jika kita berasal dari daerah yang banyak turis mancanegara maka besar kemungkinan kita ada campuran bangsa asing.
Begitulah prasangka blasteran yang pernah terlontar pada diriku. Entah ini pujian atau pernyataan yang menyatakan bahwa aku memang terlihat berbeda dari yang lain. Yang kutahu pasti adalah tidak ada bagian dari diriku yang ingin aku rubah. Entah itu India, Greece, Amerika, Spanyol, aku tidak terlalu mempermasalahkan. Semua orang layak mengungkapkan prefrensinya padaku. Karena aku percaya, mata manusia itu unik, begitu pula mataku karena aku juga manusia.