Mohon tunggu...
Nandita Putri
Nandita Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Teknik Lingkungan Universitas Airlangga

Saya adalah seorang Mahasiswa Teknik Lingkungan University of Airlangga yang sangat peduli terkait isu-isu lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Recycle Minyak Jelantah untuk Bumi yang Lebih Sehat

9 Juni 2024   12:11 Diperbarui: 9 Juni 2024   12:27 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam era modern yang semakin berkembang, masalah lingkungan menjadi perhatian utama bagi seluruh umat manusia. Salah satu isu yang sering terabaikan adalah pembuangan minyak jelantah secara sembarangan, yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi ekosistem. 

Minyak jelantah, yang merupakan sisa dari proses menggoreng, seringkali dibuang begitu saja ke saluran pembuangan atau bahkan langsung ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah, serta merusak habitat makhluk hidup lainnya (Kulkarni & Dalai, 2006). 

Oleh karena itu, diperlukan solusi yang inovatif dan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan ini, salah satunya adalah dengan mendaur ulang minyak jelantah menjadi produk baru yang ramah lingkungan.

Dalam upaya menemukan solusi tersebut, telah dilakukan berbagai penelitian dan eksperimen untuk mengolah minyak jelantah menjadi produk yang bermanfaat. Salah satu metode yang digunakan adalah proses transesterifikasi, di mana minyak jelantah direaksikan dengan alkohol dan katalis untuk menghasilkan biodiesel.

 Biodiesel ini dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil. Selain itu, minyak jelantah juga dapat diolah menjadi sabun dan lilin, serta dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri kosmetik dan farmasi (Lubis & Mulyati, 2019). 

Dengan mendaur ulang minyak jelantah, kita tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga menciptakan produk baru yang bernilai ekonomis dan lebih berkelanjutan.

Dalam artikel ilmiah populer ini, saya akan mengeksplorasi berbagai metode dan teknologi yang digunakan untuk mengolah minyak jelantah menjadi produk baru yang bermanfaat. Saya akan menyajikan informasi terkini dari berbagai sumber terpercaya, termasuk jurnal ilmiah, laporan penelitian, dan wawancara dengan para ahli di bidang ini. Selain itu, saya juga akan membahas dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh pembuangan minyak jelantah secara sembarangan, serta manfaat yang dapat diperoleh dengan mendaur ulang minyak jelantah secara bijak.

Pembuangan minyak jelantah secara sembarangan ke lingkungan dapat menimbulkan dampak yang sangat merugikan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tchobanoglous et al. (1991), kandungan minyak dan lemak dalam air limbah dapat menyebabkan penyumbatan saluran pembuangan dan menghambat proses pengolahan air limbah secara biologis. 

Selain itu, minyak jelantah yang terbuang ke tanah dapat mencemari air tanah dan merusak struktur tanah, sehingga menurunkan kesuburan tanah dan mengganggu pertumbuhan tanaman. Dampak lain yang tidak kalah penting adalah terganggunya ekosistem perairan, di mana minyak jelantah dapat membentuk lapisan Film di permukaan air, menghambat difusi oksigen, dan menyebabkan kematian organisme air seperti ikan dan plankton (Sharma et al., 2021).

Oleh karena itu, mendaur ulang minyak jelantah menjadi produk baru yang bermanfaat merupakan solusi yang sangat penting untuk mengatasi masalah lingkungan ini. Salah satu produk yang sangat potensial adalah biodiesel, yang dapat dihasilkan melalui proses transesterifikasi minyak jelantah dengan alkohol dan katalis. 

Biodiesel ini memiliki karakteristik yang mirip dengan solar konvensional, namun lebih ramah lingkungan karena memiliki emisi gas buang yang lebih rendah dan dapat diperbaharui. Selain itu, minyak jelantah juga dapat diolah menjadi sabun dan lilin dengan cara mengonversi trigliserida menjadi sabun dan mengekstraksi fraksi stearin untuk membuat lilin (Gergory, 2015). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun