Mohon tunggu...
Nandita Fitri Ananda
Nandita Fitri Ananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA

NIM: 43223010134 | PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI | FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS | UNIVERSITAS MERCU BUANA | DOSEN: PROF. Dr. Apollo, M. Si.,Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kemampuan Memimpin Diri Dan Upaya Pencegahan Korupsi, Dan Etik: Keteladanan Mahatma Gandhi

21 Desember 2024   15:49 Diperbarui: 21 Desember 2024   15:49 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Berlatih Ketegasan dan Mengambil Keputusan
Sebagai pemimpin bagi diri sendiri, kita perlu mengambil keputusan dengan bijak dan tegas, yaitu seperti:

  • Menilai Situasi Secara Objektif
    Kita harus mengumpulkan fakta dan menganalisis situasi tanpa terbawa emosi atau prasangka sebelum mengambil keputusan.
  • Berani Menolak Hal yang Tidak Sesuai
    Tidak semua hal perlu kita setujui, terutama jika itu bertentangan dengan nilai-nilai atau tujuan kita.
  • Bertanggung Jawab atas Keputusan
    Apa pun hasil keputusan, hadapilah dengan penuh tanggung jawab. Jadikan pengalaman ini sebagai pembelajaran untuk menjadi lebih baik di masa depan.

Mengubah diri menjadi agen perubahan dalam pencegahan korupsi dan pelanggaran etik tidaklah mudah. Hal ini memerlukan komitmen yang kuat, proses pembelajaran yang berkelanjutan, serta keteladanan yang konsisten. 

Berikut adalah langkah-langkah untuk menjadi agen perubahan sesuai dengan ajaran Mahatma Gandhi, yaitu sebagai berikut :

1. Menumbuhkan Nilai Integritas dan Kejujuran

Mahatma Gandhi sangat menekankan pentingnya hidup dengan integritas dan kejujuran. Dalam setiap tindakannya, beliau tidak pernah tergoda untuk berkompromi dengan nilai-nilai yang diyakini benar. Kejujuran adalah fondasi dari semua tindakan yang benar. Berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik, tidak memanipulasi hasil, dan menghindari praktik yang dapat merugikan orang lain, seperti korupsi atau penyalahgunaan wewenang.

2. Menerapkan Prinsip Ahimsa (Non-Kekerasan) dalam Berinteraksi dengan Orang Lain

Prinsip Ahimsa atau non-kekerasan yang diajarkan oleh Gandhi juga menjadi prinsip dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam setiap hubungan, kita harus berupaya untuk tidak menggunakan kekerasan dalam bentuk apapun, baik itu kekerasan fisik, verbal, maupun emosional. Kekerasan hanya menambah perpecahan dan konflik, sementara sikap saling menghormati dan memahami dapat memperkuat hubungan yang lebih baik. Dalam konteks pencegahan korupsi yaitu menghindari tindakan yang dapat merugikan orang lain, seperti menyuap atau memberikan keuntungan pribadi yang tidak adil. 

3. Menerapkan Prinsip Satyagraha: Berpegang Teguh pada Kebenaran

Satyagraha, yang berarti keteguhan pada kebenaran. Setiap kali dihadapkan pada pilihan sulit dalam hidup atau karir, kita harus selalu berusaha memilih jalan yang benar, meskipun itu tidak selalu mudah.

4. Menerapkan Prinsip Swadeshi: Menghargai Apa yang Dimiliki dan Tidak Bergantung pada Korupsi

Prinsip Swadeshi yang diajarkan oleh Gandhi mengajarkan kita untuk menghargai dan memanfaatkan apa yang dimiliki oleh negara atau komunitas kita. Prinsip ini dapat diaplikasikan dengan tidak bergantung pada cara-cara yang tidak sah atau korup untuk mencapai tujuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun