Mohon tunggu...
nandira anggraini
nandira anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya nandira anggraini lulusan SMAN 4 Jakarta dan melanjutkan pendidikan di Universitas Gunadarma

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akses terhadap Air dan Sanitasi di Afrika

25 Januari 2024   22:15 Diperbarui: 25 Januari 2024   22:16 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perubahan Iklim: 

Perubahan iklim dapat berdampak pada siklus air dan menyebabkan kekeringan atau banjir. Hal ini dapat mempersulit akses terhadap air bersih di beberapa wilayah.

Kurangnya Kesadaran dan Pendidikan: 

Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan akses terhadap air bersih juga berperan penting. Kurangnya pengetahuan atau kesadaran dapat menghambat praktek-praktek sanitasi yang baik.

Selain itu, untuk mengatasi tantangan sanitasi, negara-negara Afrika dapat mempertimbangkan teknologi bio-digesti yang cocok untuk lingkungan yang kekurangan air. Misalnya, Asosiasi Air dan Sanitasi Zambia (WASAZA) telah meningkatkan upaya untuk mendukung sekolah mengembangkan dan membangun jamban biologis sanitasi yang menggunakan teknologi bio-pencernaan untuk mengolah limbah organik dan feses.

APET percaya bahwa peningkatan fasilitas jamban biologis berpotensi meningkatkan sanitasi di sekolah-sekolah di Afrika, bahkan di komunitas yang kekurangan air. Untungnya, jamban bio juga dapat menyediakan energi biogas untuk digunakan dalam memasak makanan bagi berbagai komunitas. Selain itu, limbah bio-jamban juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kaya nutrisi untuk keperluan pertanian.

APET juga mendorong negara-negara untuk mempertimbangkan teknologi pemanenan air yang lebih baik yang dapat meningkatkan pasokan dan keamanan air. Oleh karena itu, teknologi dan praktik pengelolaan pengambilan air asli dapat diadopsi oleh negara-negara Afrika untuk mengatasi ketersediaan air di wilayah yang kekurangan air. Pertimbangan tersebut dapat mencakup sistem tangkapan air permukaan dan sistem pengelolaan pengambilan air tanah. Teknologi pengambilan dan pengangkutan air yang biasa digunakan di Maroko, Spanyol, Suriah, Iran, serta Asia Tengah dan Timur dapat membantu masyarakat Afrika yang kekurangan air untuk memperoleh air portabel untuk keperluan rumah tangga dan irigasi, bahkan di tengah curah hujan rata-rata dengan pola yang tidak menentu.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun